Ekonomi
Usaha Keripik Balado di Padang Mampu Survive di Tengah Corona
PADANG - Dampak pandemi Covid-19 benar-benar telah membuat pelaku usaha mikro kecil dan menengah berpikir panjang. Kendati mampu memproduksi, namun pasar tidak siap menampung dikarenakan banyak toko yang tutup.
Dari pengalaman yang dijalani oleh Delriwanita, pemilik usaha keripik balado yang diberi nama Keripik Balado Fadillah, memiliki perjalanan yang panjang untuk membuat usahanya tetap produktif. Sebab, usahanya itu tempat bergantung bagi anak-anaknya dan keluarganya.
"Dari awal adanya Covid-19 ini, saya cukup terkejut. Dampaknya langsung terasa, saya pun cuba berpikir supaya usaha ini tetap produktif," katanya, dari relis yang diterima KabarMinang.id Selasa 21 Juli 2020
Ia menyebutkan saat dalam kondisi Covid-19, hampir semua pendapatan pengusaha oleh-oleh turun bebas karena wabah Covid-19 yang berdampak kepada pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu jelas membuat ekonomi masyarakat menurun. Bahkan beberapa toko oleh-oleh di Sumatera Barat, tidak bisa berbuat banyak.
Kendati begitu, bagi Delriwanita, munculnya wabah Covid-19 hingga pemerintah memberlakukan PSBB sebagai solusi dalam mengendalikan wabah Covid-19, tidak menjadi alasan baginya untuk menyerah begitu saja, apalagi usaha yang telah dijalankan itu sudah berjalan hingga 15 tahun lamanya.
"Di awal pemberlakuan PSBB, usaha saya sempat merosot, karena pembatasan masyarakat keluar rumah. Tapi saya tidak menyerah. Saya kemudian memanfaatkan aplikasi e-commerce dan ternyata hasilnya bisa survive," sebut dia.
Ia mempunyai alasan untuk tetap gigih membuat usahanya tetap produktif. Dari usahanya itu, ternyata Delriwanita telah dapat menghidupkan keluarganya dan menghantarkan anak-anaknya ke pendidikan yang lebih baik. Ia memiliki tiga orang anak dan semuanya perempuan.
Kini anaknya yang pertama dan kedua sudah menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi, dan sekarang tengah bekerja di DKI Jakarta. Sedangkan si bungsu masih kuliah di Kedokteran Unand Padang.
Namun, perjalanan usaha dari Delriwanita tidak sampai disitu saja. Ia jua mengaku bahwa turut mendapat perhatian dari CSR PT Semen Padang. Dimana di tengah usaha keripik baladonya berkembang, duka pun mendera Delriwanita di tahun 2007. Ketika itu, suaminya bernama Rosman meninggal dunia karena sakit.
Tentunya, hidup tanpa didampingi sang suami membuat dirinya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan ketiga anaknya yang masih sekolah. Kerja kerasnya itu tidak sia-sia. Usaha keripik baladonya semakin laku di pasaran.
Semakin tingginya permintaan pasar, membuat dirinya harus membutuhkan banyak modal. Pada tahun 2010, ia pun mengajukan permohonan pinjaman modal usaha ke CSR Semen Padang. Gayung pun bersambut, permintaannya dipenuhi dan Delriwanita pun kemudian mengembangkan usahanya dengan memproduksi berbagai jenis oleh-oleh lainnya.
Di antaranya, keripik kentang, keripik singkong, keripik bawang dan arai piang, hingga memproduksi berbagai jenis randang dan cake. Terbaru, katanya, ia memproduksi berbagai jenis sambal lado.
Ia pun menuturkan ada sembilan jenis sambal lado yang diproduksi. Rinciannya, sambal lado ati ampela, lado tarasi, lado jengkol, lado tongkol, lado cumi, lado tanak, lado hijau teri patai, lado bawang dan lado ekstra pedas.
"Sambal lado yang saya produksi dijual dalam bentuk kemasan dan tahan hingga satu minggu," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Unit CSR Semen Padang Muhamad Ikrar mengatakan, Program Kemitraan merupakan salah satu program unggulan CSR Semen Padang, karena program tersebut dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Sumatera Barat.
"Bahkan dari ribuan UMKM yang telah dibina, secara tidak langsung mereka dapat menyerap banyak tenaga kerja," kata Muhammad Ikrar.
Ia menjelaskan tentang pembinaan UMKM itu, di Semen Padang sendiri sudah dimulai sejak tahun 1987, dengan jumlah 5000 UMKM. Dari jumlah tersebut, sudah banyak yang mandiri dan berkembang. Saat ini jumlah UMKM yang aktif dan masih tercatat sebagai binaan CSR Semen Padang sebanyak 1303 UMKM.
Pembinaan yang dilakukan Semen Padang tak hanya membantu modal usaha, namun juga memberikan pelatihan manajemen, promosi dan mengikutkan UMKM pada pameran di dalam dan luar negeri.