Nasional
Tertinggi se-PTN, Kampus UGM Terima Dana Hibah Rp64 Miliar dari Kemendikbudristek
Eduwara.com, JOGJA - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berada di peringkat teratas sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) yang berhasil meraih pendanaan program Matching Fund Kedaireka 2022 Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Dari total 296 proposal yang diajukan pada tahun ini oleh akademisi UGM, sebanyak 95 proposal lolos kurasi dan berhak akan pendanaan penelitian hingga total mencapai Rp 64 miliar.
Di acara Matching Fund: Innovation Insight & Expo 2022, yang berlangsung Rabu (28/12/2022) di GSP UGM, Rektor UGM Ova Emilia menyebut capaian tahun ini akan menjadi lompatan inovasi pada tahun depan.
"Ini akan memperkuat interaksi, dan tautan antara UGM dan mitra industri dalam membangun inovasi membumi untuk negeri. Ini sebagai upaya meningkatkan manfaat dan relevansi sekaligus pengembangan iptek di masyarakat," kata Ova.
Ke depan, Ova mengatakan UGM akan fokus mewujudkan hasil kolaborasi dan inovasi yang dihasilkan melalui platform Kedaireka dengan bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri.
Ova juga mengatakan UGM telah mengikuti program matching fund sejak tahun 2021 lalu. Program ini memberikan kesempatan dan potensi bagi UGM untuk melakukan scale up inovasi baik dalam skala pilotproject maupun industri.
"Kami mengapresiasi kerja keras peneliti yang menjalankan program matching fund. Harapannya bisa bermanfaat baik bagi institusi maupun masyarakat," paparnya.
- Tertinggi se-PTN, Kampus UGM Terima Dana Hibah Rp64 Milia dari Kemendikbudristek
- Konsisten Gelar Donor Darah, PMI Berharap PT Semen Padang jadi Role Model bagi Perusahaan Lain
- Optimalisasi Pipa Blok Rokan Bakal Perkuat Kinerja Pertagas dan Sinergi dengan PT PHR
Tersebar di Berbagai Klaster
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama UGM Ignatius Susatyo Wijoyo, memaparkan 95 proposal yang lolos pendanaan program Matching Fund Kedaireka 2022, terdiri dari 86 proposal pendidikan tinggi (Dikti) dan 9 proposal pendidikan vokasi (Diksi).
"Setiap matching fund tersebar di berbagai klaster, meliputi 14 program dari klaster sosial humaniora, 23 dari klaster sains teknologi, 19 dari klaster kesehatan dan obat, serta 36 dari klaster pangan dan agro kompleks," ungkapnya.
Dari hasil ini, UGM berhasil mendapatkan dana sebesar Rp 67 miliar sebagai sumber pengembangan program matchingfund 2022. Lalu, dari kontribusi mitra lebih dari Rp 72 miliar.
Saat ini, lanjut Susatyo, UGM telah menghasilkan 60 produk prototipe dan 6 produk yang siap dihilirkan ke industri. Kondisi tersebut dikatakan Susatyo menjadi tantangan ke depan dalam penyiapan teknologi dan inovasi lebih baik lagi.
Plt Dirjen Dikti Nizam, mengatakan program matching fund diluncurkan untuk mengakselerasi hilirisasi pemikiran dan produk-produk perguruan tinggi. Upaya hilirisasi ini sebagai bentuk merelevansikan karya Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan kebutuhan masyarakat serta dunia usaha dan dunia industri.
"Yang bisa dihilirkan tidak hanya produk-produk teknologi, tetapi juga pemikiran dari ilmu sosial humaniora. Seluruh spektrum inovasi karya Tri Dharma Perguruan Tinggi sangat didorong dan jadi sesuatu yang migunani (bermanfaat) bagi masyarakat," jelasnya.
Nizam juga memaparkan bahwa pada tahun 2022 ada sebanyak 5.407 proposal reka cipta dari 504 perguruan tinggi di Indonesia yang saling berkompetisi meraih pendanaan Kedaireka. (eduwara.com)