Solusi Pangan Selama Pandemi, Unand Kembangkan Budidaya Padi dalam Pot

Sejumlah mahasiswa Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unand tengah memanen padi yang dibudidaya di dalam pot yang berada di salingka kampus di KWT Tunas Harapan Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatra Barat. istimewa

Universitas Andalas Padang, Sumatra Barat, menemukan sebuah solusi kebutuhan pangan menyikapi kondisi pandemi Covid-19, yakni melakukan budidaya padi di dalam pot.

Solusi itu datang dari Tim Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan oleh Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unand. Dr.Ir. Nalwida Rozen, selaku ketua tim mengatakan, hal tersebut dilakukan sebagai terobosan- terobosan yang mungkin dianggap tidak lazim bagi sebagian orang.

Salah satunya adalah dengan mengajak masyarakat untuk ikut memproduksi sendiri kebutuhan pangannya melalui penanaman padi dalam pot/ember di lingkungan pemukiman mereka sendiri.

"Kegiatan ini didukung penuh oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unand dengan dana yang bersumber DIPA Unand tahun 2020," kata Nalwida, Kamis (22/4/2021).

Tim yang dianggotakan oleh Prof.Dr.Ir. Aswaldi Anwar, MS dan Obel, SP, MP serta melibatkan beberapa orang dosen dan mahasiswa dari Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unand ini, melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat di salingka kampus di KWT Tunas Harapan Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

Dia menjelaskan budidaya padi padi dalam pot/ember sudah banyak dilakukan oleh mahasiswa di Fakultas Pertanian Unand dalam skala penelitian, dengan hasil yang memuaskan.

Dimana untuk cara penanaman padi ini menerapkan sistem SRI dalam satu pot/ember ditanam 1 batang bibit yang ditanam pada umur 12 hari dengan kondisi tanah yang lembab selama fase vegetatif.

"Jadi ketika tanaman sudah memasuki fase generatif, tanah tersebut digenangi air sampai 20 hari menjelang panen. Panen dapat dilakukan pada saat tanaman sudah berumur 110 hari," jelasnya.

Pada kegiatan ini, ujar Nalwida Rozen, menggunakan varietas Cisokan dengan hasil gabah kering panen 150 gram/pot atau sekitar 30 kilogram/200 ember.

Menurutnya dengan cara itu, maka masyarakat yang terkelompok dalam suatu keluarga, bisa memenuhi kebutuhan pangannya.

Hadirnya solusi ini juga menyikapi mewabahnya Covid-19 di seluruh dunia, sehingga mengubah secara langsung sendi-sendi kehidupan manusia. Tatanan kehidupan beralih dengan berbagai desain dalam memerangi Covid-19 ini.

Kondisi ini tanpa kompromi akan berdampak kepada kebutuhan pangan yang merupakan kebutuhan dasar bagi manusia.

"Jika wabah ini terus menerus dan berlanjut sampai tahun-tahun berikutnya dikhawatirkan akan timbulnya bencana baru berupa kelaparan dan kematian di berbagai pelosok negeri. Jika hal ini terjadi, akan berdampak munculnya masalah -masalah baru yang mungkin tidak akan terpikirkan oleh kita," sebutnya.

Nalwida Rozen juga menyebutkan tujuan memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk membudidayakan padi di lingkungan mereka masing-masing dengan pola padi dalam pot itu, juga dalam rangka membangun kekuatan pangan menghadapi dampak Covid 19.

Artinya cara itu dapat memberikan harapan akan kesadaran masyarakat untuk berupaya mencukupi kebutuhan dasarnya secara mandiri.

Memang sebelum kegiatan itu dilakukan, pihak Unand terlebih dahulu melakukan sosialisasi mulai tingkat kelurahan/RW/RT kemudian dilanjutkan dengan persiapan teknis dan pelaksanaan.

"Jadi masyarakat kita latih untuk membudidayakan tanaman padi di dalam pot yang diletakkan dan dipelihara di lahan terbuka sekitar rumah mereka," ucapnya.

Selain itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unand, Dr. Ing. Uyung Gatot S. Dinata, MT. memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan oleh tim dosen dari fakultas pertanian Unand tersebut.

Menurutnya kegiatan tersebut dapat memberikan kontribusi yang nyata yang dilakukan oleh Unand, terlebih pada masa pandemi sekarang ini. Sehingga mampu menjawab tantangan ketahanan pangan yang dihadapi oleh masyarakat.  

"Saya berharap kegiatan ini menjadi percontohan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat pemberdayaan masyarakat dan mungkin bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak ataupun lembaga lainnya," harap dia.


Related Stories