Hasil Ikan Baru 211.821 Ton, Pemprov Sumbar Siap Garap Potensi Budidaya Ikan Seluas 3100 Ha

Ilustrasi. Hasil tangkapan nelayan di Aceh. Foto: Serambinews

Potensi ekonomi kemaritiman di Provinsi Sumatra Barat sejauh ini dinilai belum digarap secara maksimal.

Di Sumbar, luas lahan perairan umum seluas 69.806 hektar lebih yang terdiri dari danau, sungai, telaga, dan rawa, yang tersebar pada 19 kabupaten dan kota.

Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan berbicara soal ekonomi kemaritiman, memang di Sumbar memiliki potensi yang besar. Karena kelautan dan perikanan selama ini mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian daerah termasuk nasional.

"Perlu adanya komitmen dan sinergitas untuk memanfaatkan potensi yang ada itu. Selain itu perlu mengambil langkah untuk menarik investor agar terkelola secara maksimal," katanya, dalam Rakor Pemerintahan Daerah yang digelar di Padang, Minggu 28 Maret 2021.

Mahyeldi menyebutkan bahwa sektor kemaritiman mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sektor lain, khususnya sumberdaya perikanan laut.

Pada hakikatnya tidak dapat dibatasi berdasarkan wilayah administrasi dan bersifat terbuka dalam pemanfaatannya. Karena sumber daya perikanan laut tropis memiliki banyak spesies yang relatif terbatas jumlahnya.

"Saat ini nilai produksi perikanan laut Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Sumbar berhasil dicapai sebesar 211.821 ton lebih," ujarnya.

Sehingga, usaha perikanan yang masih berpeluang untuk dikembangkan adalah untuk investasi skala menengah dan besar yakni penangkapan ikan tuna di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tanpa bersaing dengan nelayan tradisional di pinggir pantai.

Menurutnya dari luas perairan umum yang ada di Sumbar itu, yang mempunyai potensi untuk perikanan budidaya adalah sebesar 3.100 hektar.

Mahyeldi menyebutkan selama ini semua lahan perairan umum tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk usaha penangkapan ikan dalam skala kecil.

"Artinya baru sebagian kecil yang dimanfaatkan untuk budidaya ikan," jelasnya.

Secara garis besar potensi sumberdaya kelautan Sumbar dapat dibagi atas dua jenis potensi, yang pertama adalah sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources) seperti hutan bakau (mangrove), terumbu karang, padang lamun, rumput laut, kawasan konservasi taman laut, dan pulau-pulau kecil.

Lalu yang kedua sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) seperti mineral dan bahan-bahan tambang yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan berbagai keterbatasan baik eksplorasi maupun eksploitasi.

Selain itu, juga terdapat berbagai macam potensi kelautan lainnya seperti pariwisata (wisata bahari), industri bahari, industri maritim, energi OTEC (Ocean Technology Energy Convention) dan lain-lain.

"Saya berharap bupati dan wali kota dapat menghasilkan rumusan-rumusan kebijakan terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produktivitas di bidang kemaritiman di Sumbar," pinta dia. (rilis)

Bagikan

Related Stories