Pemilu 2024 Miliki Potensi Besar Jadi Pemutar Roda Ekonomi Nasional

Pemilu 2024 Disebut Jadi Alat Pemutar Ekonomi Nasional (Rumah Pemilu)

Jakarta - Saat ini Indonesia sedang memasuki fase persiapan pemilihan umum (Pemilu) 2024, yang melibatkan pemilihan legislatif DPR dan DPRD, presiden, wakil presiden, serta kepala daerah secara serentak. Tidak hanya menjadi sorotan dalam arena demokrasi, pemilu ini disebut mampu berperan sebagai katalisator untuk pertumbuhan ekonomi nasional dengan pengeluaran pemerintah yang signifikan, mencakup berbagai aspek mulai dari persiapan hingga pelaksanaan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, dimana alokasi anggaran Pemilu dari 2022 hingga 2024 mencapai Rp70,6 triliun, dengan peningkatan bertahap. Tahun 2024 mencatatkan puncak anggaran sebesar Rp37,4 triliun. Hingga pertengahan September, realisasi anggaran telah mencapai Rp14 triliun, dengan mayoritas dikelola oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).

Pemilu di Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pendorong utama dalam menggerakkan roda ekonomi nasional. Salah satu dampak yang dapat dirasakan adalah peningkatan perputaran ekonomi secara menyeluruh. Fenomena ini tak lain karena adanya peningkatan signifikan dalam konsumsi, baik dari pemerintah maupun masyarakat umum.

Pemilu bukan hanya sebuah proses demokrasi, tetapi juga sebuah momentum ekonomi yang signifikan. Peningkatan konsumsi pemerintah dan masyarakat menciptakan siklus positif yang dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. 

Oleh karena itu, pemilu dapat dipandang sebagai kesempatan bagi sektor-sektor ekonomi untuk berkembang, beradaptasi, dan memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, , menyoroti sektor konveksi yang diharapkan mengalami pertumbuhan signifikan karena pesanan kaus dan atribut kampanye yang meningkat. Selain itu, distribusi bantuan pasar murah menjelang pemilu diantisipasi akan mendongkrak konsumsi rumah tangga.

Namun, di sisi lain, investor menunjukkan sikap hati-hati. Mereka memilih menunggu hasil pemilu dan arah kebijakan pemerintahan serta kepala daerah yang terpilih sebelum mengalokasikan modalnya di Indonesia. Keberhati-hatian ini mencerminkan keinginan untuk menghindari potensi risiko dan ketidakpastian politik yang mungkin muncul setelah pemilu.

Pemilu 2024 tidak hanya merupakan panggung bagi demokrasi, tetapi juga memiliki dampak yang cukup besar pada ekonomi nasional melalui peningkatan konsumsi dan kegiatan bisnis terkait. Tantangannya terletak pada upaya menjaga keseimbangan antara optimisme ekonomi dan kebijakan pemerintah dengan kewaspadaan investor dalam menghadapi ketidakpastian pasca-pemilu. Seiring dengan progres pelaksanaan pemilu, perhatian terus tertuju pada dinamika ekonomi dan bagaimana keputusan politik akan membentuk peta jalan perekonomian Indonesia pada masa mendatang.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 14 Nov 2023 

Editor: Redaksi

Related Stories