Studi: Pria Berisiko Meninggal Enam Tahun Lebih Cepat Daripada Perempuan

Penelitian: Pria Amerika Serikat Meninggal Hampir Enam Tahun Lebih Cepat Daripada Perempuan (Pexels/Gustavo Fring)

JAKARTA - Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan bisa hidup lebih lama daripada laki-laki. Namun, penelitian terbaru menunjukkan setidaknya di Amerika Serikat kesenjangan semakin melebar setelah lebih dari satu dekade penelitian dilakukan. Jarak ini mencapai nyaris enam tahun. 

Penulis penelitian tersebut menemukan bahwa terdapat perbedaan antara berapa lama pria Amerika dan umur perempuan meningkat menjadi 5,8 tahun pada 2021. 

Tren ini antara lain didorong oleh pandemi COVID-19. Pandemi menyebabkan jumlah korban jiwa yang tidak proporsional pada laki-laki. Pandemi menjadi kontributor terbesar terhadap kesenjangan yang semakin lebar pada tahun 2019-2021 diikuti oleh cedera dan keracunan yang tidak disengaja (overdosis obat-obatan), kecelakaan, dan bunuh diri. 

"Ada banyak penelitian mengenai penurunan angka harapan hidup dalam beberapa tahun terakhir, namun belum ada yang menganalisis secara sistematis mengapa kesenjangan antara laki-laki dan perempuan semakin lebar sejak tahun 2010," kata penulis pertama makalah tersebut, Brandon Yan, MD, MPH, seorang dokter residen penyakit dalam UCSF dan kolaborator penelitian di Harvard Chan School.

Angka harapan hidup di AS turun pada tahun 2021 menjadi 76,1 tahun, turun dari 78,8 tahun pada tahun 2019 dan 77 tahun pada tahun 2020.

Semakin pendeknya umur penduduk Amerika sebagian disebabkan oleh apa yang disebut dengan “kematian karena keputusasaan”. Istilah ini mengacu pada peningkatan kematian akibat bunuh diri, gangguan penggunaan narkoba, dan penyakit hati alkoholik, yang sering dikaitkan dengan kesulitan ekonomi, depresi, dan stres.

"Meskipun tingkat kematian akibat overdosis narkoba dan pembunuhan meningkat baik pada pria maupun wanita, jelas bahwa laki-laki merupakan bagian yang semakin tidak proporsional dalam kematian tersebut," kata Yan.

Dengan menggunakan data dari Pusat Statistik Kesehatan Nasional Amerika Serikat, Yan dan rekan peneliti dari seluruh negeri mengidentifikasi penyebab kematian yang paling menurunkan angka harapan hidup. Kemudian mereka memperkirakan dampaknya terhadap laki-laki dan perempuan untuk melihat seberapa besar perbedaan penyebab yang berkontribusi terhadap kesenjangan tersebut.

Sebelum pandemi COVID-19, kontributor terbesar adalah cedera yang tidak disengaja, diabetes, bunuh diri, pembunuhan, dan penyakit jantung.

Namun selama pandemi, laki-laki lebih mungkin meninggal karena virus tersebut. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh sejumlah alasan, termasuk perbedaan perilaku kesehatan, serta faktor sosial, seperti risiko paparan di tempat kerja, keengganan untuk mencari perawatan medis, penahanan, dan ketidakstabilan perumahan. Gangguan metabolisme kronis, penyakit mental, dan kekerasan senjata juga berkontribusi.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 25 Nov 2023 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 29 Nov 2023  

Editor: Redaksi Daerah
Redaksi Daerah

Redaksi Daerah

Lihat semua artikel

Related Stories