Senin, 27 Juni 2022 06:45 WIB
Penulis:Sutan Marajo
Editor:Redaksi
Ketidakpastian ekonomi global terlihat jelas dari pergerakan pasar saham dunia, membuat ketakutan terhadap resesi ekonomi yang semakin meluas. Kondisi tersebut, tentunya mengharuskan adanya perencanaan keuangan yang matang untuk mengarungi gelombang ekonomi apapun dan memanfaatkan peluang apabila kondisi membaik.
Kepala Perencanaan Kekayaan Janney Montgomery Scott di Philadelphia, Amerika Serikat (AS) Martin Schamis mengatakan sangat penting untuk memiliki uang tunai dan dana darurat. Menurutnya, bagi pensiunan, harus memiliki dana yang cukup untuk menutupi biaya dua tahun, sedangkan, untuk pekerja bisa lebih sedikit dari itu.
Terkait Investasi, Schamis mempertimbangkan kembali obligasi berkualitas tinggi karena The Fed yang telah menaikkan suku bunga.
“Obligasi tidak dimaksudkan untuk menjadi bagian pertumbuhan portofolio Anda. Mereka dimaksudkan untuk menjadi peredam kejut," ujar Schamis dalam pernyataannya, dikutip dari Investors.com. Minggu, 26 Juni 2022.
Sementara itu, Presiden Towerpoint Wealth di California, AS Joseph Eschleman mengatakan memiliki banyak uang tunai selama resesi dilakukan untuk berjaga-jaga apabila kehilangan pekerjaan atau terjadi pengurangan pendapatan. Tidak hanya itu, saat suku bunga naik, uang tunai akan menghasilkan lebih banyak uang di tabungan.
Eschleman mewanti- wanti emosi diri jangan sampai mendikte dalam membuat keputusan keuangan.
"Tapi Anda tidak bisa membiarkan emosi mendikte keputusan keuangan," ujar Joseph.
Terkait investasi, dia mengatakan jangan panik dalam melakukan aksi jual. Menurutnya, menjual aset yang salah pada waktu yang salah untuk menghasilkan uang akan selalu terbersit.
"Banyak saham dan dana unggulan berkualitas tinggi turun, tetapi itu tidak berarti Anda harus menyepaknya," kata Eschleman.
Kemudian, Presiden Spesialis Pensiun Thrive Retirement Specialists di Michigan, AS Anthony Watson mengatakan cara yang baik melakukan investasi yakni dengan menekankan pada dana indeks yang terdiversifikasi dan berkualitas tinggi. Pihaknya suka menggunakan Vanguard Total Market Index Fund ETF (VTI).
“Beberapa kapal akan tenggelam, tetapi (dalam dana yang terdiversifikasi) jika saya kehilangan beberapa kapal saya tidak benar-benar merasa,” ujar Watson.
Menurut Watson, komoditas logam mulia, real estate dan kayu juga kurang terpengaruh oleh naik-turunnya harga saham. Dia juga mengimbau untuk tidak membeli barang tahan lama yang mahal.
"Tunda pembelian barang mahal apa pun," imbau Watson. (TrenAsia.com)