Nasional
Inilah Daftar Perusahaan Asing yang Tidak Jadi Investasi di Indonesia
JAKARTA - Negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Apple Inc. terkait pemenuhan investasi berjalan alot, menciptakan polemik tersendiri. Kedua belah pihak sama-sama bersikeras mempertahankan keinginan masing-masing, sehingga belum mencapai kesepakatan.
Pemerintah menuntut Apple untuk merealisasikan investasi besar di Indonesia sebelum produk unggulannya, iPhone 16, dapat masuk ke pasar domestik. Namun, hingga saat ini, Apple belum merealisasikan investasi tersebut, yang menyebabkan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) belum dikeluarkan.
Apple menyatakan rencananya untuk mengajukan proposal investasi senilai US$1 miliar atau sekitar Rp16 triliun. Proposal ini mencakup rencana menjadikan Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok global untuk AirTag, dengan membangun pabrik aksesori iPhone melalui vendor lokal di Batam.
- Bank Kustodian BRI Raih Sertifikasi Syariah, Siap Tingkatkan Pengelolaan Aset Nasabah
- Darurat! 421 Cekungan Air Tanah di Indonesia Sudah Rusak
- Prabowo Masuk Daftar 10 Pemimpin Dunia Paling Berpengaruh, Ini Kebijakannya yang Menjadi Sorotan
Sebelum Apple, ternyata perusahaan asing lain juga maju mundur sebelum akhirnya membatalkan investasinya di Indonesia. Berikut beberapa perusahaan yang hengkang dari Indonesia.
Perusahaan Asing yang Batal Investasi di Indonesia
BASF dan Eramet
Dua perusahaan Eropa ini sebelumnya berencana membangun proyek Sonic Bay di Maluku Utara dengan investasi sebesar US$2,4 miliar. Namun, mereka memutuskan mundur karena perubahan kondisi pasar nikel global, khususnya terkait jenis nikel yang digunakan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Foxconn
Perusahaan komponen elektronik asal Taiwan ini pernah berencana membangun pabrik baterai kendaraan listrik senilai US$8 miliar di Indonesia. Namun, rencana tersebut belum terealisasi, diduga karena keputusan investasi Foxconn sangat dipengaruhi oleh kebijakan Apple, yang juga batal berinvestasi di Indonesia.
SoftBank
Pada tahun 2020, SoftBank asal Jepang dikabarkan akan menjadi salah satu investor dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan dengan nilai proyek mencapai US$40 miliar.
Dilansir dari Bloomberg, Pendiri SoftBank Masayoshi Son mengatakan pihaknya tidak akan melakukan investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara karena akan mengalihkan fokusnya ke Timur Tengah dan Cina.
Tesla
Perusahaan kendaraan listrik asal Amerika Serikat ini menunjukkan minat pada pasar Indonesia, mengingat cadangan nikel yang besar. Namun, hingga kini belum ada investasi besar yang terwujud, dengan alasan infrastruktur yang belum memadai serta regulasi yang tidak menentu terkait kendaraan listrik.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 09 Jan 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 10 Jan 2025