Luar Biasa, Penghasilan Usaha Sarang Walet di Mentawai Menggiurkan

Sarang burung walet/Foto: Ist

MENTAWAI - Masyarakat di Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, saat ini banyak menjalani usaha sebagai petani sarang burung walet. Bicara soal penghasilan, omzet dari usaha ini terbilang sangat menggiurkan. 

Yusman BJM, salah seorang petani sarang burung walet di Siberut Selatan, mengatakan, usaha burung walet baru dimulai beberapa pada bulan lalu. Saat ini dia memiliki dua bangunan sarang burung walet.

Ia mengaku bawah bertani sarang burung walet, dapat dijadikan salah satu pilihan usaha yang banyak dilirik, karena keuntungan yang bisa diraup, bisa mencapai puluhan juta, ratusan juta, dan bahkan bisa meraup miliaran rupiah.

"Caranya itu, perlu ada bangunan tinggi yang tinggi sebagai tempat para burung walet untuk singgah. Supaya burung walet nya datang, maka dibunyikanlah dengan suara rekaman kicauan burung walet yang nyaring terdengar. Dengan demikian, akan banyak burung walet yang singgah ke dalam bangunan itu," jelasnya, seperti dikutip dari laman resmi Pemkab Mentawai, Senin 20 Juli 2020.

Yusman juga menyebutkan asal mula berdirinya bangunan burung walet itu, awalnya bukanlah bertujuan untuk buka usaha sarang burung walet, melainkan tujuan untuk mendirikan bangunan ialah membuat penginapan. Hal ini dikarenakan Mentawai merupakan daerah tujuan wisatawan asing, sehingga memulai usaha penginapan terbilang cukup menjanjikan.

"Awalnya sebenarnya kita mau membuat penginapan, namun karena beberapa pertimbangan, akhirnya kita memilih membuat sarang burung walet," katanya.

Ia menuturkan bahwa pada bangunan sarang burung walet perlu menyiapkan dan mengatur kondisi ruangan yang membuat walet nyaman dan mau hinggap di sana.

Diantaranya, pengaturan cahaya, penyemprotan, settingan rekaman suara burung walet, pengaturan suhu atau kelembaban ruangan, membuat tempat menempelnya sirip walet, dan lainnya.

"Kadang datang. Prosesnya lama, kadang setelah sekira 4 tahun baru bisa panen sekian ons," katanya.

Harga jual liur burung walet yang kaya manfaat dan fungsi, kata Yusman, sekira Rp10 juta per kilogram kepada pengumpul dari kota Padang. "Kita sudah sempat panen dan baru mendapat setengah kilo sekali tiga bulan," ujar dia.

Kendati terlihat manisnya hasil usaha sarang burung walet ini, kendala yang dihadapi ialah adanya hama, seperti tikus dan kecoak. Hal ini mengingat posisi sarang berada di sudut-sudut dinding.

"Soal hama itu, kita terus berupaya agar tikus dan kecoak itu tidak merajalela. Caranya, setiap harinya perlu dipantau terus bangunan untuk sarang burung waletnya," sebut Yusman.

Bagikan

Related Stories