Produksi Padi di Sumbar Ditargetkan 3 Juta Ton Ditengah Pandemi

Hamparan sawah di daerah Kabupaten Solok/Foto: M Hendra/KabarMinang.id

PADANG PARIAMAN - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menargetkan produksi padi di daerah itu mencapai 3 juta ton per tahunnya. Menjalani kondisi Pandemi COVID-19 ini, berbagai upaya dilakukan agar produksi padi tetap terjaga.

Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni mengatakan Kabupaten Padang Pariaman memiliki luas sawah mencapai 22.856 haktar dengan luas tanam padi 62.303 haktar, dan luas panen padi 61.708 haktar, serta dengan produksi padi 293.360 ton atau setara beras 159.334,11 ton.

Ia menyebutkan dengan kondisi demikian maka untuk produksi pertanian di Padang Pariaman dinyatakan surplus beras 128.083,34 ton. Besarnya jumlah surplus beras itu, turut didorong adanya 1.200 kelompok tani dengan jumlah alsintan atau biasa disebut hand traktor roda 2 sebanyak 1.179 unit, yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.

"Saat ini kita telah membuat Peraturan Daerah Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang melindungi lahan sawah masyarakat di Padang Pariaman dimana Perda ini sudah disingkronisasikan dengan RTRW Padang Pariaman," katanya, dalam kegiatan gerakan tanaman padi jajar legowo di Nagari Punggung Kasiak Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman hari ini, Selasa (14/7/2020).

Ali juga mengatakan bahwa sawah di Padang Pariaman pada umunya dialiri oleh Irigasi Teknis Anai I dan II dimana Irigasi Teknis Anai I mengaliri kurang lebih 8.000 haktar sawah dan Irigasi Teknis Anai II kurang lebih mengaliri 5.000 haktar.

“Padang Pariaman saat ini telah memiliki atau melahirkan Varietas Unggul Lokal Papanai yang telah disertifikasi oleh Kementrian PErtanian RI tahun 2019," jelas dia.

Sementara itu, melihat kondisi yang membaik di daerah Padang Pariaman, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno berharap agar daerah itu lebih memaksimalkan lagi dalam pemanfaatan lahan dan penggunaan bibit. Dimana pada saat ini Padang Pariaman dapat melalui masa panen sebanyak 2 kali dalam setahun.

“Jangan sampai ada lahan kosong yang terbengkalai, semoga lahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk pertanian serta lakukan masa tanam secepat mungkin jangan sampai lahan tersebut dibiarkan menganggur lama, serta terus tingkatkan produktivitas," pinta dia.

Menurutnya hal itu perlu dilakukan sebagai langkah nyata agar terhindar dari krisis pangan, sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Sebab bila melihat di negara lain yang mengalami krisis pangan akibat pandemi tersebut.

"Dunia akan mengalami krisis pangan. Percepatan masa tanam padi ini dimaksudkan untuk mengantisipasi krisis pangan akibat kemarau panjang dan termasuk pandemi COVID-19 di Sumatera Barat," jelas.

Diakuinya bahwa Sumatera Barat punya target 3 juta ton produksi padi, dan mudah-mudahan target ini tercapai dengan perhatian dan dukungan dari Kementerian pada petani.

Bagikan

Related Stories