finansial
Jumat, 26 September 2025 14:59 WIB
Penulis:Redaksi Daerah
Editor:Redaksi Daerah
JAKARTA – Meski gaji mengalami kenaikan, tak jarang banyak orang justru merasa kondisi keuangannya semakin tertekan. Alih-alih memberikan rasa aman secara finansial, yang muncul justru pertanyaan, “mengapa uang selalu cepat habis?”
Fenomena ini bukan hal baru. Banyak pemenang lotere yang meraup miliaran rupiah akhirnya bangkrut hanya dalam hitungan tahun. Demikian pula sejumlah atlet dengan pendapatan fantastis selama masa kariernya, tiba-tiba jatuh miskin setelah pensiun.
Kondisi tersebut dikenal dengan istilah lifestyle inflation. Seiring meningkatnya pendapatan, pola konsumsi pun kerap ikut melonjak. Akibatnya, siklus pengeluaran berlebih ini dapat menghambat pencapaian tujuan keuangan jangka panjang.
Dilansir dari Stanbic Investment Management Services, saat penghasilan naik, sebenarnya kita memiliki kesempatan untuk menambah tabungan dan investasi, yang bisa menjadi jalan membangun kekayaan jangka panjang.
Namun, tanpa kesadaran akan kebiasaan belanja kita, kebanyakan orang justru cenderung menaikkan pengeluaran agar sejalan atau bahkan melebihi peningkatan pendapatan.
Wajar jika kita ingin menikmati hasil kerja keras, tetapi perlu diingat bahwa lifestyle inflation yang tidak terkendali bisa berdampak buruk pada kondisi keuangan.
Dilansir dari Debt Safe, lifestyle inflation terjadi ketika pengeluaran ikut meningkat seiring naiknya pendapatan, atau ketika seseorang menaikkan standar hidup tanpa mempertimbangkan kemampuan finansialnya. Banyak orang yang tanpa sadar terjebak dalam pola ini.
Karena itu, mengenali jebakan ini dan mencari cara untuk keluar darinya sangat penting untuk menjaga kesehatan keuangan. Hampir semua dari kita pernah mengalaminya. Jadi, jangan khawatir jika kamu juga pernah terjebak dalam lifestyle inflation, hal ini wajar terjadi.
Kadang kita menginginkan kenyamanan dan kemewahan lebih, atau merasa perlu mengikuti gaya hidup teman maupun keluarga yang tampak mapan. Kabar baiknya, menyadari hal ini adalah langkah awal untuk kembali mengendalikan stabilitas keuanganmu.
Menyadari adanya lifestyle inflation sangatlah penting, karena hal ini bisa membantu kita terhindar dari siklus stres finansial dan utang. Dengan mengenalinya sejak awal dan mengambil langkah pencegahan, kita bisa menjaga masa depan keuangan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Memahami akar penyebab lifestyle inflation dapat membantu kita mengatasinya sejak awal:
Manusia cenderung cepat terbiasa dengan peningkatan kualitas hidup dan menganggapnya sebagai hal normal baru, sehingga memicu keinginan dan pengeluaran lebih besar.
Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain seringkali menumbuhkan dorongan untuk mengikuti gaya hidup mereka, meski melebihi kemampuan finansial kita.
Pengaruh sosial dapat mendorong seseorang berbelanja lebih banyak demi terlihat cocok atau menjaga citra.
Paparan iklan terus-menerus bisa menumbuhkan keinginan untuk membeli produk atau pengalaman baru yang mahal.
Belanja seringkali memberikan kesenangan instan, sehingga mendorong keputusan membeli secara impulsif.
Ketidakpahaman akan pentingnya menabung dan mengatur anggaran membuat seseorang lebih mudah terjebak dalam lifestyle inflation.
Lifestyle inflation mungkin terlihat sepele, tapi dampak jangka panjangnya bisa cukup serius. Berikut beberapa contohnya:
Lifestyle inflation dapat mengurangi kebebasan finansial dan menghambat proses membangun kekayaan. Ketika pengeluaran meningkat, porsi dana untuk tabungan darurat, pensiun, maupun tujuan keuangan lainnya jadi semakin kecil.
Banyak orang dengan gaya hidup berlebihan akhirnya bergantung pada kartu kredit atau pinjaman untuk mempertahankannya. Hal ini berisiko menimbulkan utang berbunga tinggi yang sulit dilunasi.
Hidup dari gaji ke gaji membuat kita rentan terhadap tekanan finansial. Saat ada kejadian tak terduga, kondisi ini dapat menimbulkan stres dan membuat keuangan semakin rapuh.
Menyeimbangkan pendapatan dengan menjaga masa depan finansial adalah hal yang penting. Lifestyle inflation bisa berujung pada utang dan tekanan keuangan. Jadi, lepaskan diri dari lifestyle inflation dan raih kembali kebebasan finansialmu.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 25 Sep 2025
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 26 Sep 2025