RIPMI Catat Harga Rumah Alami Penurunan, Suplai Meningkat

Proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Tigaraksa, Tangerang, Senin, 28 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Hingga kuartal I-2021, harga rumah masih menunjukkan tren turun sementara suplai terus meningkat. Hal ini diungkapkan dalam riset situs jual beli properti Rumah.com yang bertajuk Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI).

“Data RIPMI menunjukkan bahwa indeks harga properti turun dalam tiga kuartal terakhir sementara indeks suplai naik dalam dua kuartal terakhir,” ujar Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam siaran pers yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 7 Mei 2021.

Indeks harga nasional pada kuartal I-2021 berada di angka 110,3. Angka ini turun 0,4% dibanding kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter/qoq) dan turun 2% dibanding periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Data RIPMI menunjukkan turunnya indeks harga terjadi di sejumlah provinsi, DKI Jakarta turun 0,4% (qoq), DI Yogyakarta turun 4,21% (qoq), dan Jawa Timur turun 1,64% (qoq).

DKI Jakarta yang mengalami penurunan sebesar 0,4% kuartalan terjadi merata di seluruh wilayahnya. Wilayah dengan penurunan harga terbesar adalah Jakarta Pusat, yang turun sebesar 1,52% (qoq) lalu Jakarta Selatan turun sebesar 1,19% (qoq).

“Penurunan harga di kedua wilayah ini masih terbilang wajar karena permintaan untuk harga di kisaran ini memang sedang rendah,” kata Marine.

Di sisi lain, indeks harga rumah di Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah justru mencatatkan peningkatan. Jawa Barat naik 0,5% (qoq), Banten naik 1,62% (qoq), dan Jawa Tengah naik 1,37% (qoq).

Menurut Marine, turunnya indeks harga properti kuartalan selama tiga kuartal berturut-turut bukan hal yang menggembirakan. Hal ini baru pertama kalinya terjadi sejak 2015.

Meski begitu, pasar properti nasional diperkirakan masih akan tetap stabil dengan masih tingginya pencarian properti pada kuartal I-2021 dibandingkan kuartal sebelumnya.

Belum Laku

Dari sisi suplai, RIPMI mencatat ada kenaikan indeks suplai sebesar 8,4% (qoq) menjadi 178,2 pada kuartal I-2021 ini. Pertumbuhan suplai ini melambat jika dibandingkan kuartal IV-2020 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,6% (qoq).

Data menunjukkan bahwa suplai properti residensial terbesar pada Q1 2021 masih datang dari DKI Jakarta, yakni sebesar 32% dari total suplai nasional. Sementara itu, Jawa Barat menyumbang suplai sebesar 30%, diikuti Banten (17%), dan Jawa Timur (12%).

Menurut Marine, meskipun pada Q1 2021 terjadi pertumbuhan suplai properti namun kondisi ini melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan suplai properti bisa disebabkan oleh sikap wait-and-see para pengembang.

“Q1 2021 ini menjadi fase ‘normalisasi’ di mana pengembang fokus untuk memasarkan suplai yang masih tersisa dari kuartal sebelumnya,” ujarnya. (TrenAsia.com)


Related Stories