Nasional
Tradisi Unik Vatikan: Ini Alasan Cincin Paus Dihancurkan Usai Wafat
JAKARTA – Cincin Nelayan, yang juga dikenal sebagai cincin kepausan, memiliki sejarah yang kaya dan berfungsi sebagai lambang utama otoritas Paus dalam Gereja Katolik.
Saat seorang Paus dilantik, cincin ini secara resmi diberikan sebagai simbol kepemimpinannya. Umumnya, cincin tersebut menampilkan gambar Santo Petrus—sang rasul—dengan nama Paus yang sedang menjabat terukir di atasnya.
Tujuan Cincin Nelayan dan Alasan Mengapa Dihancurkan Setelah Paus Wafat
Santo Petrus, salah satu murid Yesus Kristus yang dianggap sebagai paus pertama, sering kali digambarkan dalam cincin ini. Cincin lama akan dihancurkan setelah paus wafat sebagai simbol bahwa masa jabatannya telah berakhir, dan sebuah cincin baru dibuat untuk paus yang baru terpilih.
Dilansir dari Hindustan Times, di masa lalu, cincin ini digunakan sebagai stempel surat pribadi paus dan dokumen atau catatan resmi kepausan. Kini, setiap paus yang terpilih akan menerima cincin baru sebagai lambang otoritas imamatnya. Namun, saat ini Cincin Nelayan tidak lagi digunakan sebagai alat penyegel dokumen.
Meskipun Cincin Nelayan tidak lagi digunakan sebagai stempel, setiap Paus yang baru terpilih diberi cincinnya sendiri untuk melambangkan otoritas keimamatannya.
- 4 Hal Unik Ini Ternyata Bisa Jadi Indikator Ekonomi Suatu Negara
- BRI Tembus Pelosok dengan 1,2 Juta AgenBRILink di 88% Wilayah Indonesia
- 5 Pengeluaran yang Harus Dihindari Saat Ekonomi Lagi Sulit Menurut Warren Buffett
Prosedur Penghancuran Cincin Nelayan
Saat seorang paus wafat atau mengundurkan diri, cincin miliknya secara tradisional akan dihancurkan. Tindakan ini melambangkan berakhirnya otoritas kepausannya.
Cincin tersebut secara fisik dihancurkan atau dibelah dua oleh salah satu anggota rumah tangga kepausan, biasanya oleh Kardinal Camerlengo. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah siapa pun, termasuk penerus paus, menggunakan cincin tersebut, dan merupakan bagian dari rangkaian ritual pergantian kekuasaan kepausan.
Proses penghancuran cincin milik Paus Fransiskus nantinya akan dilakukan oleh Kardinal Camerlengo, yang saat ini dijabat oleh Kardinal Kevin Farrell.
Mengapa Orang Mencium Cincin Nelayan?
Sebagai pemimpin spiritual Gereja Katolik Roma, paus dihormati melalui tradisi mencium cincin kepausannya. Tindakan ini telah lama menjadi simbol penghormatan dan penghargaan terhadap paus.
Mencium cincin tersebut juga menunjukkan pengakuan umat terhadap paus sebagai pemimpin Gereja Katolik dan Uskup Roma. Selain itu, tradisi ini mencerminkan rasa bakti serta kesetiaan terhadap ajaran dan nilai-nilai Gereja.
- Pemindahan ASN ke IKN Belum Tunjukkan Hilal, Struktur Kabinet Baru Jadi Penyebab
- Ternyata Segini Setoran Freeport ke Pemerintah Selama 2024
- Investor Asing Lepas Saham Himbara hingga Rp200 M, Kapan Aksi Jual Ramai-ramai Ini Berakhir?
Adapun, umat mengakui posisi Paus sebagai kepala Gereja Katolik dan Uskup Roma saat mereka mencium cincin tersebut. Tindakan tersebut juga berfungsi sebagai sarana untuk menunjukkan pengabdian kepada Gereja dan prinsipnya.
Praktik ini sudah jarang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, karena beberapa paus, termasuk Paus Fransiskus, berusaha menggambarkan kepausan sebagai lembaga yang lebih mudah didekati dan tidak terlalu hierarkis. Namun, praktik ini tetap menjadi ritual penting dalam beberapa situasi formal.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 23 Apr 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 24 Apr 2025