Ekonomi
Juni 2022, Ini 5 Aset Kripto yang Diprediksi Akan Bearish Menjelang
Menjelang bulan Juni 2022, ada lima aset kripto yang diprediksi akan mengalami bearish.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, saat ini pergerakan pasar kripto masih tampak statis, dan hal itu akan berlaku untuk beberapa waktu mendatang.
Secara umum, saat ini mayoritas aset kripto belum menunjukkan penguatan harga yang signifikan karena belum ada sentimen positif yang mampu mendongkrak aksi pembelian.
Menurut Afid, sebagian besar investor masih belum terlalu optimis di instrumen kripto karena ancaman ketidakpastian makroekonomi yang masih membayangi sehingga aset-aset pun belum mampu menyentuh level resistance.
Ada tiga situasi makroekonomi yang yang saat ini membuat pasar kripto tertekan dan sulit untuk memasuki fase bull run, yaitu inflasi tinggi yang terjadi di sejumlah negara, potensi resesi ekonomi, dan kebijakan moneter suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve System/The Fed).
"Menyikapi hal tersebut, investor akan bergerak menuju aset yang lebih aman. Namun, ada sedikit kecenderungan investor akan mengambil sikap akumulasi buy the dip yang mungkin bisa menopang laju kripto di jangka pendek," kata Afid melalui keterangan Tokocrypto, Rabu, 25 Mei 2022.
Sementara itu, Afid menilai saat ini cukup bagus untuk melakukan trading di altcoin ketimbang aset-aset kripto berkapitalisasi besar seperti Bitcoin.
Berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Rabu, 25 Mei 2022 pukul 19.40 WIB, Bitcoin (BTC) berada di level harga US$29.490 atau setara dengan Rp431,8 juta dalam asumsi kurs Rp14.645.
Menjelang bulan Juni 2022, inilah lima aset kripto yang diprediksi Afid akan melaju di tren bearish.
1. Beta Finance (BETA)
Beta Finance adalah platform pinjaman aset kripto dan decentralized finance (DeFi) yang menggunakan BETA sebagai mediumnya.
Afid memperkirakan BETA masih akan mengalami penurunan harga karena sudah mengalami overbought.
- iPhone 14 Segera Meluncur Nih, Siapkan Dana
- Siap-siap Dipinang Nih! 5 Aset Kripto Ini Diprediksi Akan Bullish Menjelang Juni 2022
- Laba Bersih Pizza Hut (PZZA) Turun 51,97 Persen
- Kepala Arsip Nasional RI: Mengelola Arsip Harus Punya Fundamen Moral
"Dari analisis teknikal, terlihat saat ini BETA sudah sampai titik jenuh atau overbought. Penurunan harga akan terjadi ke US$0,12 (Rp1.757) atau sekitar 23% dan bisa anjlok ke level support-nya US$0,07 (Rp1.025) selama beberapa hari ke depan," kata Afid.
BETA saat ini berada di peringkat ke-364 dengan kapitalisasi pasar sebesar US$61,67 juta (Rp903,15 miliar) dan berada di harga US$0,1539 (Rp2.253).
2. Anchor Protocol (ANC)
Anchor adalah protokol pinjam-meminjam yang berjalan di jaringan Terra. ANC adalah token utilitas dan tata kelola yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam jaringan, pinjam-meminjam, dan mendapatkan bunga.
Afid memprediksi ANC kembali terjebak dalam fase bearish karena penolakan proposal pemotongan hasil oleh para pemegang token.
"ANC kemungkinan besar akan masuk bearish. Dari segi analisis teknikalnya ANC tidak ada harapan lagi untuk bullish. ANC bisa terus turun bahkan bisa mencapai harga di bawah US$0,3 (Rp4.393)," kata Afid.
ANC saat ini menempati peringkat ke-260 dengan kapitalisasi pasar US$106,09 juta (Rp1,55 triliun) dan berada di posisi harga US$0,3044 (Rp4.457).
3. Elipsis (EPX)
Elipsis adalah aset kripto yang beroperasi di platform BNB Smart Chain (BEP-20) yang pada 31 Maret lalu telah melakukan migrasi token dari Ellipsis (EPS) ke Ellipsis (EPX).
Afid melihat EPX bisa masuk ke fase bearish karena sudah melampaui titik jenuh atau overbought.
"EPX bisa turun harganya kalo dilihat dari analisis teknikalnya. Penurunan dapat terjadi sekitar 15% menuju harga US$0,0022 (Rp32) tapi masih jauh dari level support-nya yang berada di US$0,0015 (Rp21,9)," ungkap Afid.
Saat ini, EPX berada di peringkat ke-2812 dengan informasi kapitalisasi pasar EPX tidak tersedia dan menempati posisi harga US$ US$0,001979 (Rp28,9).
- 5 Aset Kripto Ini Diprediksi Akan Bearish di Minggu Keempat Mei 2022
- Rogoh Kocek Rp3,5 Triliun, Sinar Mas Land Beli Gedung di Pusat Kota London
- Rogoh Rp6,05 Triliun, Jalan Tol Indrapura-Kisaran Ditarget Rampung Akhir 2022
4. Perpetual Protocol (PERP)
Perpetual adalah protokol yang dapat digunakan untuk memperdagangkan kontrak perpetual dengan dana pinjaman.
PERP adalah ERC-20 native token dari Perpetual Protocol yang digunakan sebagai token tata kelola dan untuk keperluan staking.
"PERP telah mencoba untuk bergerak naik, namun tampaknya gagal dan akan terus alami penurunan. PERP bisa turun hingga harga US$1,16 (Rp16.988) atau 17% dari US$1,42 (Rp20.795)," jelasnya.
PERP saat ini berada di peringkat ke-271 dengan kapitalisasi pasar US$102,9 juta (Rp1,5 triliun) dan menempati harga US$1,35 (Rp19.770).
5. Automata Network (ATA)
Automata Network adalah protokol yang menyediakan lapisan privasi middleware untuk decentralized app (DApp) di beberapa jaringan blockchain.
Afid mengatakan, kripto ATA telah mengalami penurunan yang cukup signifikan pada pekan lalu dan sempat berusaha berkonsolidasi namun gagal.
"ATA gagal menuju level resistance-nya di US$0,26 (Rp3.807) sehingga sulit untuk bull run. ATA kemungkinan akan terus turun dari harga saat ini US$0,18 (Rp2.636) menuju US$0,16 (Rp2.343) atau turun sekitar 13%," ucap Afid.
Saat ini, ATA berada di peringkat ke-551 dengan kapitalisasi pasar US$28,3 juta (Rp414,4 miliar) dan berada di posisi harga US$0,1644 (Rp2.407). (TrenAsia.com)