Potensi Ekonomi Kurban 2022 Tembus Rp24,3 Triliun

Rabu, 06 Juli 2022 20:23 WIB

Penulis:Sutan Kampai

Editor:Redaksi

Ilustrasi Penjualan Hewan Kurban - Panji 3.jpg
Penjualan hewan kurban yang berderet sepanjang Jl Koang jaya Tangerang, Senin 4 Juli 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menaksir potensi nilai ekonomi kurban Indonesia pada 2022 mencapai Rp24,3  triliun yang berasal dari 2,17 juta pekurban (shahibul qurban).

Proyeksi tersebut meningkat tipis dari tahun lalu (2021) yang  diestimasikan mencapai Rp22,3 triliun dari 2,11 juta orang pekurban.

“Meski tahun ini keberangkatan jama’ah haji ke tanah suci sudah kembali dibuka, namun terhambatnya pemulihan ekonomi pasca pandemi akibat krisis global, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga pangan dan energi, serta penyebaran wabah PMK (penyakit mulut dan kuku), menyebabkan kami mengambil estimasi kenaikan yang konservatif,” kata Yusuf Wibisono, Direktur IDEAS dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu, 6 Juli 2022.

Dia menambahkan, penyebaran wabah PMK yang marak dalam beberapa bulan terakhir berpotensi memberi tekanan pada harga hewan ternak akibat pembatasan mobilitas hewan ternak serta minimnya pasokan akibat terbatasnya hewan ternak yang bebas penyakit.

Dari 2,17 juta keluarga muslim berdaya beli tinggi yang berpotensi menjadi shahibul qurban ini, kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing-domba sekitar 1,31 juta ekor, sedangkan sapi-kerbau sekitar 519 ribu ekor.

“Dengan asumsi berat kambing-domba antara 20-80 kg dengan berat karkas 41 persen serta berat sapi-kerbau antara 250-750 kg dengan berat karkas 57 persen, maka potensi ekonomi kurban 2022 dari sekitar 1,8 juta hewan ternak ini setara dengan 106,2 ribu ton daging,” tutur Yusuf.

Potensi kurban terbesar datang dari Pulau Jawa, terutama wilayah aglomerasi dimana mayoritas kelas menengah muslim dengan daya beli tinggi berada. Potensi kurban Pulau Jawa diproyeksikan terdiri dari 396 ribu sapi-kerbau dan 936 ribu kambing-domba, senilai Rp18,3 triliun, setara 80,4 ribu ton daging.

Sedangkan potensi kurban Jawa tertinggi berasal dari Jabodetabek, yaitu 117 ribu sapi-kerbau dan 280 ribu kambing-domba, senilai Rp5,3 triliun, setara 24 ribu ton daging. 

"Potensi kurban Jawa terbesar lainnya datang dari Bandung Raya, Surabaya Raya, Yogyakarta Raya, Malang Raya dan Semarang Raya,” ucap Yusuf.

Riset tersebut memperlihatkan bahwa kurban tidak hanya ritual ibadah, namun telah menjadi tradisi sosial-ekonomi besar tahunan. Sebagai negara muslim terbesar, potensi kurban di Indonesia sangat signifikan.

Menurut Yusuf jika kurban terkelola dengan baik, semestinya mampu menjadi kekuatan ekonomi yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelas bawah namun juga memberdayakan peternak rakyat yang tingkat kesejahteraannya juga rendah.  

“Pada masa pemulihan ekonomi pasca pandemi ini, upaya mengarusutamakan kurban sebagai pranata sosial-ekonomi ini semakin menemukan relevansi dan urgensi-nya,” tutup Yusuf. (TrenAsia.com)