Mambaca Tantangan dan Prospek Perempuan di Dunia Blockchain, Kripto, dan NFT

insuranceday.com

Blockchain, kripto, dan non-fungible token (NFT) hingga saat ini masih identik dengan maskulinitas sebagaimana sektor teknologi lainnya karena dominasi laki-laki yang masih cukup signifikan. Hal itu pun dapat menimbulkan tantangan tersendiri bagi perempuan untuk terjun ke dalam ekosistem digital tersebut meskipun bukan berarti tidak ada prospek di dalamnya. 

Pengacara dan konsultan blockchain serta Founder Your Crypto Babe dan Gamesta Guild Mega Septiandara mengakui bahwa perempuan memiliki sejumlah tantangan untuk masuk ke dunia kripto. Selain dominasi laki-laki, keterbatasan informasi dan pengetahuan pun dinilainya menjadi hambatan bagi perempuan untuk mendalami dunia kripto, blockchain, dan NFT. 

Menurut Mega, dominasi laki-laki di dunia kripto pada kasus tertentu mendorong para perempuan untuk membangun jaringan atau bergabung dengan komunitas sebagai dukungan untuk memudahkan akses informasi dan pengetahuan seputar kripto.

“Untuk challenge pribadi menurut aku itu memang industri ini overwhelming banget dan aku berusaha buka internet it’s like jungle, susah banget untuk baca ap aitu blockchain, itu kayak nggak ada yang bisa jelasin secara simpel. Jadi cara untuk atasinya itu kita harus punya teman atau gabung komunitas yang bisa support kita,” kata Mega dalam acara diskusi Women in Crypto & NFT bersama Tokocrypto, Selasa, 1 Maret 2022. 

Seorang pengusaha muda, kreator konten, dan peminat blockchain, Cath Halim, mengatakan, perempuan yang ingin masuk ke ekosistem kripto harus lebih aktif di komunitas dan menggali pengetahuan yang lebih mendalam. 

Pasalnya, menurut Cath, dalam dunia kripto, blockchain, dan NFT banyak istilah yang tidak mudah dipahami oleh perempuan pada umumnya karena adanya ketimpangan gender yang selama ini terjadi di sektor-sektor teknologi.

“Bahasa-bahasa yang digunakan di dunia ini lumayan intense. Tapi, seniman mau berkarya dan belajar tentang NFT, bisa join komunitas. Pasti ada tips yang dibagikan untuk orang yang baru mau berkarya di NFT,” ujar Cath. 

Sementara saat ini dunia kripto masih didominasi oleh laki-laki, Cath mengatakan bahwa saat ini dalam dunia teknologi blockchain sebenarnya ada cukup banyak prospek yang bisa dieksplorasi oleh perempuan. 

Menurutnya, perempuan tidak perlu takut atau ragu untuk terjun ke ekosistem dengan menggali pengetahuan lewat perspektif-perspektif yang berbeda. 

Kreator konten NFT Aprilia Muktirina pun setuju bahwa keberadaan komunitas merupakan jalan yang penting bagi perempuan untuk terjun ke dunia kripto. 

Aprilia pun mengaku dirinya sempat kebingunan dalam mendigitalisasikan karyanya dalam bentuk NFT sebelum akhirnya bisa mendapatkan keuntungan dari aset digital

“Untungnya ada komunitas yang bantu. Kalo tidak dibantu, mungkin aku sudah banting HP, soalnya ribet. Buat teman-teman yang ingin terjun ke dunia NFT, sebaiknya cari mentor atau masuk ke komunitas biar ada yang kasih semangat,” tutur Aprilia. 

Dalam hal prospek, Mega mengatakan industri kripto tidak hanya berbicara soal keuntungan dari investasi aset kripto, melainkan juga ada potensi yang lebih besar untuk masa depan. 

“Sama seperti kita sebelum kenal media sosial dan awalnya dilihat sebelah mata, dan sekarang semua orang menjadikan media sosial sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam hidup. Hal ini akan terjadi juga pada blockchain dan akan jauh lebih besar,” papar Mega. 

Kemudian, selebritis Nana Mirdad, yang sudah terjun ke dalam investasi kripto, mengatakan bahwa cryptocurrency bisa menjadi prospek bagi perempuan untuk mendapatkan passive income sehingga perempuan bisa menjadi lebih independen dalam urusan finansial. 

“Kita sebagai perempuan di samping punya active income sendiri, penting juga punya passive income. Pemikiran akan masa depan terkadang membuat kita merasa cemas, we have to be smart with our money, sehingga kita semakin bersemangat dalam memenuhi kebutuhan tersebut,” dalam acara diskusi Woman, Education, and Financial yang diselenggarakan Tokocrypto, Rabu, 2 Maret 2022.

Editor: Redaksi
Bagikan

Related Stories