Harga Jagung Tak Kunjung Turun, Bulog Akan Distribusikan 20 Ribu Ton Jagung Pakan

Bulog Akan Distribusikan 20 Ribu Ton Jagung Pakan ke Pasaran (Foto: Perum Bulog)

JAKARTA - Perum Bulog dikabarkan akan mendistribusikan sebanyak 20 ribu ton jagung pakan ke pasaran. Kebijakan ini dilakukan seiring datangnya puluhan ribu ton jagung pakan itu di Pelabuhan Terminal Teluk Lamong Surabaya, Jawa Timur, Rabu 15 November 2023. 

Pendistribusian jagung pakan tersebut dilakukan untuk menstabilkan harga komoditas jagung pakan di pasaran. “Jagung pakan impor ini akan segera dijual ke peternak sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah,” kata Budi Waseso dalam keterangannya, Rabu 15 November 2023. 

Pendistribusian dilakukan di tengah harga jagung yang tidak kunjung turun. Budi mengatakan Bulog telah mengantongi daftar peternak yang berhak atas jagung pakan tersebut. “Kami optimistis dengan impor ini harga jagung pakan bisa segera turun,” ujarnya. 

Budi menyebut keputusan pemerintah melakukan impor jagung sebab harga di pasaran yang tidak kunjung turun. Diketahui Rata-rata harga jagung pakan di tingkat peternak secara nasional di atas Rp7.000 per kilogram. Sedangkan harga acuan dari pemerintah hanya Rp5.500. 

Budi menyebut Jawa Timur merupakan daerah yang membutuhkan jagung pakan terbesar. Dia mengaku akan memantau langsung kedatangan 20 ribu ton jagung pakan tersebut di pelabuhan. “Kedatangan perdana dari penugasan tahap pertama sejumlah 250 ribu ton,” ujar Budi. 

Perum Bulog mendapatkan tugas dari pemerintah untuk menyediakan hingga 500 ribu ton jagung. Tidak hanya jagung pakan saja, Perum Bulog mendapatkan tugas untuk melakukan impor beras dari pemerintah. 

Tujuannya serupa untuk cadangan pangan di dalam negeri dan menstabilkan harga. Sebanyak 3.500 ton Beras impor asal Kamboja telah tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Kamis, 2 November 2023. Ribuan beras impor tersebut selanjutnya akan disimpan di gudang Perum Bulog Jawa Tengah yang berada di Kota Semarang. 

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo mengatakan, impor beras kali ini merupakan yang pertama kali setelah 11 tahun nota kesepahaman antara Indonesia dan Kamboja ditandatangani. Arief menekankan bahwa beras yang diimpor dari Kamboja tersebut memiliki kualitas yang sangat baik.

Namun ribuan beras impor tersebut tidak serta-merta langsung dijual secara bebas. Arief menegaskan beras impor tersebut diharuskan menjadi cadangan pemerintah yang akan dikelola oleh Bulog

Ribuan beras impor tersebut akan digunakan oleh Bulog dalam rangka penugasan pemerintah, seperti penyediaan bantuan pangan, pelaksanaan gerakan pangan murah, serta stabilisasi pasokan dan harga pangan, yang bertujuan untuk menjaga tingkat inflasi dalam negeri.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Khafidz Abdulah Budianto pada 15 Nov 2023 

Editor: Redaksi
Bagikan

Related Stories