Daerah
Refleksi 1 Tahun Sawahlunto jadi Warisan Dunia UNESCO
PADANG - Pada 6 Juli 2020 nanti, bertepatan satu tahun ditetapkannya Kota Sawahlunto, menjadi kota penambangan batubara di Indonesia sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, dengan nama "Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto".
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Gemala Ranti, mengatakan, untuk merefleksikan peringatan tersebut, Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat melaksanakan web seminar (webinar) khazanah warisan budaya refleksi satu tahun warisan dunia Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.
“Webinar nanti pesertanya OPD terkait, PT KAI, Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumbar, kementerian terkait dan tujuh pemerintah kabupaten kota, yang terlibat dalam pengelolaan warisan dunia ini,” kata Gemala, Senin 15 Juni 2020.
Ia menyebutkan, melalui webinar nanti mereka akan diwawancarai berbagai upaya percepatan pengelolaannya. Termasuk juga perkembangan pelaksanaan 17 rekomendasi UNESCO setelah Kota Sawahlunto ditetapkan sebagai warisan dunia.
Rekomendasi tersebut saat ini sudah ada yang dilaksanakan, seperti, mengaktifkan kembali jalur kereta api, ada juga pelaksanakan perbaikan kajian-kajian kota tambang tersebut. Rekomendasi lainnya, masuk rencana induk pariwisata juga sudah berjalan.
“Rekomendasi ini harus diserahkan 2 Desember 2021 kepada UNESCO. Harus dilaksanakan, jika tidak sanksinya penetapan warisan dunia bisa dicabut oleh UNESCO,” ungkap Gemala.
Meski telah berjalan satu tahun, diakui Gemala, hingga saat ini Badan Pengelola Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto belum terbentuk. Kendalanya, karena untuk membentuk badan pengelola ini merupakan kewenangan pemerintah pusat.
Sementara, di pemerintah pusat juga saat ini sedang perubahan struktur dan masih banyak masalah lainnya yang dihadapi. Termasuk juga masalah penanganan pandemi Covid-19 ini.
Diakuinya, sejak ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, Kota Sawahlunto sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai dunia. Namun, meski demikian, tujuan utama dari penetapan warisan dunia ini bukan pariwisata.
Menurutnya, pariwisata hanyalah dampak. Dengan ditetapkan sebagai warisan dunia, bekas tambang di Sawahlunto tersebut harus jadi pusat studi, pusat pendidikan atau edukasi.
“Dari sisi budaya, dengan ditetapkannya bekas tambang Sawahlunto sebagai warisan dunia, maka yang penting itu, kesiapan masyarakat dalam menerima wisatawan yang datang. Begitu juga wisatawan dan investor yang datang, jangan merusak dan merubah fasilitas dan nilai nilai budaya masyarakat,” tegasnya.