Rumah Sakit Daerah di Sumbar "Mungkin" Lelah Layani Pasien Covid-19

Layanan perawatan pasien Covid-19.

Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi meminta kepada seluruh kabupaten dan kota untuk tidak mengedepan rujukan pasien Covid-19 dari daerah ke rumah sakit yang ada di Kota Padang.

Namun Mahyeldi meminta kepada rumah sakit di daerah untuk memaksimalkan dalam penanganan pasien Covid-19.

Pernyataan dari Mahyeldi ini, menyikapi penuhnya ruang isolasi yang ada RSUP M. Djamil Padang, akibat dari banyaknya pasien yang dirujuk dari daerah.

Berdasarkan surat yang dikeluarkan oleh Gubernur Sumbar No.360/265/Umum-2021, Mahyeldi meminta kepada Pemerintah Kabupaten Kota agar dapat merawat sendiri pasien covid-19 dengan diagnosa sedang di rumah sakit daerahnya masing-masing dengan menyiapkan segala fasilitas yang diperlukan.

Sedangkan untuk pasien Covid-19 yang diagnosa berat, dapat dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 daerah lain, setelah terlebih dahulu saling berkoordinasi dengan rumah sakit tujuan rujukan dimaksud sesuai aturan yang berlaku.

Lalu bagi pasien Covid-19 diagnosa ringan, diharapkan agar dilakukan isolasi mandiri, baik di rumah masing-masing dengan pengawasan yang ketat atau ditempat yang telah disediakan oleh pemerintah Kabupaten Kota.

"Selain itu saya juga minta agar RSUD Kabupaten dan Kota menambah kapasitas tempat tidur untuk pelayanan pasien covid-19 berdasarkan zonasi," ujar Mahyeldi," dikutip dari surat imbauanya, Senin 24 Mei 2021.

Seperti untuk daerah yang berada di zona merah perlu mengkonversi 40% dari total tempat tidur (25% ICU).

Serta bagi darah yang berada di zona oranye mengkonversi 35% dari total tempat tidur (25% ICU), dan untuk zona kuning mengkonversi 30% dari total tempat tidur (20% ICU). Begitu juga untuk zona hijau mengkonversi 25% dari total tempat tidur (15% ICU).

Dengan cara itu, melalui surat itu, Mahyeldi menilai tidak ada lagi pasien dari daerah yang dirujuk ke Padang. Sebab selama ini, pasien OTG juga ada rujuk dari daerah ke rumah sakit di Padang.

Tidak hanya itu, terkait pengendalian penyebaran Covid-19 di Sumbar, Mahyeldi juga meminta kepada Pemkab dan Pemko agar memperbanyak SWAB Test – Polymerase Chain Reaction (PCR) kepada semua kelompok masyarakat dengan cara masal.

"Misalnya kelompok guru-guru, kelompok pejabat, ASN, TNI, POLRI dan lain-lain," jelasnya.

Selanjutnya juga penting untuk melakukan pengawasan ketat terhadap orang baru masuk ke suatu daerah, dengan melibatkan semua stakeholder terkait, termasuk melibatkan institusi informal yang ada dimasing-masing daerah.

Melihat banyaknya pasien Covid-19 diagnosa ringan atau Orang Tanpa Gejala (OTG), diminta kepada kabupaten dan kota agar sesegera mungkin mengaktifkan lagi tempat isolasi mandiri terkoordinir di daerahnya masing-masing yang mengacu kepada protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
 


Related Stories