Puncak Carstensz: Keajaiban Pegunungan Papua yang Ditemukan Penjelajah Belanda

Mengenal Puncak Carstensz, Gunung dengan Salju di Indonesia yang Ditemukan Penjelajah Belanda (indonesia-tourism.com)

JAKARTA – Baru-baru ini, kabar duka datang dari dunia pendakian setelah dua pendaki perempuan dilaporkan meninggal dunia saat mendaki Puncak Jaya, Papua, yang juga dikenal sebagai Piramida Carstensz. Keduanya mengalami acute mountain sickness atau hipotermia. Pendaki tersebut adalah Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono.

Elsa dan Lilie merupakan bagian dari rombongan beranggotakan belasan orang yang melakukan pendakian ke Puncak Carstensz. Mereka tiba di Basecamp Yellow Valley Carstensz Pyramid pada 27 Februari 2025 untuk menjalani aklimatisasi dan latihan teknis hingga mencapai Teras Satu.

Sementara itu, selain dua pendaki yang meninggal, peserta lain dalam ekspedisi ini, termasuk Fiersa Besari, dipastikan selamat. Fiersa menjelaskan bahwa ia dan rombongannya tergabung dalam operator tur pendakian Carstensz Pyramid yang berbeda dengan Lilie Wijayanti.

Fiersa menjelaskan pendakian tersebut diikuti oleh beberapa rombongan, termasuk timnya, tim Lilie Wijayanti, tamu warga negara asing (WNA), serta tamu dari Balai Taman Nasional. Setiap kelompok didampingi oleh pemandu (guide).

Musisi tersebut menyampaikan klarifikasi tersebut untuk memberikan informasi yang lebih jelas mengenai struktur tim pendakian serta mencegah kesalahpahaman. Terkait hal tersebut, seperti apa Puncak Carstensz itu?

Beberapa puncak gunung di Indonesia selalu menjadi destinasi favorit para pendaki, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Secara umum, gunung-gunung tersebut termasuk dalam daftar Seven Summits of Indonesia.

Dilansir dari the7summitsindonesia.com, Carstensz Pyramid adalah puncak tertinggi di Pulau Papua sekaligus titik tertinggi di Indonesia. Gunung ini termasuk dalam Seven Summits di tujuh benua dunia, memiliki ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Puncak Carstensz terletak di Pegunungan Sudirman pada koordinat 04º03’48″LS dan 137º11’09″BT. Gunung berbentuk karang (limestone) ini memiliki hamparan salju abadi di beberapa bagiannya. Terletak di Provinsi Papua, gunung ini dapat diakses melalui jalur normal dari Desa Ilaga dan Sugapa.

Secara geografis, Pegunungan Jayawijaya berada di Provinsi Papua dan membentang hingga Papua Nugini. Kawasan ini juga termasuk dalam wilayah konservasi dengan ekosistem paling lengkap di Asia Tenggara, yang berada di bawah perlindungan Taman Nasional Lorentz. 

Pada tahun 1999, UNESCO menetapkan Gunung Jayawijaya sebagai salah satu situs warisan dunia. Dilansir dari Indonesia Travel, terdapat empat jalur pendakian menuju Puncak Carstensz yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Jalur pertama melewati rute Timika – Kampung Dolinokogo (Tsinga) – Carstensz Selatan. 

Jalur kedua melalui Nabire – Ilaga (Kabupaten Puncak) – Carstensz Utara. Jalur ketiga melintasi Nabire – Sugapa (Kabupaten Intan Jaya) – Kampung Ugimba – Carstensz Utara/Timur. Sementara itu, jalur keempat melalui Nabire – Sugapa (Kabupaten Intan Jaya) – Kampung Zakumba – Endasiga – Puncak Carstensz Utara/Timur.

Dilansir dari jasling.menlhk.go.id, puncak Carstensz terletak di Kawasan Pegunungan Jaya Wijaya, yang terdiri dari batuan karang (limestone) dengan puncaknya yang diselimuti salju abadi. Medan yang menantang memerlukan keterampilan panjat tebing serta ketahanan mental yang kuat.

Puncak Carstensz Pyramid termasuk dalam jajaran gunung tertinggi di dunia bersama beberapa puncak lainnya seperti, Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, Asia (8.848 mdpl), Gunung Aconcagua di Amerika Selatan (6.961 mdpl), Gunung Denali di Amerika Utara (6.190 mdpl), Gunung Kilimanjaro di Afrika (5.895 mdpl), Gunung Elbrus di Eropa (5.642 mdpl), dan Vinson Massif di Antartika (4.892 mdpl).

Di Indonesia, Carstensz Pyramid bersandingan dengan puncak-puncak lain di Pegunungan Jayawijaya, seperti Puncak Mandala (4.760 mdpl), Puncak Trikora (4.730 mdpl), Puncak Indeberg (4.673 mdpl), Puncak Yamin (4.535 mdpl), dan Puncak Carstensz Timur (4.400 mdpl).

Nama Carstensz berasal dari Jan Carstenszoon, seorang pendaki asal Belanda yang pertama kali mendaki gunung tersebut pada abad 17, tepatnya tahun 1623. Ia menamai gunung itu dengan namanya sendiri setelah menemukan puncaknya berselimut salju. 

Namun, banyak yang meragukan temuannya saat itu karena Papua dikenal sebagai daerah tropis. Pada tahun 1963, bertepatan dengan bergabungnya Papua dengan Indonesia, puncak ini diberi nama Puncak Soekarno sebelum akhirnya diubah menjadi Puncak Jaya. Meskipun demikian, di kalangan pendaki, nama Carstensz masih sering digunakan.

Penjelajah asal Belanda Hendrik A. Lorentz menjadi orang pertama yang mencapai wilayah bersalju di Gunung Jayawijaya. Namun, Puncak Jaya baru berhasil didaki pada tahun 1962 oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Heinrich Harrer, pendaki gunung asal Austria. Ekspedisi tersebut juga melibatkan tiga anggota lainnya, yaitu Robert Philip Temple, Russell Kippax, dan Albertus Huizenga.

Philip Temple pendaki asal Selandia Baru, memiliki pengalaman paling luas dalam menjelajahi Puncak Carstensz. Sebelumnya, ia memimpin ekspedisi ke kawasan tersebut dan merintis jalur akses menuju pegunungan. Selain menemukan berbagai rute alternatif menuju puncak bersalju, ia juga menyusun peta perjalanan ke wilayah tersebut.

Namun, keterbatasan dana dan logistik membuatnya gagal mewujudkan impiannya untuk menaklukkan Puncak Carstensz. Akhirnya, ia bergabung dengan tim yang dipimpin oleh Harrer dan berperan sebagai penunjuk jalan. 

Meski berhasil membawa tim Harrer mencapai puncak gunung bersalju tersebut, nama Harrer tetap tercatat sebagai orang pertama yang menundukkan Puncak Carstensz.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 03 Mar 2025 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 06 Mar 2025  

Editor: Redaksi Daerah
Bagikan
Redaksi Daerah

Redaksi Daerah

Lihat semua artikel

Related Stories