Nasional
Tiga Bulan Berjalan, Produktivitas Padi di Pesisir Selatan Mencapai 114.892,5 Ton
PAINAN - Produksi padi di Kabupaten Pesisir Selatan pada periode Januari 2020 hingga Maret 2020 saja, telah mencapai total produksi gabah kering di angka 114.892,5 ton, dengan luas area panen mencapai 22.751 hektar dari total 30.416 hektare luan tanam.
Dengan adanya jumlah padi yang demikian, pemerintah setempat pun menargetkan produksi padi pada tahun 2020 mencapai 306.530 ton. Jumlah produksi padi yang ditargetkan itu, bakal menjadikan daerah Pesisir Selatan sebagai lumbung padi di Sumatera Barat.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Pesisir Selatan, Nuzirwan, mengatakan, target produksi padi itu juga telah masuk dalam perubahan Rencana Pembangunna Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021, dimana target produksi padi di Pesisir Selatan tahun ini mencapai 306.530 ton.
Bahkan ia menyebutkan waktu tiga bulan yang telah berjalan itu, kondisi produksi padi di Pesisir Selatan bisa dikatakan telah membuat petani berbahagia, karena tidak terjadi adanya serangan hama yang parah. Ia pun memperkirakan, hingga Agustus mendatang target 306.530 ton bakal tercapai
"Melihat produktivitas 5,8 ton per hektar itu, dapat dikatakan jauh meningkat dari total produksi periode yang sama di tahun lalu," katanya, seperti dikutip dari laman resmi Pemkab Pesisir Selatan, Senin 20 Juli 2020.
Untuk itu, Nuzirwan meminta para petani, memiliki lahan sawah dengan irigasi teknis dapat menanami kembali sawahnya dengan padi. Apalagi turut diterapkan pula penanaman padi dengan sistem tanam benih langsung (Tabela), karena hal itu dinilai sebagai solusi untuk mengatasi persoalan bagi lahan tadah hujan.
Saat ini memang tidak dapat dipungkuri bahwa di Pesisir Selatan masih terdapat adanya sawah-sawah yang belum memiliki aliran irigasi yang bagus. Sehingga banyak lahan yang hanya bisa dikelolah apabila di daerah itu dalam kondisi musim hujan.
Menurutnya, solusi untuk kondisi yang demikian ialah melakukan cara pertanian dengan sistem tabela. Sebab dengan menggunakan cara itu, dapat mengatasi keterbatasan pasokan air pada lahan sawah tadah hujan tersebut.
"Bisa dikatakan sistem tabela ini hal yang baru. Bagaimana supaya tabela ini bisa diterapkan, kita akan minta kepada penyuluh pertanian di kecamatan untuk turun ke masyarakat, dan memberikan sosialisasi terkait sistem tabela itu," jelasnya.
Ia menyebutkan sistem tabela itu dapat meningkatkan efisiensi produksi, terutama efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja tanam. Hal ini dikarenakan sistem tanam benih langsung atau tabela tersebut, merupakan sistem penanaman tanaman padi tanpa melalui persemaian dan pemindahan bibit.
Nuzirman memaparkan sistem tabela pada dasarnya dibedakan atas dua cara, yaitu tanam benih langsung dalam larikan atau tanam benih langsung secara merata (broadcast) pada areal pertanaman.
Sehingga untuk cara tanam benih langsung dalam larikan itu, tidak banyak mengubah cara budi daya yang telah berlangsung selama ini. Sebab dalam penerapannya tetap menggunakan larikan dengan jarak antar barisan antara 22-25 cm, tergantung varietas yang ditanam.
"Kalau tentang cara tanamnya itu, dengan cara menyebarkan benih secara merata pada areal pertanaman mampu menurunkan curahan tenaga kerja sekitar 28 persen," jelas dia.
Nuzirman juga mengimbau petani agar tidak menjual gabah secara berlebihan. Petani harus memiliki cadangan pangan. Sebab, persediaan itu sebagai antisipasi anjloknya harga gabah di tingkat petani saat panen raya seperti ini.
"Jika dijual secara jor-joran pada tauke, tentu akan berlaku hukum pasar, apabila barang melimpah, harga akan jatuh. Kini masih di kisaran Rp4.800 sampai Rp5.500 per kilogram. Jadi ada baiknya, pertimbangkan juga untuk kebutuhan konsumsi dari rumah tanggan si petani," ujarnya.
Dengan demikian, Nuzirman, menilai produksi padi di Pesisir Selatan bakal mencapai target. Apalagi di Sumatera Barat sendiri telah menerapkan target untuk produksi padi 3 juta ton pada tahun 2020. Sehingga di Pesisir Selatan juga terus berupaya dapat menambah dari kuota target tersebut.
"306.530 ton bukanlah jumlah yang sedikit. Jika kondisi cuaca bagus dan tidak terkendal soal pupuk dan yang lainnya, mungkin bisa melebihi dari target tersebut," sebut dia.