Mengejutkan! 7 Kementerian di Dunia dengan Tugas yang Tidak Biasa, dari Seks Hingga Kesepian

7 Kementerian Paling Unik di Dunia: Ada yang Mengurus Kesepian Hingga Toilet! (rjtravelagency)

JAKARTA – Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap negara tentu memerlukan adanya kementerian. Kementerian sendiri adalah sebuah organisasi khusus yang bertanggung jawab atas suatu bidang dalam administrasi umum pemerintahan.

Presiden Prabowo Subianto mengumumkan susunan menteri yang akan membantunya di Kabinet Merah Putih. Beberapa kementerian di era Prabowo dipecah. Ada 48 menteri yang diumumkan Prabowo, Minggu, 20 Oktober 2024. Lalu, sembilan kementerian dipecah menjadi 21 kementerian baru di Kabinet Merah Putih.

Seperti halnya Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dibagi menjadi dua kementerian koordinator baru, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Kementerian Koordinator Masyarakat.

Adapun Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga dibagi menjadi tiga kementerian baru, yaitu Kementerian Hukum, Kementerian Hak Asasi Manusia, dan Kementerian Imigrasi dan Permasyarakatan.

Namun, tahukah kalian? Di berbagai dunia memiliki kementerian unik dan terdengar aneh. Kementerian ini dibentuk sebagai respons terhadap kondisi atau situasi di masing-masing negara. Dengan cara ini, kebijakan negara dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.

Dari Kementerian Kesepian hingga Kementerian Kemajuan Ilmu Pengetahuan, berikut kementerian terunik di dunia. Yuk, simak!

Kementerian Paling Unik di Dunia

Dilansir dari economictimes.indiatimes, berikut kementerian terunik dan aneh di dunia:

1. Kementerian Kesepian, Inggris

Inggris memiliki kementerian yang aneh dan unik, yang dianggap penting bagi negara tersebut. Pada tahun 2018, Perdana Menteri Theresa May membentuk dan mengangkat Tracey Crouch sebagai Menteri Kesepian yang pertama.

Perdana Menteri Inggris Theresa May menunjuk Tracey Crouch sebagai Menteri Kesepian untuk mengatasi isolasi sosial. “Bagi banyak orang, kesepian adalah kenyataan menyedihkan dalam kehidupan modern,” katanya.

Tracey Crouch memahami bagaimana perasaan kesepian yang mendalam. Pengalaman itu muncul setelah ia melahirkan anak pertamanya, Freddie, pada tahun 2016. Anggota parlemen Inggris ini mengungkapkan, ia mulai merasa terasing dari lingkungan sekitarnya. Sebelumnya, Crouch juga telah mengalami depresi selama enam tahun.

2. Kementerian Yoga, India

Pada tahun 2014, pemerintahan yang dipimpin Narendra Modi membentuk kementerian baru yang secara khusus mempromosikan praktik pengobatan tradisional India dan Yoga. Shripad Naik diangkat sebagai menteri AYUSH, akronim dari Ayurveda, Yoga, Unani, Siddha, dan Homeopati.

Meskipun pembentukan kementerian tersebut menuai sejumlah kontroversi, salah satu kampanye yang paling sukses adalah penyelenggaraan Hari Yoga Internasional pada tahun 2015—sebuah acara yoga massal pada bulan Juni, yang dipimpin oleh Perdana Menteri sendiri dengan lebih dari 35.000 peserta.

3. Kementerian Kebahagiaan, Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab (UEA) bertanggung jawab atas kebahagiaan warganya dengan mendirikan Kementerian Kebahagiaan pada Februari 2016. Ohood Al Roumi dilantik untuk menduduki jabatan tersebut dan menjadi menteri wanita kedelapan dalam Kabinet beranggotakan 29 orang saat itu.

Menurutnya, dia harus memikul tanggung jawab yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menjadikan negara tersebut sebagai salah satu dari lima negara paling bahagia di dunia pada tahun 2021. Hal itu diselaraskan dengan semua rencana, program, dan kebijakan pemerintah.

4. Kementerian Toilet, Jepang

Jepang tidak pernah main-main dalam menangani masalah toilet di negaranya. Hal ini terbukti dari kebersihan dan kecanggihan toilet yang menjadi salah satu yang paling terkenal di Jepang. Sejak tahun 2014, Pemerintah Jepang mengambil langkah untuk memperhatikan keindahan fasilitas sanitasi umum.

Berkaitan dengan itu, Jepang menunjuk Menteri Pemberdayaan Perempuan Jepang Haruko Arimura, sebagai Menteri Toilet. Dalam jabatannya, Arimura bertanggung jawab untuk menangani masalah toilet umum di Jepang.

“Pada pertemuan pertama kami, Arimura menyatakan bahwa lingkungan toilet umum perlu diperbaiki agar perempuan yang bekerja di luar rumah bisa berkembang,” kata Akito Yokoyama, anggota subkomite sekaligus arsitek.

Arimura bahkan berencana mengundang semua pakar toilet untuk hadir di pertemuan subkomite dan tidak keberatan jika disebut sebagai Menteri Toilet, karena dia ingin memperbaiki kondisi toilet umum.

5. Kementerian Seks, Spanyol

Spanyol memiliki kementerian yang unik untuk meningkatkan angka kelahiran di negara tersebut. Dilansir dari FoxNews, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy, menunjuk Edelmira Barreira sebagai Menteri Seks pada tahun 2017.

Tugas Barreira adalah mendorong dan mengampanyekan kepada warga Spanyol untuk memiliki lebih banyak anak. Negara ini menghadapi krisis populasi, di mana jumlah kelahiran tercatat lebih sedikit daripada kematian untuk pertama kalinya pada tahun 2016, setahun sebelum kementerian ini dibentuk.

6. Kementerian Artificial Intelligence, Uni Emirat Arab

Perdana Menteri dan Wakil Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, melantik Omar Sultan Al-Olama yang berusia 30 tahun untuk mengisi posisi futuristik ini. Ia menegaskan, tujuan pembentukan Menteri Kecerdasan Buatan pertama adalah menjadikan negaranya sebagai negara paling maju di dunia.

7. Kementerian Kemajuan Ilmu Pengetahuan, Uni Emirat Arab

Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum juga melantik Sara Al-Amiri untuk mengisi jabatan menteri unik di Uni Emirat Arab. Wanita berusia 30 tahun ini diberikan tanggung jawab untuk mewujudkan misi para peneliti UEA ke planet Mars. Pada April 2018, negara ini memulai program yang dikenal sebagai ‘a 100-year national program’ untuk mempersiapkan penelitinya agar dapat menginjakkan kaki di Mars.

Nah, itu dia beberapa kementerian terunik di dunia.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 26 Oct 2024 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 30 Okt 2024  

Editor: Redaksi Daerah
Redaksi Daerah

Redaksi Daerah

Lihat semua artikel

Related Stories