Mengungkap Asal-usul Santa Claus yang Identik dengan Natal

Jadi Ciri Khas Natal, dari Mana Santa Claus Berasal? (eastidahonews)

JAKARTA – Asal-usul cerita Santa Claus dapat ditelusuri hingga abad ke-4, yang terinspirasi dari sosok Santo Nikolas. Ia dikenal sebagai figur yang penuh kepedulian, dermawan, dan memiliki empati besar terhadap kaum miskin serta mereka yang membutuhkan bantuan.

Menurut catatan St. Tammany Parish Library, Santo Nikolas lahir sekitar tahun 280 Masehi di Patara, sebuah wilayah yang saat ini termasuk dalam kawasan Turki. Ia kerap berkeliling desa untuk menolong orang-orang yang kurang mampu dan merawat mereka yang sedang sakit.

Usai kedua orang tuanya yang berasal dari keluarga berada meninggal dunia, Nikolas mewarisi harta dalam jumlah besar. Namun alih-alih menikmati kekayaan tersebut, ia memilih untuk membagikannya kepada masyarakat yang membutuhkan. Ia menjalani kehidupan yang sederhana, mencerminkan nilai kebaikan, empati, dan kedermawanan yang kelak melekat pada sosok Santa Claus.

Dilansir dari KbizioOm, selama masa Renaisans, Santo Nikolas menjadi salah satu santo paling populer di Eropa. Ia dikanonisasi oleh Paus Eugenius IV pada 5 Juni 1446 dan kemudian dikenal sebagai santo pelindung anak-anak dan para pelaut.

Tradisi tentang Santo Nikolas dibawa ke Amerika Serikat oleh para imigran Eropa. Menjelang akhir abad ke-18, sosoknya telah dikenal luas dalam budaya Amerika. Catatan sejarah menyebutkan bahwa keluarga-keluarga Belanda di New York berkumpul pada bulan Desember 1773 dan 1774 untuk memperingati hari wafat Santo Nikolas.

Santa Claus. (freepik.com)

Nama “Santa Claus” berasal dari sebutan dalam bahasa Belanda untuk Santo Nikolas, yaitu Sinter Klaas, yang merupakan bentuk singkat dari Sint Nikolaas.

Tradisi saling memberi hadiah yang terinspirasi dari kedermawanan Santo Nikolas kemudian menjadi bagian penting dalam perayaan Natal pada awal abad ke-19. Pada tahun 1820, toko-toko di Amerika mulai mengiklankan belanja Natal, dan memasuki era 1840-an, surat kabar sudah memuat iklan Natal lengkap dengan ilustrasi sosok Santa Claus.

Pada tahun 1841, anak-anak berbondong-bondong datang untuk menyaksikan patung Santa Claus berukuran manusia di Philadelphia. Sejak saat itu, popularitas Santa Claus dan kebiasaan bertukar hadiah saat Natal dengan cepat menyebar ke seluruh Amerika Serikat, dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia.

Citra Santa Claus telah mengalami banyak transformasi selama berabad-abad. Berbeda dengan sosok yang familiar dengan setelan merah, pipi merah merona, janggut, perut buncit, dan sepatu bot hitam, Santa dulunya digambarkan dengan cara yang sangat berbeda. Sebelum tahun 1931, ia sering digambarkan sebagai pria tinggi kurus atau peri yang tampak menyeramkan.

Pada masa Perang Saudara Amerika, kartunis Thomas Nast menggambarkan Santa Claus dalam majalah Harper’s Weekly sebagai karakter kecil mirip peri yang mendukung pihak Union. Seiring berjalannya waktu, Nast secara bertahap mengubah warna mantel Santa dari cokelat muda menjadi merah, menciptakan tampilan ikonik yang mendefinisikan Santa Claus modern.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 24 Dec 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 24 Des 2025  

Editor: Redaksi Daerah
Redaksi Daerah

Redaksi Daerah

Lihat semua artikel

Related Stories