Nasional
Tips Haji Anti Nunggu Lama, Anak Muda Wajib Coba!
JAKARTA – Ibadah haji sering kali identik dengan jamaah lanjut usia. Julukan “Pak Haji” atau “Bu Haji” umumnya diberikan kepada mereka yang baru menunaikan rukun Islam kelima setelah memasuki masa pensiun. Padahal, kesempatan berhaji justru lebih baik dipersiapkan sejak muda, terutama karena panjangnya masa antrean di Indonesia.
Saat ini, masa tunggu haji reguler di beberapa provinsi bisa berkisar antara 15 hingga 47 tahun, tergantung kuota wilayah. Artinya, jika seseorang mendaftar pada usia 20 tahun, besar kemungkinan baru bisa berangkat di usia 60-an. Kondisi ini kerap membuat generasi muda ragu untuk mendaftar lebih awal, meski sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan agar kesempatan berhaji datang lebih cepat.
Dilansir dari berbagai sumber, Selasa, 26 Agustus 2025, berikut sederet langkah yang bisa ditempuh anak muda:
1. Daftar Sejak Dini, Bahkan Saat Masih SMA
Badan Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH) membuka jalur reguler yang menjadi pintu masuk utama mayoritas jamaah Indonesia. Memang antrean panjang tak terhindarkan, tetapi mendaftar sejak dini adalah strategi paling realistis.
Setoran awal pendaftaran sebesar Rp4,5 juta bisa dikumpulkan dari hasil menabung, menyisihkan uang saku, atau pekerjaan paruh waktu. Dengan begitu, seorang remaja sudah “terdaftar resmi” dalam sistem antrean haji nasional. Semakin muda usia saat mendaftar, semakin besar peluang bisa menunaikan haji sebelum tua.
2. Kuliah atau Kerja di Negara Teluk
Alternatif lain adalah dengan menempuh pendidikan atau bekerja di negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, atau Qatar. Ekspatriat di negara tersebut biasanya mendapat kuota khusus dengan masa tunggu jauh lebih singkat.
Selain mempercepat kesempatan berhaji, pengalaman ini juga memberi nilai tambah berupa wawasan internasional, akses karier global, serta pemahaman budaya Islam di Timur Tengah.
3. Haji Furada: Bayar Lebih, Berangkat Cepat
Haji furada atau haji non-kuota merupakan jalur yang memungkinkan jamaah berangkat tanpa harus menunggu antrean panjang pemerintah. Skema ini dijalankan pihak swasta dengan visa khusus langsung dari Arab Saudi.
Namun, risikonya cukup tinggi. Biaya bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat dari haji reguler, sementara kasus penipuan travel haji non-kuota pernah terjadi. Selain itu, aturan dari pemerintah Arab Saudi terkait visa furada juga bisa berubah sewaktu-waktu. Karena itu, calon jamaah wajib cermat memilih penyelenggara resmi dan terpercaya.
4. Tabungan dan Investasi Haji Sejak Muda
Apapun jalur yang dipilih, fondasi utamanya tetap terletak pada kesiapan finansial. Saat ini banyak bank syariah menawarkan tabungan haji, deposito, hingga instrumen investasi syariah seperti sukuk ritel dan reksa dana syariah.
Anak muda bisa memulai dengan nominal kecil tetapi konsisten, misalnya Rp100 ribu hingga Rp500 ribu per bulan. Memisahkan rekening khusus haji juga penting agar dana tidak bercampur dengan kebutuhan lain. Dengan disiplin, target setoran awal dan biaya pelunasan bisa tercapai lebih cepat.
5. Persiapan Non-Finansial: Fisik, Mental, dan Ilmu
Haji bukan hanya soal dana. Perjalanan ke Tanah Suci adalah ibadah fisik sekaligus spiritual. Calon jamaah perlu menjaga kesehatan sejak muda melalui olahraga rutin, pola makan seimbang, serta pemeriksaan kesehatan berkala.
Dari sisi mental, memperkuat pemahaman agama juga menjadi bekal penting. Mengikuti kajian manasik haji, mempelajari fiqh ibadah, serta meluruskan niat agar berhaji murni karena Allah akan membuat pengalaman spiritual ini lebih bermakna.
Dengan masa tunggu haji reguler yang kian panjang, generasi muda justru harus lebih proaktif mempersiapkan diri. Strateginya bisa melalui jalur reguler sejak dini, opsi ekspatriasi ke negara Teluk, jalur furada bagi yang mampu, atau kombinasi tabungan-investasi syariah untuk memperkuat kesiapan finansial.
Haji di usia muda memberi banyak manfaat: tubuh masih bugar, energi lebih prima, serta kesempatan beribadah lebih fokus tanpa terbebani penyakit usia lanjut. Dengan perencanaan matang, disiplin finansial, dan tekad yang lurus, impian menunaikan haji sebelum tua bukanlah hal mustahil.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 26 Aug 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 27 Agt 2025