Survei dan Studi Menunjukkan Generasi Z Makin Ragu Terhadap Kapitalisme

Semakin Banyak Gen Z yang Tidak Percaya Kapitalisme (KnowledgeCity)

JAKARTA - Akhir-akhir ini sesuatu yang berhubungan dengan generasi Z memang sering jadi bahan perbincangan bahkan dijadikan penelitian. Baru-baru ini terdapat survei dan penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak generasi Z yang meragukan kapitalisme. Menurut survei terbaru dari Business Insider/YouGov, 28% dari responden berusia 18-26 tahun lebih memilih sosialisme sebagai sistem ekonomi, sementara 29% lebih memilih kapitalisme, dan sisanya tidak memiliki pendapat khusus.

Studi ini juga menunjukkan bahwa 77% dari responden yang berusia 78 tahun ke atas lebih menyukai kapitalisme. Namun, generasi Z, yang termasuk dalam kelompok usia yang lebih muda, cenderung memiliki pandangan yang lebih liberal. 

Sementara beberapa ahli berpendapat bahwa ketidakpercayaan mereka terhadap kapitalisme bukan hanya sebuah fase sementara.

Banyak dari generasi muda ini merasakan beban biaya hidup yang terus meningkat, dan mereka percaya bahwa pasar bebas mungkin tidak memberikan manfaat bagi mereka. 

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh profesor dari Universitas New York, Scott Galloway, dalam postingannya baru-baru ini, "Untuk pertama kalinya dalam sejarah kita, seorang anak berusia 30 tahun tidak memiliki kinerja sebaik orang tuanya pada usia 30 tahun. Ini adalah sebuah terobosan mendasar dan, yang lebih mengkhawatirkan, merupakan hasil dari keputusan yang disengaja, seperti kebijakan sosial dan ekonomi yang mentransfer kekayaan dari generasi muda ke generasi tua."

Ketidakpercayaan terhadap kapitalisme ini mungkin tidak hanya berasal dari pandangan politik, tetapi juga dari pengalaman pribadi mereka dengan ekonomi saat ini. Seperti diketahui, generasi Z menghadapi tantangan seperti biaya pendidikan yang tinggi, kesulitan mencari pekerjaan yang layak, dan ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh perubahan global.

Beberapa ahli menganggap pandangan skeptis generasi Z terhadap kapitalisme sebagai respons terhadap ketidaksetaraan ekonomi yang semakin meningkat dan kurangnya keadilan dalam distribusi kekayaan. Mereka percaya bahwa kebijakan ekonomi saat ini tidak mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan adil.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa ketidakpercayaan terhadap kapitalisme tidak hanya sekedar pandangan politik, tetapi juga mencerminkan kekhawatiran nyata generasi muda terhadap masa depan ekonomi mereka. 

Bagi mereka, sistem ekonomi yang adil dan inklusif mungkin lebih diutamakan daripada model kapitalisme konvensional yang tampaknya tidak memenuhi harapan mereka.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 27 Dec 2023 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 27 Des 2023  

Editor: Redaksi Daerah
Redaksi Daerah

Redaksi Daerah

Lihat semua artikel

Related Stories