Nasional
Perjalanan Cinta Emmanuel dan Brigitte Macron yang Jadi Sorotan Publik
JAKARTA – Ketika Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, secara bercanda mendorong Presiden Emmanuel Macron saat turun dari pesawat kepresidenan dalam kunjungan tur ke Asia Selatan, mungkin ia tak menyangka bahwa momen tersebut akan kembali menarik perhatian dunia. Namun, itulah yang terjadi.
Dilansir dari Mint, pasangan tersebut menjadi perbincangan setelah beredar video yang menunjukkan Brigitte dengan santai mendorong wajah Emmanuel Macron.
Meski ada spekulasi bahwa itu pertanda cekcok rumah tangga, Presiden Prancis membantahnya dan menjelaskan bahwa mereka hanya sedang bercanda.
- BRI Torehkan Prestasi Lewat Urban Farming dan Pemberdayaan Perempuan
- Rumah BUMN Dorong Sambal UMKM Lokal Tembus Pasar Hingga Mancanegara
- BRI Peduli Fasilitasi Sertifikasi Halal UMKM
“Istri saya dan saya sedang bersenda gurau, kami hanya bercanda, dan saya memang sedikit terkejut,” ujar Macron, tampaknya berharap pernyataan itu bisa meredakan isu yang berkembang.
Dengan pasangan ini kembali menjadi sorotan, berikut adalah kilas balik tentang kisah cinta mereka yang unik dan tak biasa.

Siapa Brigitte Macron?
Brigitte Trogneux lahir pada 13 April 1953 di Amiens, wilayah utara Prancis. Ia adalah istri Presiden Prancis Emmanuel Macron sekaligus menjabat sebagai Ibu Negara Prancis. Saat ini, usianya 72 tahun.
Perbedaan usia 25 tahun dan cara pertemuan mereka yang tidak biasa—di mana Macron jatuh hati padanya ketika masih menjadi muridnya—membuat Brigitte menjadi pasangan presiden Prancis yang paling banyak dibicarakan.
Brigitte merupakan guru drama di sebuah sekolah di Prancis dan dikenal murid-muridnya dengan sebutan Madame Auzière.
Sebelumnya, ia menikah dengan seorang bankir bernama André-Louis Auzière dan memiliki tiga anak: Tiphaine Auzière, Sébastien Auzière, dan Laurence Auzière-Jourdan.
Ia bercerai pada tahun 2006 dan menikah dengan Emmanuel Macron setahun setelahnya, meski terpaut usia 25 tahun.
Kisah Cinta Brigitte Macron dan Emmanuel Macron
Brigitte Macron bertemu dengan Emmanuel Macron di Lycée La Providence, Amiens, saat Macron baru berusia 15 tahun dan Brigitte berusia 40 tahun.
“Dia sebenarnya bukan guru saya dalam arti formal. Dia guru drama saya,” ujar Macron.
Sebagai guru dan murid di sekolah, mereka bekerja sama dalam sebuah pementasan berjudul The Art of Comedy karya Eduardo De Filippo.
“Setiap hari Jumat, saya menulis naskah drama bersamanya selama beberapa jam. Kami membicarakan segala hal. Saat itu saya merasa seolah-olah kami sudah saling mengenal sejak lama,” kata Macron.
Sementara itu, Brigitte menilai Emmanuel memiliki “kecerdasan luar biasa” dan menggambarkan pengalaman bekerja dengannya seperti “berkolaborasi dengan Mozart.”
Hubungan mereka mulai menarik perhatian publik ketika, usai pertunjukan drama, Emmanuel terlihat mencium pipi gurunya itu. Tak lama kemudian, keduanya terlihat menikmati momen mesra di sebuah restoran lokal. Kejadian itu terjadi pada tahun 1993.
Dilansir dari Time, awalnya, orang tua Emmanuel Macron mengira putra mereka menyukai anak perempuan Brigitte, yang merupakan teman sekelasnya.
Namun setelah mengetahui hubungan sebenarnya antara Emmanuel dan Brigitte—yang saat itu masih menikah dengan André-Louis Auzière dan sudah memiliki tiga anak—mereka memutuskan untuk memindahkan Emmanuel agar menyelesaikan tahun terakhir sekolahnya di Lycée Henri-IV di Paris.
“Kami tentu tidak langsung berkata, ‘Wah, ini luar biasa!’ ketika Emmanuel bertemu Brigitte,” ujar Jean-Michel Macron, ayah Emmanuel, dalam sebuah biografi sang Presiden.
Sebelum berpisah, Emmanuel yang masih remaja saat itu dikabarkan mengatakan kepada Brigitte. “Apa pun yang terjadi, aku akan menikah denganmu.”
Pasangan tersebut akhirnya menikah pada tahun 2007, saat Emmanuel berusia 29 tahun dan Brigitte berusia 54 tahun, setahun setelah Brigitte resmi bercerai.
Peran Brigitte Macron sebagai Ibu Negara?
Setelah terpilih sebagai Presiden pada tahun 2017, Emmanuel Macron merilis sebuah “piagam” untuk menjelaskan peran pasangannya dalam lingkup pemerintahan.
Dalam piagam tersebut, Presiden menyatakan bahwa Brigitte akan menjalankan tugas mewakili Prancis dalam pertemuan dan konferensi internasional, mendukung aktivitas Macron sebagai kepala negara, serta terlibat dalam kegiatan amal dan organisasi budaya.
Fokus bidang yang ditangani Brigitte mencakup disabilitas, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, perlindungan anak, dan kesetaraan gender, sebagaimana disampaikan oleh Istana Élysée.
Istri Presiden Prancis secara rutin menggelar acara amal Le Gala des Pièces Jaunes di Paris, yang bertujuan mengumpulkan dana bagi anak-anak yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit.
Selain itu, Brigitte Macron juga dikenal vokal dalam menentang perundungan online. Dalam sebuah pertemuan pada tahun 2019, ia membacakan surat-surat dari orang tua dan siswa yang menggambarkan dampak serius dari perundungan di dunia maya.
Peran Brigitte Macron dalam Politik dan Kehidupan Publik
Dilansir dari The Economic Times, meski Brigitte Macron tidak memegang jabatan resmi dalam pemerintahan, ia memiliki peran yang cukup berpengaruh dalam kepresidenan suaminya.
Ia menjadi sosok penting dalam kampanye pemilihan Presiden pada tahun 2017 dan terus tampil sebagai figur utama dalam berbagai acara kenegaraan serta pertemuan internasional.
Awalnya, Emmanuel Macron mengusulkan agar peran Brigitte diresmikan dengan gelar dan anggaran khusus, namun karena adanya penolakan publik, akhirnya dibuatlah sebuah piagam transparansi yang menjelaskan tanggung jawabnya tanpa memberikan wewenang resmi.
Pilihan busana Brigitte Macron serta koneksi sosialnya yang berada di kalangan elit—terutama hubungan dekatnya dengan keluarga Bernard Arnault—sering menjadi sorotan media.
Ia kerap mengenakan busana dari Louis Vuitton dalam penampilan resmi, yang memicu beragam tanggapan, mulai dari kekaguman hingga kritik yang menilai hal tersebut mencerminkan sikap eksklusif. Komentar publik mengenai gaya berpakaiannya pun beragam, dari pujian atas keanggunannya hingga keraguan mengenai kesesuaiannya.
Teori Konspirasi ‘Lahir Sebagai Pria’
Salah satu teori konspirasi paling aneh dan terus berkembang tentang Brigitte Macron adalah klaim bahwa dia lahir sebagai pria dan kemudian melakukan transisi gender.
Tuduhan tanpa dasar ini mulai beredar di komunitas online sayap kanan dan anti-pemerintah, dan semakin menyebar pada tahun 2021 ketika seorang wanita bernama Natacha Rey mengajukan klaim yang belum diverifikasi, menyatakan bahwa nama asli Brigitte adalah “Jean-Michel Trogneux.”
Rumor tersebut dengan cepat menyebar di media sosial dan diperkuat oleh beberapa media yang menentang Emmanuel Macron.
Istana Élysée dan kuasa hukum Brigitte Macron secara tegas membantah klaim tersebut, menyebutnya sebagai fitnah dan tidak berdasar. Pada Desember 2021, Brigitte mengumumkan mengambil tindakan hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarkan informasi palsu itu.
- Tren Dividen Telkom (TLKM) dalam Satu Dekade, Stabil dan Cenderung Meningkat
- Bank Mandiri Perkuat Sektor Ritel dan Inklusi Lewat Dukungan Transaksi Digital di FJGS 2025
- Naik Tipis Rp4.000 per Gram, Cek Daftar Harga Emas Antam Terbaru
Berbagai media terpercaya dan pemeriksa fakta telah membongkar cerita tersebut secara menyeluruh, menegaskan bahwa tidak ada bukti yang dapat dipercaya untuk mendukung klaim itu.
Kekayaan Brigitte Macron
Menurut media Prancis, kekayaan bersih Brigitte Macron diperkirakan bisa mencapai sekitar US$10 juta pada tahun 2025. Ia mewarisi Villa Monéjan, sebuah rumah empat lantai di Le Touquet, dari orang tuanya, dengan nilai properti antara €2,7 hingga €2,8 juta.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 27 May 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 02 Jun 2025