Hooglee Media Sosial Video dengan Teknologi AI dari Mantan Bos Google

Apa Itu Hooglee, Medsos Video Berbasis AI yang Dibuat Mantan CEO Google (mezha.media)

JAKARTA – Eric Schmidt, mantan CEO Google, dilaporkan tengah mengembangkan perusahaan rintisan kecerdasan buatan bernama Hooglee.

Perusahaan baru ini dikatakan akan berfokus pada pengembangan platform media sosial berbasis video yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Saat ini, situs resmi Hooglee sudah dapat diakses melalui alamat hooglee.com.

Di situsnya, Hooglee menyampaikan misinya untuk "mengubah cara orang terhubung melalui kekuatan AI dan video" dengan menciptakan solusi inovatif yang dapat mendekatkan orang, menyederhanakan komunikasi, dan meningkatkan interaksi antar pengguna.

Dilansir dari Mezha, Kamis, 16 Januari 2025, selain informasi mengenai karier dan dukungan pelanggan, situs tersebut tidak banyak memberikan informasi terkait Hooglee. Situs ini juga tidak mencantumkan nama pendiri atau anggota timnya.

Hooglee disebut-sebut dipimpin oleh Sebastian Thrun, mitra lama Schmidt dan tokoh terkemuka di sektor teknologi Silicon Valley.

Thrun memiliki rekam jejak yang luas, termasuk mendirikan Google X, unit yang mengembangkan mobil otonom Waymo. Thrun juga mengelola Project Eagle, proyek teknologi militer yang didukung Eric Schmidt, yang fokusnya pada pengembangan dan pemanfaatan drone canggih untuk keperluan militer.

Tim Hooglee dikabarkan juga terdiri dari mantan peneliti AI dari Meta Platforms Inc. serta individu-individu yang pernah terlibat dalam proyek-proyek sebelumnya yang didukung oleh Schmidt.

Hooglee adalah proyek AI pertama yang digagas Schmidt secara pribadi setelah berinvestasi di sejumlah perusahaan AI seperti Anthropic dan SandboxAQ. Schmidt, yang diperkirakan memiliki kekayaan US$26,2 miliar, juga telah mendanai program hibah OpenAI dan lembaga nirlaba FutureHouse, yang didedikasikan untuk penelitian AI.

Menurut beberapa sumber, Hooglee akan menjadi gabungan perangkat lunak pembuatan video AI dan jejaring sosial. Meskipun detail spesifiknya masih belum diketahui, beberapa karyawan Schmidt menyebut perusahaan rintisan itu sebagai alternatif TikTok.

Jika ini benar, Hooglee berpotensi bersaing dengan pemain besar seperti TikTok, Sora dari OpenAI, dan generator teks-ke-video milik Runway AI Inc. Jika Hooglee lebih fokus pada video berbasis AI, startup ini akan bersaing dengan Google, yang saat ini memiliki generator video AI canggih dan populer di pasar, yaitu Veo 2.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 16 Jan 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 22 Jan 2025  

Editor: Redaksi Daerah
Redaksi Daerah

Redaksi Daerah

Lihat semua artikel

Related Stories