Selasa, 19 April 2022 21:25 WIB
Penulis:Sutan Marajo
Editor:Redaksi
Rusia dilaporkan telah memulai serangan besar-besaran di wilayah Donbas Ukraina Timur. Rentetan artileri berat Rusia, serta serangan udara dilaporkan di hampir terjadi seluruh garis depan dari Kharkiv di timur laut hingga Mykolaiv di selatan.
Sejumlah pihak memperkirakan pasukan Rusia akan mengandalkan artileri, serta lapis baja untuk fase operasi baru ini. Hal tersebut karena medan yang lebih datar di wilayah itu.
Laporan bahwa artileri dan pesawat Rusia menggempur target hampir bersamaan di petak luas Ukraina timur dan selatan mulai terjadi pada Senin 18 April 2022 sesaat sebelum pukul 23:00 waktu setempat.
Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan Rusia telah merebut sejumlah wilayah, Salah satunya adalah Kreminna. Setelah terjadi pertempuran jalanan, pasukan Ukraina ditarik mundur di posisi baru. Sementara pasukan Rusia telah memasuki kota.
Dia mengatakan pasukan Rusia telah menyerang dari semua sisi . “Sulit untuk menghitung korban saat ini, tetapi kemungkinan sekitar 200 orang tewas, “katanya dikutip BBC.
Kreminna sendiri sebuah kota berpenduduk lebih dari 18.000 orang dan tampaknya menjadi kota pertama yang direbut dalam serangan baru Rusia di Ukraina timur.
Pertempuran di Ukraina timur mungkin lebih mirip pertempuran konvensional Perang Dunia II. Selama beberapa minggu Moskow telah memusatkan bala bantuan di wilayah Donbas. Bahkan pertempuran Donbas bisa menjadi salah satu pertempuran tank terbesar sejak Perang Dunia Kedua
Amerika memperkirakan Rusia sekarang memiliki 76 kelompok battalion tempur taktis di Donbass. Jumlah ini setelah Rusia menambahkan 11 batliyon ke daerah itu dalam beberapa hari terakhir. Setiap battalion takitis biasanya terdiri dari 700 hingga 900 tentara ditambah peralatan militer. Tidak jauh berbeda dengan perkiraan Ukraina yang menyebut ada sekitar 70.000 tentara Rusia di Donbas
Sementara itu Rusia diperkirakan masih memiliki 22 batalion taktis di sekitar kota pelabuhan Mariupol. Jika kota kunci itu jatuh, itu akan memungkinkan pasukan tersebut bergerak ke utara dan bergabung dalam pertempuran di Donbas.
Kekuatan Ukraina di wilayah ini tidak diketahui. Selama ini Amerika sangat terbatas dalam menyebutkan jumlah kekuatan dan sebaran militer Ukraina. Tidak seperti ketika memaparkan kekuatan Rusia.
Tetapi pada awal perang, Ukraina memiliki 10 brigade di timur negara itu. Mereka dianggap sebagai pasukan dengan perlengkapan terbaik dan paling terlatih yang dimiliki negara tersebut.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan mengatakan dengan serangan Rusia sekarang terfokus di timur Ukraina perang memasuki fase baru. Dia mengatakan operasi di timur Ukraina bertujuan untuk sepenuhnya membebaskan republik Donetsk dan Luhansk.
Dia menambahkan Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina. “Hanya menggunakan senjata konvensional,” katanya dikutip TSeperti diketahui pada awal perang Vladimir Putin memerintahkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi. Sejumlah pejabat Rusia juga telah mengisyaratkan negara itu akan bersedia menggunakannya dalam keadaan tertentu.
Terpisah Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menuduh Amerika dan negara-negara Barat lainnya telah melakukan segala cara untuk menyeret operasi militer Rusia di Ukraina.
Shoigu mengatakan peningkatan volume pasokan senjata asing ke Ukraina dengan jelas menunjukkan niat mereka untuk memprovokasi rezim Kyiv berjuang sampai kekuatan terakhir.
Seperti halnya Lavrov, dia menambahkan pasukan Rusia secara metodis melaksanakan rencana untuk membebaskan republik rakyat Donetsk dan Luhansk.
Pihak Ukraina sendiri menegaskan tindakan Rusia di timur akan gagal. Oleksiy Arestovych salah satu penasihat presiden Ukraina mengatakan Moskow tidak memiliki kekuatan untuk menerobos pertahanan Ukraina. (TrenAsia.com)