MES Sumbar Bahas Rentenir bersama BMT Beringharjo Yogyakarta

Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah tengan mengikuti diskusi secara virtual dengan BMT Beringharjo asal Yogyakarta/Foto: Ist

PADANG - Persoalan keberadaan rentenir, menjadi diskusi yang hangat antara Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumatera Barat dengan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Beringharjo, Yogyakarta.

Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah yang juga selaku Ketua MES Sumatera Barat, mengatakan, diskusi yang digelar itu di inisiasi oleh BMT Beringharjo, Yogyakarta, yang dilakukan secara virtual. Hal yang dibahas adalah tentang rintenir yang berhasil dibabat oleh BMT Beringharjo, Yogyakarta.

"Saya menyambut baik digelarnya diskusi bersama membahas tentang perkoperasian syariah melalui daring ini. Dari hasil diskusi ini dapat diimplementasikan ke Padang khususnya," katanya, Kamis 16 Juli 2020.

Ia menyebutkan bahwa banyak hal penting didapatkan lewat pemaparan dari BMT itu. Begitu juga tentang pengalaman dan perjalanan dari BMT Beringharjo yang terbukti sukses hingga saat ini.

"Alhamdulillah, kita di Kota Padang juga sudah memiliki sebanyak 104 KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah) di setiap kelurahan. Maka itu, penguatan atau sharing informasi dari ibu BMT asal Yogyakarta itu, dapat kita implementasikan untuk pengembangan ekonomi syariah di Kota Padang ke depan dan Sumbar pada umumnya," jelas dia.

Mahyeldi menyebutkan, terkait dalam upaya pengembangan ekonomi syariah di Kota Padang, Pemko Padang sudah mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah. Saat ini sedang dalam proses penguatan untuk proses lebih lanjut di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ketua Baitul Maal Wattamwil (BMT) Beringharjo, Yogyakarta, Mursida Rambe, mengatakan, koperasi syariah yang didirikan sejak 31 Desember 1994 ini lahir dari kegelisahan pengaruh rentenir yang sangat mencekik pedagang kecil saat itu.

"Saya tergerak dengan keadaan tersebut dan bertekad hanya untuk membantu masyarakat kecil," ujarnya.

Mursida bercerita, dengan bermodalkan Rp1 juta dari Dompet Dhuafa kala itu, ia mulai membangun pondasi pemberdayaan pedagang kecil non riba. Pasalnya ia paham bahwa riba adalah perbuatan yang sangat tidak disukai Allah dan mendatangkan banyak kerugian.

"Usaha ini saya mulai dengan memberikan pinjaman dari 25 ribu kepada anggota. Kini BMT Beringharjo telah memiliki 18 kantor cabang di berbagai pulau di Indonesia dengan aset sekitar Rp182 miliar," ungkap dia.

Adapun jumlah anggotanya mencapai 19.436 dengan jumlah karyawan 172 orang. Semuanya diawali dengan susah payah, namun sekarang alhamdulillah sudah menuai hasil positif.

Perempuan berdarah Batak itu melanjutkan, adapun terkait konsep yang dibangunnya dalam mengembangkan BMT yaitu dengan cepat mengeluarkan uang pinjaman kepada pedagang kecil sekaligus mengumpulkan uangnya kembali.

"Terutama sekali saya memberikan pengarahan kepada para peminjam untuk meminjam hanya dengan keperluan penting seperti hanya untuk modal usaha dan seperlunya.

Sementara, dalam mengatasi pedagang yang sudah terjerat rentenir kata dia, cara yang diakukan adalah melunasi utang pedagang tersebut yang ada di rentenir.

"Kita berikan modal pinjaman untuk berusaha, agar ia tidak jatuh lagi ke rentenir dan bisa memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari. Nah, di BMT kita membuat kelompok dimana terdiri dari 5 sampai 10 orang 1 kelompok, serta didampingi 1 pendamping yang memenej sekitar 19 kelompok," paparannya.

Sehingga, lanjutnya, diperkirakan ada 1 pendamping mengkoordinir sebanyak 152 orang. Di kelompok ini BMT memiliki kurikulum pendampingan yang ditujukan kepada anggota. Sehingga semuanya jelas dan membantu persoalan anggota BMT salah satunya tidak lagi terjerat rentenir.

"Inilah upaya yang kita lakukan sejauh ini melalui BMT Beringharjo," tegasnya.

Seperti diketahui, Mursida Rambe yang juga Ketua MES Yogyakarta itu, merupakan perempuan yang sukses mengarungi rentenir khususnya di Pasar Beringharjo dan Provinsi Yogyakarta pada umumnya. Sehingga, BMT Beringharjo yang diketuai olehnya pun bisa menjadi salah satu model untuk pembiayaan modal usaha di Tanah Air.

Bagikan

Related Stories