Ekonomi
IHSG Berpotensi Tembus 7.000 pada Senin 21 Februari 2022
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menyentuh level 7.000 pada kuartal I-2022. Hal ini usai berturut-turut cetak rekor tertinggi beberapa hari terakhir.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, IHSG dapat menembus level 7.000 karena diiringi oleh berbagai sentimen positif yang mendorong pergerakan Indeks untuk mencetak rekor terbarunya.
"Kalau menurut saya pergerakan IHSG optimis bisa tembus 7.000 di Februari, karena kalau melihat dari analisa teknikal memang pergerakan IHSG sudah mulai terlihat pada area up channel," ujar nafan pada TrenAsia.com Senin, 21 Februari 2022.
Selain itu adanya aksi net buy asing yang melakukan aksi akumulasi, berdampak pada indeks yang mengalami net buy asing positif, hal tersebut terjadi karena pasar memfaktorkan komitmen pemerintah dalam rangka menjaga tingkat stabilitas fundamental markroekonomi domestik yang berkesinambungan.
- Audy Joinaldy Explore Potensi Wisata Kepulauan Mentawai
- BEI Ungkap, Sepanjang 2022 Total Pendanaan IPO Rp2,1 Triliun dari 7 Emiten
- Ustadz Syafiq Riza Basalamah: Manusia itu Lemah Kesabarannya
Hal ini dapat terlihat dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) yang akselerasi di 5,02% pada kuartal IV-2021. Apalagi didukung oleh kenaikan di bidang indutri, perdagangan, pertambangam, konsumsi hingga infestasi.
Nafan menambahkan, saat ini PDB per kapita Indonesia telah mencapai 4.135US$ yang termasuk kedalam upper middle income economies.
Kemudian, menguatnya surplus Indonesia yang dirilis BI (Bank Indonesia) berhasil mencatatkan kenaikan sebesar US$13,5 miliar atau Rp193 triliun pada kuartal IV-2021.
"Maka kita akui bahwa kenaikan IHSG ini dipengaruhi oleh faktor fundamental ekonomi domestik yang menunjukan kinerja yang solid, aksi net buy asing terus mengalir, dan kenaikan harga komoditas, hal ini juga dibarengi dengan rilis data laporan keuangan emiten," ujarnya.
Dirinya meyakini bahwa rilis laporan keuangan tahunan emiten akan memperoleh hasil yang baik, yang mana sektor perbankan menjadi sektor yang paling berpengaruh secara signifikan dalam pergerakan IHSG.
Di sisi lain, katalis negatif datang dari konflik antara Rusia dan Ukraina tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan IHSG, hal ini terjadi karena Indonesia memiliki inflasi yang stabil, serta dapat diuntungkan dengan kenaiakan dari harga komoditas.
“Selama IHSG masih mendapatkan katalis positif serta net buy asing, saya meyakini Indeks akan tetap bertahan dengan tren positifnya,” kata Nafan.
Lalu, kebijakan pemerintah dalam menangani COVID19 dengan melakukan gas dan rem di masa pandemi, dianggap berhasil oleh pelaku pasar asing, sehingga memberikan dampak positif pada pergerakan Indeks. (TrenAsia.com)