Mayoritas Aset Kripto Masih Menguat

Ilustrasi Trading Bitcoin / Pixabay.com

Mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) masih mengalami penguatan nilai berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Rabu, 2 Maret 2022 pukul 11.45 WIB. Dalam penguatan hari ini, Terra (LUNA) masih memimpin dengan kenaikan yang paling pesat. 

Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan 2,82% dalam sehari dan 17,16% dalam hitungan mingguan. Saat ini, BTC berada di level US$44.450 atau setara dengan Rp637,8 juta dalam asumsi kurs Rp14.350 perdollar AS. Kapitalisasi pasar BTC saat ini senilai US$842,4 miliar (Rp12.088 triliun). 

Di posisi kedua, Ethereum (ETH) tercatat mengalami kenaikan 3,64% dalam sehari dan 14,71% dalam seminggu ke belakang. ETH kini menempati harga US$3.022 (Rp43,3 juta) dengan kapitalisasi pasar senilai US$361,8 miliar (Rp5.191 triliun). 

Sementara itu, stablecoin Tether (USDT) di posisi ketiga mengalami penurunan sebesar 0,01% meski harganya tetap stabil di angka US$1 (Rp14.350), sedangkan USD Coin (USDC) di posisi kelima mengalami kenaikan 0,01% dan berada di harga US$0,9994 (Rp14.341). 

Di antara kedua stablecoin tersebut, Binance Coin (BNB) di posisi keempat terpantau mengalami kenaikan 5,11% dalam sehari dan 10,72% dalam seminggu. Saat ini, BNB menduduki harga US$413,84 (Rp5,93 juta) dengan kapitalisasi pasar senilai US$68,37 juta (Rp981,1 miliar).

Dari posisi keenam sampai ke-10 secara berurutan, XRP tercatat mengalami kenaikan 0,54%, LUNA 7,50%, Solana (SOL) 6,98%, Cardano (ADA) 0,59%, dan Avalanche (AVAX) 1,20%. 

Di antara 10 aset kripto terbesar, LUNA mengalami kenaikan paling tinggi baik dalam hitungan harian maupun mingguan. Dalam sepekan ke belakang, LUNA tercatat mengalami peningkatan nilai sebesar 70,63% dan saat ini menduduki harga US$95,34 (Rp1,36 juta). 

LUNA pun masih berada di jajaran lima top gainers berdampingan dengan THORChain Rune (RUNE) yang mengalami kenaikan sebesar 43,14%, Near Protocol (NEAR) 20,88%, Arweave (AR) 10,44%, dan Anchor Protocol (ANC) 9,99%. 

Setelah mayoritas aset kripto mengalami kemerosotan selama beberapa hari setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina, tren positif kembali terjadi setelah keduanya dikabarkan akan menggunakan mata uang kripto di tengah konflik yang terjadi untuk kebutuhan tertentu.  

Rusia dikabarkan akan menggunakan kripto untuk menghindari sanksi pemblokiran Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), jaringan pembayaran internasional dunia yang digunakan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya. 

Selain itu, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov pun mengumumkan bahwa negaranya menerima donasi dari seluruh dunia dalam bentuk mata uang kripto sehingga terjadi peningkatan volume transaksi cryptocurrency  yang berdampak pada kenaikan harga. 

Editor: Sutan Marajo
Bagikan

Related Stories