Daerah
Sensus Penduduk 2020: Sumbar Masih Berada Dalam Masa Bonus Demografi
Sensus Penduduk 2020: Sumbar Masih Berada Dalam Masa Bonus Demografi
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat jumlah penduduk mencapai 5,53 juta jiwa atau mengalami penambahan sekitar 687.563 jiwa dari 2010-2020.
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Sumbar Krido Saptono mengatakan dari jumlah itu telah menunjukan bahwa Sumbar masih berada dalam masa bonus demografi. Dimana dalam jangka waktu sepuluh tahun, jumlah penduduk Sumbar mengalami penambahan sekitar 687.563 jiwa.
"Jadi laju pertumbuhan penduduk Sumbar sebesar 1,29 persen per tahun," kata Krido yang dikutip dari materi yang disampaikan secara virtual di Padang, Kamis (21/1/2021) kemarin.
Menurutnya dengan adanya data itu, terdapat pengurangan laju pertumbuhan penduduk hampir satu persen jika dibandingkan dengan periode 1971-1980 yang sebesar 2,23 persen.
Dari 5,53 juta penduduk Sumbar sebesar 90,73 persen atau sekitar 5,02
juta penduduk berdomisili sesuai Kartu Keluarga (KK). Sementara sebesar 9,27 persen atau sekitar 0,51 juta penduduk lainnya berdomisili tidak sesuai KK.
Jumlah ini merupakan indikasi banyaknya penduduk yang bermigrasi dari wilayah tempat tinggal sebelumnya karena sekarang sudah tidak tinggal pada alamat yang tertera di KK lagi.
Struktur penduduk dapat menjadi salah satu modal pembangunan ketika jumlah
penduduk usia produktif sangat besar. Hasil Sensus Penduduk 2020 mencatat mayoritas penduduk Sumbar didominasi oleh generasi Z dan milenial.
"Proporsi generasi Z sebanyak 31 persen dari total populasi (1,65 Juta orang) dan generasi milenial sebanyak 24 persen dari total populasi Sumbar," jelasnya.
Krido menyebutkan kedua generasi ini termasuk dalam usia produktif yang dapat menjadi peluang untuk mempercepat percepatan pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi demografi, seluruh Generasi X dan Generasi Milenial merupakan penduduk yang berada pada kelompok usia produktif pada tahun 2020. Sedangkan Generasi Z terdiri dari penduduk usia belum produktif dan produktif.
"Sekitar 7 tahun lagi, seluruh Generasi Z akan berada pada kelompok penduduk usia produktif," sebunya.
Dikatakannya hal tersebut juga merupakan peluang dan tantangan bagi Sumbar, baik di masa sekarang maupun masa depan, karena generasi inilah yang berpotensi menjadi aktor dalam pembangunan yang akan menentukan masa depan Sumbar.
"Jadi persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) terus meningkat sejak tahun 1971," ujar dia.
Pada tahun 1971 proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 51,49 persen dari total populasi dan meningkat menjadi 68,65 persen di tahun 2020.
Perbedaan yang tajam antara persentase penduduk usia produktif dan non produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas) terlihat lebih tajam di tahun 2020.
Hal ini mencerminkan bahwa Sumbar masih berada dalam masa bonus demografi karena sebesar 68,65 persen penduduknya masih berada di usia produktif.
BPS menyampaikan dengan pembangunan yang telah dicapai oleh Indonesia selama ini memberikan dampak yang positif dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat, salah satunya tercermin dari peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia.
Konsekuensi dari meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia adalah terjadinya peningkatan persentase penduduk lanjut usia atau lansia (60 tahun ke atas).
Persentase penduduk lansia Indonesia meningkat menjadi 10,83 persen di tahun 2020 dari 8,08 persen pada 2010 berdasarkan hasil SP2010. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada tahun 2020 Indonesia berada dalam masa transisi menuju era ageing population yaitu ketika persentase penduduk usia 60 tahun ke atas mencapai lebih dari 10 persen.