Ini Tanggapan WALHI Sumbar Soal Hadirnya Bank Eco Enzyme di Padang

Eco Enzyme produksi Bank Sampah Andalas Padang.

Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumatera Barat menyambut baik hadirnya Bank Eco Enzyme yang telah diluncurkan oleh Pemerintah Kota Padang, sebagai rangkaian dari memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021.

Kepala Departemen Kajian Advokasi dan Kampanye WALHI Sumatera Barat Tomi menyampaikan bicara soal kerusakan lingkungan, dapat terlihat mulai dari daerah hulu sungai hingga bermuara ke laut.

Artinya kehadiran Eco Enzyme itu tidak hanya terbatas penggunaannya untuk disinfektan saja, tapi juga mampu memulihkan kualitas lingkungan seperti air yang tercemar.

"Upaya ini harus tetap dilakukan secara continue, dan butuh dukungan dari Pemerintah Kabupaten/Kota serta Provinsi," ujarnya, Selasa 8 Juni 2021.

WALHI Sumatera Barat juga berharap kegiatan tersebut dapat direplikasi juga oleh masyarakat di daerahnya lain sebagai kontribusi dalam menjaga lingkungan.

Sementara itu, Direktur Bank Sampah Syaifuddin Islami munculnya ide eco enzyme itu setelah adanya nasabah Bank Sampah Andalas terhenti menabung akibat pandemi COVID-19.

Melihat kondisi yang demikian, pengurus pun mulai berfikir bahwa pemilahan dan pengolahan sampah tetap harus berjalan sebagaimana mestinya.

"Akhirnya ditemukanlah solusi teknologi tepat guna sederhana yang melibatkan masyarakat yaitu pengolahan kulit buah dan potongan sayuran menjadi larutan eco enzyme," jelasnya.

Sehingga larutan tersebut juga bisa menjadi industri turunan yang dapat meningkatan penghasilan masyarakat nantinya. Eco Enzyme ini adalah temuan dari dr. Rosukon dari lembaga pertanian organik thailand.

"Dari dr Rosukon menjelaskan, jika dihitung dari timbulan sampah yang ada di rumah tangga, maka lebih dari 50 % adalah jenis sampah organik," ungkapnya.

Dia menjelaskan dari total sampah organik, maka kulit buah dan potongan sayuran ini menjadi porsi yang besar hingga mencapai 50%.

Formula Eco Enzyme menggunakan rumus 1:3:10. 1 bagian adalah gula merah, 3 bagian kulit buah/potongan sayuran/dedaunan, 10 bagian air.

"Ketiga bahan ini di fermentasi selama tiga bulan untuk mendapatkan hasil berupa eco enzyme," ujarnya.

Di Indonesia perkembangan komunitas Eco Enzyme di inisiasi oleh komunitas Eco Enzyme Nusantara. Pada bulan Mei tahun 2020 lahirlah Komunitas Eco Enzyme Sumatera Barat yang mengayomi komunitas eco enzyme yang ada di kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Barat.

Adanya banyak kegiatan sosialisasi dan edukasi Eco Enzyme di berbagai daerah yang membutuhkan Eco Enzyme menjadi awal muncul ide untuk mendirikan lembaga Bank Eco Enzyme yang berfungsi sebagai lembaga penyedia Eco Enzyme bagi aktivitas atau kegiatan lingkungan nantinya.

Eco Enzyme bisa memberi manfaat pada tanah, air dan udara. Eco Enzyme bisa menjadi penyubur tanah sebagai dekomposer, bisa sebagai filter air, menurunkan asap dalam ruangan, menurunkan efek gas rumah kaca, bisa sebagai filter udara dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga seperti sabun cuci piring, cuci baju, sampo dan lain sebagainya.

Mengingat banyaknya manfaat dari fermentasi sampah ini, telah dilakukan rangkaian kegiatan diantaranya sosialisasi dan praktek pembuatan Eco Enzyme di masyarakat, tuang Eco Enzyme ke perairan, demplot tanaman bawang merah dan strawberry.

Untuk filter udara akan dilakukan satu kegiatan dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2021. Momen peringatan hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati dengan melakukan launching Bank Eco Enzyme Padang dan penyemprotan eco enzyme di Kecamatan Padang Timur Kota Padang.

Bank Eco Enzyme Padang sudah terdaftar di perkumpulan Eco Enzyme Nusantara pada urutan nomor 8 dari total 24 bank eco enzyme yang di lauching pada hari lingkungan hidup.


Related Stories