Para UMKM di Padang yang Masih Produktif di Masa Pandemi

Ilustasi UMKM/Foto: ist

KabarMinang.id - Kondisi pandemi Covid-19 masih memberikan dampak panjang bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terkhusus bagi daerah Provinsi Sumatra Barat.

Tak sedikit usaha yang gulung tikar seperti halnya di Kota Pariaman ada ribuan UMKM yang tidak bisa berproduksi lagi. Serta ada sejumlah koperasi yang bahkan terancam keos akibat pandemi yang berlangsung panjang.

Namun ada juga UMKM yang nyatanya masih mampu produktif dan bahkan menjadi UMKM yang melakukan inovasi-inovasi produk demi menunjang produktivitas.

Di Padang, di bawah binaan CSR PT Semen Padang terdapat sejumlah UMKM yang masih produktif di masa pandemi ini. Setidaknya ada tiga UMKM yang disebut memiliki pengalaman usaha yang inspiratif dalam menjalankan kegiatan usaha dan tetap produktif di tengah pandemi Covid-19.

Pabrik Roti Srimadona Padang

Pabrik roti

Kondisi pandemi ini, rupanya tidak mempengaruhi pabrik roti Srimadona yang beralamat di Simpang Apar, Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumbar itu.

Bahkan dalam sebulan, pemilik pabrik roti bernama Amrizal itu bisa memproduksi sekitar 100 ribu roti.

"Omset penjualan saya masih stabil setidaknya dalam sebulan itu ada sekitar Rp50 juta," kata Amrizal.

Usaha roti milik Amrizal ini memproduksi aneka roti malabar yang terdiri dari lima varian rasa, yaitu malabar mentega, malabar coklat, malabar kelapa, malabar stroberi dan malabar nanas. Kemudian, juga ada roti kering.

Dalam sehari, ada sebanyak 5000 roti diproduksi dari dapur roti Srimadona. Untuk satu roti, dijual seharga Rp750 atau setiba di warung jadi Rp1000.

Untuk menjalankan usahanya ini Amrizal memiliki 6 orang karyawan. Berbeda dengan kondisi usaha lainnya, jika pun masih bisa beroperasi, tapi harus memecat karyawannya. Sementara Amrizal masih kukuh untuk menjalankan usahanya tanpa ada satupun karyawan yang diberhentikan akibat pandemi Covid-19.

"Kami bekerja sangat konsisten. Karena pasar roti Srimadona ini tidak hanya di Kota Pariaman, tapi juga di sekitar Padang Pariaman dan Lubuk Basung," sebut dia.

Ketangguhan usaha roti Amrizal ini ternyata tidak hanya soal rasa yang dihadirkan. Tapi juga turut didukung oleh segi pendanaan oleh CST PT Semen Padang.

Sebab usaha roti ini bukan usaha isapan jempol saja, tapi sudah mulai didirikan sejak tahun 1975. Kini dengan dengan adanya binaan dari PT Semen Padang, diakui Amrizal sangat berperan terhadap keberlangsungan usahanya terlebih situasi Covid-19 cukup mengganggu dunia UMKM.

Menurutnya, sejak menjadi UMKM binaan CSR Semen Padang, tidak hanya pinjaman modal usaha yang didapat, tapi dirinya juga mendapat pembekalan tentang pengelolaan manajemen usaha, termasuk manajemen keuangan. Dan berkat dari pembekalan tersebut, kemajuan usahanya sejalan dengan peningkatan asetnya.

"Buktinya hingga usaha saya berjalan dengan baik," tegasnya.

Usaha Konveksi

usaha konveksi tas

Berbeda pula dengan usaha konveksi Anasrizal, dia juga masih mampu produktif di tengah pandemi Covid-19. Padahal usahanya ini adalah langganan banyak perusahaan dan pihak pemerintahan sebagai penyuplai atau pesanan untuk kebutuhan acara-acara seminar.

Tapi usaha konveksi Anasrizal ini tetap konsisten untuk terus memproduksi. Namun bila melihat dari perjalanan usahanya itu jauh dari masa pandemi Covid-19 dahulu pernah gagal, tapi ia terus mencoba memasarkan hasil jahitan tasnya.

Sehingga di tahun 2004 usahanya pun dapat dukungan dari CSR PT Semen Padang berupa pinjaman modal usaha. Hal itu seakan menjadi cambuk penyemangat bagi dirinya untuk terus membaik karena juga menjadi tulang punggung keluarga.

Dan begitu juga hingga melalui masa pandemi Covid-19, usaha konveksi Tas baceno milik Anasrizal memang tak begitu mulus. Namun untuk bisa tetap survive, karena harus bekerja sendiri dan juga memilih untuk merumahkan beberapa orang karyawannya agar bisa mengirit pengeluaran gaji karyawan.

"Itu waktu awal-awal PSBB di Sumbar saya rumahkan karyawan. Tapi kini telah masuk lagi untuk bekerja, karena pesanan telah masuk lagi," jelas dia.

Bagi dia kunci dalam tetap bertahan dalam kondisi pandemi Covid-19 adalah pendanaan. Karena perlu untuk melakukan inovasi usaha sehingga masih memiliki daya tarik dari konsumen.

Sehingga peran CSR PT Semen Padang menurutnya yang masih membina usahanya di dalam kondisi pandemi ini adalah sebuah kesempatan yang berarti, bisa produktif, sementara usaha lainnya malah banyak yang tutup.

Usaha Dapur Yonica Berinovasi di Tengah Pandemi

usaha makanan

Di dalam usaha yang dijalani oleh Rosmawarty yang merupakan salah satu pelaku UMKM yang telah berinovasi agar tetap survive di tengah pandemi Covid-19.

Pemilik Dapur Yonica yang beralamat di Perumahan Cendana Mata Air Kota Padang itu, baru-baru ini meluncurkan produk terbarunya dengan nama Rice Bowl. Dimana sebuah sajikan sehat yang cocok di makan di dalam masa pandemi.

"Produk Rice Bowl itu sudah mulai saya pasarkan sejak Selasa (22/9/2020) lalu melalui medsos dan gofood. Hasilnya laku, bahkan bisa terjual lebih dari 20 bowl," sebut dia.

Rice Bowl buatan Dapur Yonica ini memiliki lima varian dengan bahan dasar nasi dan ikan tuna. Kelima varian itu adalah Tuna Rendang, Tuna Katsu Teriyaki, Tuna Katsu Rica, Tuna Katsu Sambal Matah dan Tuna Lado Hijau. Untuk satu bowl dijual dengan harga Rp13 ribu.

Rosmawarty menyebut bahwa dirinya terpikir untuk memproduksi Rice Bowl, karena selama ini keluarganya sering membeli Rice Bowl. Serta Rice Bowl sendiri merupakan kebutuhan pokok dan pada pandemi saat ini, sehingga masyarakat tentu lebih mengutamakan kebutuhan pokok dibandingkan kebutuhan yang lain.

"Rice Bowl cocok untuk jadi sajian makanan dalam kondisi pandemi saat ini. Dan saya pun memproduksi Rice Bowl sebagai produk andalan Dapur Yonica," ujarnya.

Sebelum memproduksi Rice Bowl, Rosmawarty mengaku bahwa dirinya sempat mengalami kesulitan dalam mempertahankan Dapur Yonica, terutama sejak wabah Covid-19 mulai menular di Kota Padang. Bahkan sejumlah aneka rendang yang menjadi produk andalan Dapur Yonica, sudah tidak laku lagi di pasaran.

"Saya sebenarnya bikin rendang Dapur Yonica, tapi tidak laku lagi selama pandemi Covid-19," kata dia.

Menurut dia agar Dapur Yonica tidak bangkrut, berbagai upaya dilakukan oleh Rosmawarty dan hingga CSR PT Semen Padang membantunya agar usaha tetap jalan.

Sampailah kini Rosmawarty melanjutkan Dapur Yonica di samping memproduksi Rice Bowl Ikan Tuna, juga tetap memproduksi aneka jenis rendang, namun rendang yang diproduksi hanya sesuai pesanan.

"Kalau ada pesanan, baru kita produksi. Kalau untuk mengisi gerai oleh-oleh, untuk sementara dihentikan dulu," katanya.

Sementara itu Kepala Unit CSR PT Semen Padang Muhamad Ikrar menyebutkan bahwa kegiatan binaan terhadap UMKM di Sumbar telah lama dilakukan, dan hampir berbagai sisi jenis usaha dibantu dengan dana CSR.

Beruntung bagi UMKM yang telah lebih dulu masuk jadi binaan PT Semen Padang, sehingga pada masa pandemi Covid-19 ini para UMKM yang menjadi binaan CSR BUMN itu memiliki modal kuat untuk tetap bertahan.

"Kita memberikan modal usaha, selanjutnya ada pembinaan biar usaha mereka tetap jalan. Kini dampaknya kita lihat mereka masih mampu produktif di tengah pandemi ketika usaha lainnya harus tutup," tegas dia.

Ikrar berharap bagi setiap pelaku UMKM khususnya yang menjadi binaan PT Semen Padang agar melakukan inovasi-inovasi dengan strategi memahami kebutuhan pasar di masa pandemi.

Bagikan

Related Stories