Tour Desainer Indonesia Ridwan Tulus Masuk Nominasi Asean Risk Award di Singapura

Ridwan Tulus (dok/istimewa)

Tour Designer Indonesia Ridwan Tulus masuk nominasi dalam ajang bergengsi Asean Risk Award (ARA) dengan kategori Risk Professional of The Year 2021.

Penghargaan ini datang dari Enterprise Risk Management Academy Singapura. Pada 11 Desember 2021 mendatang, pria asal Kota Padang, Sumatra Barat, ini bakal mengukir sejarah baru dalam dunia green tourism.

Pencetus gerakan sosial tourism dan sekaligus presiden International Green Tour Operator ini mengatakan, butuh perjuangan selama 20 tahun lamanya, untuk terus bergerak mendesain sebuah pariwisata yang berbeda, dan kini ternyata mampu dianggap berarti oleh dunia.

"Saya mendesain pariwisata di Sumbar ini maupun di Indonesia ini, bukan hanya memberikan kesenangan dalam berwisata kepada wisatawan, tapi juga menciptakan alam yang hijau. Inilah yang saya lakukan selama 20 tahun ini, dan ternyata wisatawan dunia tertarik dengan konsep saya itu," katanya, Rabu 17 November 2021.

Begitu juga dengan Green Tourism Institutenya, dengan visi dan misinya yang protect the culture, protect the nature, empower and bring benefit for local people and support conservation, Ridwan telah berbuat banyak melahirkan tokoh – tokoh muda kepariwisataan di Indonesia.

Dan dengan Green Action ini, Ridwan telah banyak menyulap lahan yang rusak dan gundul menjadi lahan yang rimbun dan telah menjadi destinasi wisata yang bernilai ekonomis buat masyarakat setempat seperti salah satu contohnya kawasan Apar di Pariaman yang telah mempunyai Mangrove Park yang indah dan memiliki taman terumbu karang yang indah.

"Jadi capaian yang rasakan sampai saat ini memiliki cerita yang panjang. Ceritanya itu, pada tahun 2009 saya mendapat ujian hidup yang sangat luar biasa. Kalau secara medik dokter syaraf terkemuka di Padang bilang ada penyumbatan di otak kanan setelah melihat hasil scan dan MRI. Dan harus dioperasi tapi saya tidak melakukannya," jelasnya.

Karena menurut dokter tersebut walaupun dioperasi hasilnya masih fifty fifty. Tapi lucunya sebelum dirinya mengalami penyakit itu, sudah ada 2 orang besar yang sudah memprediksi bahwa dirinya bakalan mendapat ujian seperti hal tersebut.

Serta semenjak 2009 itu, Ridwan menyatakan mengalami perjalanan hidup yang aneh. Kehidupan yang dijalaninya terasa terbalik. Apa yang dilakukannya yang awalnya suka, berubah menjadi menjadi tidak suka. Seperti berbisnis, walaupun sudah mempunyai kantor cabang di Inggris dan Amerika.

"Tapi pada saat itu saya tidak ada keinginan berbisnis lagi. Bahkan sudah tidak mempedulikannya. Kantor saya disalah satu hotel ternama di kota Padang saya biarkan kosong begitu saja," ujarnya.

Sekitar tahun 2012 saya mulai dirinya mulai akrab kembali dengan handphone dan media sosial seperti facebook dan lainnya. Tapi dampak yang cukup hebat dari penyakit yang dialaminya sangat banyak, yakni akan masa lalu.

Akhirnya setelah membaca dan bergaul lagi khususnya di media sosial, Ridwan mulai banyak mengagumi tokoh - tokoh muda di dunia kepariwisataan Indonesia yang bermain di niche tourism market atau wisata minat khusus dan lebih khusus lagi di pariwisata hijau atau Green Tourism.

"Dan yang lebih luar biasa lagi mereka dengan aksinya bisa menyelamatkan lingkungan di daerahnya. Saya kagum akan hal itu," tegasnya.

Kini dengan telah apa yang dilakukan oleh sang tour desainer ini, ternyata mampu menarik perhatian dunia. Selama 20 tahun dia bergerak untuk green tourism juga belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat.

"Mungkin orang luar negeri yang memahami apa yang saya perbuat ini. Tapi saya tidak berhenti di sana, saya terus bergerak, saya tidak mengedepankan mau diapresiasi atau tidak," tegas Ridwan.

Baginya dengan masuknya dalam nominasi ajang bergengsi Asean Risk Award (ARA) dengan kategori Risk Professional of The Year 2021 itu, sebuah kabar yang menggembirakan baginya.

Ada 3 orang hebat lainnya yang turut masuk dalam Asean Risk Award tersebut, yaitu Azzahra Annuar (Malaysia), Imam Subekti (Indonesia) dan Jamaliah Said (Malaysia).

"Saya berharap bisa VOTE untuk saya melalui situs Asean Risk Award," harapnya.

Editor: Sutan Kampai

Related Stories