Review Film Buya HAMKA dari Warga Sumbar

Cuplikan Film Buya HAMKA. ( Foto: @buyahamkamovie/Girinesia)

Melihat sebuah film biopik bukan dengan cara membandingkannya dengan kehidupan aslinya atau dengan bagaimana sejarah hidup yang ada dalam buku atau novel. Kalau itu dilakukan, siap-siaplah kecewa.

Saya yakin, Fajar Bustomi pasti kesulitan memilih bagian mana kehidupan Buya Hamka yang akan disajikan di film, karena tak ada bagian hidup Buya tak padat makna, tapi sang sutradara itu telah memilih, bagi saya pilihannya tepat.

Biopik Buya Hamka adalah film, menilai sebuah film sederhana menurut saya, pertama dari cerita. Sudah pasti ini cerita kehidupan tokoh yang menarik dan menginpirasi.

Kedua dari aktor atau akting. Vino dan Bella bermain sangat apik. Lihat saja bagaimana opening film ini, saya kagum bagaiman Vinno dan Bella disulap dengan wajah semacam itu.

Air mata kerinduan yang turun di pipi pasangan suami istri itu, saat siti Raham menjenguk Buya Hamka di penjara.

"Berhentilah menangis. Jangan tambah lagi, garam gulai itu dengan air mata Tuan. Gulai itu telah digarami oleh keringat saya di rumah" kata Siti Raham.

"Tidak apa apa, air mata adalah garam kehidupan, dengan itu hidup akan lebih bermakna" jawab Buya Hamka.

Begitu tinggi, sastra dan bahasa film ini .
Adegan pembuka ini, sontak membuat istri saya yang duduk disamping saya menangis. Padahal, film baru saja dimulai. Dan saya sulit menghitung hingga akhir film, berapa kali istri saya menangis.

Berikut gambar.Keren, film ini bisa menyajikan suasana jaman dulu, tahun 1940 an. Saya dan keluarga jadi terbawa dengan suasana itu.

Tak terasa filmnya habis, anak gadis saya langsung berbisik. Kapan film Vol.2 nya, ajak nonton lagi ya, katanya.

Alhamdulillah, keluarga saya begitu menikmati. Karena memang mereka telah membaca 1, 2 buku Buya Hamka di rumah.

Selain itu, mereka sudah pernah berkunjung ke rumah kelahiran Buya Hamka, mereka melihat bekas sejarah, dan mendengar langsung sejarah Hamka dari kecil dari pemandu museum di sana.

Catatan Penonton: Adel Wahidi

Editor: Egi Caniago

Related Stories