Daerah
SPH Hadirkan Kidney Center dengan Fasilitas Lengkap dan Canggih untuk Layanan Hemodialisa
Semen Padang Hospital (SPH) adalah rumah sakit di Kota Padang yang memiliki Kidney Center serta fasilitas canggih dan lengkap untuk pelayanan Hemodialisa (HD) bagi pasien.
Namun sebelum mengenal lebih dalam mengenai pelayanan tersebut, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai apa itu Hemodialisa.
Kepala Unit Hemodialisa SPH dr. Diana Melisa mengungkapkan, hemodialisa (cuci darah) adalah salah satu bentuk terapi pengganti ginjal, terapi ini menggunakan ginjal buatan (dializer) untuk mengeluarkan sisa hasil metabolisme tubuh yang tidak bisa dikeluarkan oleh pasien yang mengalami kondisi gagal ginjal.
Dalam proses terapi ginjal buatan tersebut dihubungkan ke tubuh pasien melalui mesin hemodialisa. Terapi ini bisa dilakukan 2-5 jam/terapi, tergantung kondisi dan indikasi pada pasien.
"Pasien yang mnjalani HD adalah mereka yang mengalami gagal ginjal, kondisinya bisa akut atau kronik. Faktor resikonya antara lain seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, Batu Ginjal, Infeksi Ginjal, penyakit Autoimun (yang menyerang ginjal). Penyakit tersebut dapat merusak jaringan ginjal, sehingga mengakibatkan penurunan fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh. Adanya penumpukan sisa metabolisme ini diketahui dari pemeriksaan laboratorium untuk fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) ," kata dokter Diana.
Pada pasien gagal ginjal kronik, lanjutnya, saat pasien sudah masuk ke dalam stadium 5, maka pasien akan dianjurkan untuk menjalani HD. Pasien tersebut biasanya akan rutin menjalani HD 2 kali seminggu.
Sedangkan pasien gagal ginjal akut adalah pasien yg tiba-tiba mengalami perburukan dari fungsi ginjalnya, penyebabnya bisa disebabkan oleh infeksi sistemik (sepsis),obstruksi karena batu saluran kemih,intoksikasi dan sebab lainnya. Pada pasien ini, biasanya setelah beberapa kali HD, fungsi ginjal akan membaik, maka pasien dapat tidak perlu untuk melanjutkan terapi HD.
"Yang terpenting, sebelum dilakukannya HD, setiap pasien yang menjalani HD harus berdasarkan atas pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang Nefrolog (Dokter spesialis ginjal dan hipertensi). Di SPH, Nefrolog kita adalah DR. dr Harnavi Harun Sp.PD KGH," jelasnya.
Untuk pelayanan HD, Dokter Diana mengungkapkan, SPH memiliki ruang untuk HD yang dikenal dengan Kidney Center. Posisinya terletak di basement, ruangan itu dilengkapi dengan 13 unit mesin HD, Poliklinik Ginjal, Hipertensi dan USG. Kidney Center SPH juga memiliki 1 unit mesin HD yang ditempatkan di ruang rawat inap isolasi Covid-19. Selain itu, SPH juga menyediakan ruangan HD VIP bagi pasien yang menginginkan privasi selama terapi.
Pelayanan HD di SPH buka dari senin sampai dengan sabtu (06.00 - 20.00). Di luar jadwal tersebut, petugas medis Kidney Center SPH tetap stand by untuk pasien kondisi emergency. Untuk pelayanan HD di SPH, disupervisi oleh Nefrolog DR.dr Harnavi Harun Sp. PD KGH.
Selain fasilitas yang canggih dan lengkap seperti yang disebutkan di atas, petugas medis SPH juga kompeten di bidangnya. Karena setiap petugas yang berdinas di ruang HD baik dokter atau perawat telah memiliki sertifikat "Hemodialisa". Sehingga pasien dapat mendapatkan pelayanan yang maksimal saat menjalani pengobatan hemodialisa di Kidney Center SPH.
"Kemudian, fasilitas lainnya yakni semua pasien yg menjalani HD kita berikan snack sesuai dengan nutrisi untuk pasien dialisis. Tidak hanya itu, dalam upaya menciptakan kedekatan dengan pasien dan membantu pengobatannya, Kidney Center SPH membuat grup WA kidney center, melalui media ini pasien boleh bertanya terkait kondisi kesehatannya dan pertanyaan yang diajukan dalam grup tersebut akan dijawab oleh Tim Kidney Center. Bahkan, untuk pasien HD yang datang dari luar daerah dan tidak punya tempat tinggal di kota Padang, Yayasan Semen Padang sebagai pemilik SPH telah menyediakan rumah singgah (gratis), disediakan juga transportasi gratis dari SPH ke rumah singgah dan sebaliknya," jelasnya.
Sementara itu, di sisi lain ia menjelaskan, alur untuk pelayanan HD, untuk rawat jalan setelah pasien melakukan pemeriksaan dengan Nefrolog dan hasilnya dianjurkan untuk HD, maka selanjutnya pasien mendaftar di bagian admisi untuk tujuan Poli Hemodialisa.
Untuk pendaftaran, pasien membawa berkas sesuai dengan jaminan yang dipakai. Namun untuk pasien travelling (Rujukan), maka pasien harus membawa surat travelling HD dan rujukan dari RS sebelumnya.
"Saat ini, semua pasien kami adalah dalam jaminan asuransi (BPJS dan perusahaan). Jika pasien umum, maka biayanya juga tidak terlalu mahal tiap mendapat tindakan HD. Jika pasien rawat inap, maka saat jadwal HD pasien akan diantarkan ke ruang HD," jelasnya.
Dokter Diana mengungkapkan, layanan HD di SPH termasuk banyak mendapat pasien dari luar daerah. Tak jarang banyak pasien dari luar kota seperti Pasaman, Pariaman hingga Muara Bungo-Jambi tetap ingin brtahan di SPH.
"Kebanyakan alasan pasien dari luar daerah melakukan pengobatan HD di SPH yakni karena tidak semua RS memiliki layanan HD. Kemudian tidak semua RS memiliki Nefrolog, sedangkan untuk memulai HD harus berdasarkan hasil pemeriksaan oleh nefrolog. Selain itu, kenyamanan menjadi alasan bagi pasien dari berbagai daerah melakukan HD di SPH. Mereka merasa lebih nyaman dengan pelayanan yang diberikan," ujarnya.
Di sisi lain, Dokter Diana menyarankan agar menjaga kesehatan ginjal sedari dini agar tidak harus menjalani pengobatan HD di usia senja.
Ia mengimbau, bagi yang belum memiliki faktor resiko, biasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok, menghindari makanan atau minuman yang dapat membebani fungsi ginjal seperti minuman bersoda dan makanan berpengawet serta usahakan minum air putih yang cukup, sekitar 2- 3 setiap harinya. Tak lupa juga ia mengimbau untuk rutin olahraga yang cukup.
Sementara itu, katanya, bagi yang sudah punya faktor resiko seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Batu Ginjal, maka disarankan untuk minum obat sesuai anjuran dokter sesuai penyakit yang diderita.
"Selain itu, guna menjaga kesehatan tubuh lebih optimal, lakukan pemeriksaan fungsi ginjal minimal 6 bulan sekali," tuturnya. (rilis)
Untuk 9 kilometer merupakan lahan yang sudah bisa untuk dikerjakan
Pembangunan proyek Jalan Tol Padang-Pekanbaru seksi I Padang-Sicincin masih terus berjalan. Meski ada kebijakan refocusing dari pemerintah, sejumlah kegiatan pengerjaan di lapangan terus berlangsung.
Berdasarkan pantauan Langgam.id, Sabtu (13/3/2021), di lokasi proyek pembangunan jalan tol di kawasan Padang Pariaman masih tampak pekerja proyek mengerjakan berbagai bagian. Seksi I sendiri terdiri dari dua penlok yang memiliki panjang 36,6 kilometer. Penlok I terdiri dari 0-4,2 kilometer, penlok II terdiri dari 4,2-36,6 kilometer.
Masuk dari titik 0 kilometer dari Bypass, maka arah ke Sicincin jalan tol tersebut telah selesai hingga berbentuk jalan sepanjang 2,9 kilometer. Sementara terus ke ujungnya ratusan bagian masih dikerjakan, diantaranya pengerasan jalan, pelaksanaan betonisasi, penanaman tiang pancang dan lainnya.
Ada bagian lain yang juga telah dibeton namun terpisah dari titik awal. Proyek tersebut dikerjakan secara terputus-putus. Sejumlah pekerja juga tampak merangkai besi berbagai kerangka untuk jalan tol. Selain itu, truk mengangkut tanah untuk pengerasan jalan dan truk pengangkut semen beton juga masih beroperasi.
Manajer Pembangunan dan Pelaksanaan PT Hutama Karya (HK) seksi Sicincin-Padang Berlin A Tampubolon mengatakan, adanya kebijakan refocusing bukan berarti pembangunan proyek tersebut dihentikan.
Refocusing berarti memindahkan material, alat, dan sumber daya manusia (SDM) ke luar Sumbar bagi tanah yang masih belum selesai pembebasannya.
“Refocusing itu kita tetap bekerja, cuman kerja kita itu di lahan yang sudah bisa dikerjakan atau yang sudah bebas, refocusing secara jalan Tol Trans Sumatera,” katanya.
Ia menjelaskan, untuk kebutuhan Seksi I sepanjang 36,6 kilometer, sebanyak 17 persen adalah pengadaan material. Sementara di sisi lain baik di Pekanbaru, Medan, Bengkulu juga berjalan proyek jalan tol. Jadi sumber daya atau material yang sudah ada di Tol Padang-Sicincin ini dipindahkan ke sana.
“Jadi refocusing adalah sumber daya dan material yang kita sediakan di sini, kita fokuskan ke ruas lain, sehingga apa yang kita adakan agar segera bermanfaat,” katanya.
Ia mengungkapkan, total ada sekitar 7 kilometer yang tanahnya sudah bebas dan saat ini sedang dikerjakan. Jika ada lebih material dan sumber daya dari 7 kilometer tersebut, maka kelebihan itulah yang direfocusing.
Menurutnya sampai saat ini belum ada alat-alat yang diangkut, sebab masih ada pekerjaan. Mungkin nantinya material yang dipindahkan ke ruas lain yang sudah berjalan. Sementara jika di Padang-Sicincin sudah ada tanah yang bebas lagi, maka akan dilanjutkan pengerjaannya.
Ia mengatakan, terkait pembebasan lahan, masyarakat sudah menerima apa yang diputuskan tim apraisal. Hanya saja mengurus pembebasan itu memakan waktu lama karena tanah merupakan milik kaum, sehingga harus diizinkan oleh kaumnya untuk dibebaskan