Jokowi Dorong NU Kembangkan Ekonomi Digital

Senin, 31 Januari 2022 23:48 WIB

Penulis:Sutan Kampai

Editor:Sutan Kampai

IMG-20220127-WA0046.jpg
Presiden Jokowi membuka forum dialog B20 di Istana Bogor (Biro pers sekretariat presiden)

Presiden Joko Widodo mendorong Nahdlatul Ulama (NU) menjadi kelompok terdepan dalam mengembangkan inovasi teknologi digital. Memiliki anggota di 100 negara, NU bisa menjadi kekuatan besar dalam menggulirkan agenda strategis nasional.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam acara Pengukuhan Pengurus Besar NU (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah ke-96 Nahdlatul Ulama (NU), di Balikpapan Sport and Convention Center, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, 31 Januari 2022.

"Talenta-talenta muda hebat di NU juga semakin banyak jumlahnya yang tersebar dalam beragam profesi. Semakin banyaknya warga nahdliyin yang cendikiawan, kaum profesional, wirausaha, dan para teknolog akan membuat NU semakin memberikan warna dalam dunia baru yang semakin berubah," kata Jokowi.

Kepala Negara memandang bahwa generasi muda NU yang begitu besar perlu terus didorong agar melek teknologi digital. Kehadiran teknologi artificial inteligence, blockchain, dan platform ekonomi digital harus betul-betul ditangkap agar bisa menggerakkan tidak saja ekonomi umat tetapi juga perekonomian negara.

"Sangat memungkinkan karena NU memiliki SDM-SDM yang sangat baik dan mengerti mengenai ini," pungkasnya.

Jokowi menambahkan bahwa dengan makin banyaknya umat NU yang bekerja di bidang creative industry, fashion designer, graphic designer, IT specialist, programmer, IT security expert, web developer dan lain-lain, akan menjadi kekuatan yang sangat luar biasa dalam mendorong ekonomi digital Indonesia mencapai US$124 miliar pada 2025.

"Ini yang harus diambil dan dimanfaatkan, kelompok muda profesional NU yang bekerja di korporasi, bekerja di start up global atau konsultan-konsultan global, banyak sekali," terang mantan Walikota Solo.

Jokowi berharap agar PBNU memiliki sentra inkubasi inovasi sendiri untuk mewadahi kepentingan para anggotanya. Pusat inkubasi tersebut dapat berupa institusi pembiayaan, pelatihan maupun jaminan keuangan hari tua.

"NU perlu mempunyai venture capital sendiri yang kuat dengan membangun dana abadi, yang nantinya mempunyai Sovereign Wealth Fund, sehingga NU mempunyai kekuatan dalam membiayai program-program unggulan dan program-program inovatif," ungkapnya. (TrenAsia.com)