Ini Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Mendeteksi Omicron dalam Waktu Singkat

Senin, 27 Desember 2021 22:47 WIB

Penulis:Sutan Kampai

Editor:Sutan Kampai

Menkes Budi
Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai mengikuti Ratas Evaluasi PPKM, Senin (15/11/2021) di Istana Merdeka, Jakarta. (Humas Setkab)

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemerintah memperkuat surveilans atau deteksi dengan memperbanyak peralatan tes PCR yang dapat mengidentifikasi varian Omicron.

Hal itu diungkapkan Menkes Budi dalam keterangan pers virtual terkait Perkembangan Penanganan COVID-19 dan Evaluasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Senin, 27 Desember 2021, seperti dikutip dari laman Setkab.

“Kita sudah sebarkan di seluruh pintu-pintu masuk luar negeri utama, sehingga kita bisa lebih cepat mengidentifikasi Omicron menggunakan tes PCR yang cuma 4-6 jam dibandingkan dengan tes genome sequencing yang di antara 3-5 hari,” tuturnya.

Di samping itu, pemerintah juga memperkuat surveilans dengan memperbanyak peralatan genome sequencing sebanyak 15 unit yang akan disebar ke berbagai wilayah di Tanah Air.

“Mudah-mudahan di awal tahun depan segera datang dan akan kita sebarkan ke seluruh pulau-pulau Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua) agar tes genome sequencing ini menjadi lebih cepat dan juga jaringannya menjadi lebih kuat, tidak hanya di Jawa saja,” ujar Budi.

Selain itu, Menkes Budi juga mengimbau masyarakat untuk terus disiplin dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan tidak melakukan perjalanan yang tidak esensial ke luar negeri mengingat tingginya penyebaran kasus Omicron global.

“Tidak usah pergi ke luar negeri kalau tidak sangat urgent karena sekarang sumber penyakitnya ada di sana dan semua orang yang kembali kita lihat banyak yang terkena. Jadi lindungilah diri kita, jangan ke luar negeri,” ucapnya.

Menurutnya, 98% kasus Omicron di Indonesia terjadi pada pelaku perjalanan internasional. Oleh karena itu, pemerintah akan memperketat karantina pelaku perjalanan tersebut.

“Memang bedanya sekarang karantinanya 10 hari, jadi di awal-awal kemarin ada sedikit kepadatan tapi sekarang sudah kita atur,” terang Menkes.

Beberapa tempat karantina terpusat yang disiapkan pemerintah antara lain di Jakarta, Surabaya, Batam, dan Entikong terutama untuk mengantisipasi kepulangan para pekerja migran Indonesia (PMI).

Sementara itu terkait vaksinasi, Menkes menekankan bahwa pemerintah akan terus mempercepat guliran vaksinasi nasional terutama bagi kalangan yang berisiko yaitu lansia dan orang-orang yang imunitasnya terganggu.

“Harus cepat kita vaksinasi agar mereka tidak tertular oleh Omicron,” tegasnya.

Menutup keterangan persnya, Budi menyampaikan bahwa pihaknya juga telah mempersiapkan fasilitas kesehatan dan obat-obatan untuk menghadapi kemungkinan adanya lonjakan kasus.

“Kita juga sudah mempersiapkan rumah sakit-rumah sakit kita, baik itu tempat tidurnya, obat-obatannya, oksigennya juga sudah kita pasang cukup banyak, 16 ribu lebih oksigen generator dan 31 oksigen konsentrator sudah kita pasang, agar bisa mempersiapkan mudah-mudahan tidak terjadi,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, total kasus terkonfirmasi Omicron di Indonesia menjadi 46 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 16 Desember lalu. Kasus Omicron tersebut terdeteksi pada saat para pelaku perjalanan internasional tiba di Indonesia dan menjalani karantina 10 hari. (TrenAsia.com)