Indonesia Catat Kinerja Ekspor Terburuk dalam 3 Tahun

Suasana bongkar muat di area PT IPC Petikemas, Tanjung Priok 2, Jakarta, Selasa, 26 Oktober 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (trenasia.com)

Indonesia mencatat kinerja pertumbuhan ekspor terburuk selama hampir 3 tahun terakhir. Pada Maret 2023, nilai ekspor nasional sebesar US$23,5 miliar atau terkontraksi sebesar 11,3% year-on-year (yoy).

Berdasarkan komoditas, tiga komoditas ekspor utama Indonesia yaitu bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati, serta besi dan baja mengalami kontraksi masing-masing sebesar 1,8% yoy, 28,2% yoy, dan 10,2% yoy.

Sementara itu pada periode yang sama, impor tercatat sebesar US$20,6 miliar, atau mengalami kontraksi sebesar 6,3% yoy. Berdasarkan penggunaan, impor barang konsumsi dan bahan baku turun masing-masing sebesar 2,9% yoy dan 11,2% yoy. 

Sementara itu, impor barang modal tumbuh cukup tinggi sebesar 18,5% yoy. Hal tersebut menyebabkan surplus perdagangan menyusut di bulan Maret tahun ini menjadi US$2,9 miliar, terendah dalam 10 bulan terakhir.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan memprediksi bahwa perekonomian global akan terus melambat sepanjang tahun ini. 

“Perlambatan ekonomi global akan menyebabkan perlambatan perdagangan antar negara di dunia, yang juga akan berdampak pada penurunan harga komoditas dan kinerja ekspor Indonesia,” ujarnya dalam sebuah riset yang dirilis Selasa, 18 April 2023.

Di sisi lain, Rully juga meyakini ekonomi domestik akan melambat. Hal ini, katanya, akan berdampak kepada penurunan impor. “Oleh karena itu, kami masih yakin neraca perdagangan akan tetap surplus tahun ini,” pungkasnya. (TrenAsia.com)

Editor: Egi Caniago
Bagikan

Related Stories