Senin, 30 Januari 2023 21:35 WIB
Penulis:Egi Caniago
Editor:Egi Caniago
Tesla, Inc. menyimpan aset kripto Bitcoin senilai US$184 juta atau setara dengan Rp2,75 triliun (asumsi kurs Rp14.979 per-dolar Amerika Serikat/AS) walau pasar melesu sepanjang 2022.
Perusahaan produsen kendaraan listrik ini tetap menyimpan Bitcoin walaupun penurunan harga aset kripto pada 2022 telah menyusutkan nilai investasi secara drastis.
Pada laporan kuartal IV-2022 Tesla, dibeberkan bahwa perusahaan mengalami kerugian nilai investasi di Bitcoin senilai US$34 juta (Rp509,28 miliar). Akan tetapi, dalam laporan yang sama, tercatat pula bahwa Tesla tidak menjual simpanan Bitcoin mereka sama sekali pada kuartal akhir 2022.
Untuk diketahui, Tesla tergabung sebagai jajaran investor whale kripto saat perusahaan melaporkan investasi senilai US$1,5 miliar (Rp22,46 triliun) pada Februari 2021.
Investasi besar-besaran itu pun sempat mendongkrak Bitcoin dan aset-aset kripto lainnya. Bahkan, Bitcoin bisa mencapai level tertingginya sepanjang masa pada tahun yang sama.
Tesla menjual 75% Bitcoin simpanannya selama kuartal II-2022 senilai US$936 juta (Rp14,02 triliun) dan perusahaan mendapatkan capital gain senilai US$64 juta (Rp958,65 miliar).
Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk pun mengungkapkan bahwa penjualan itu dilakukan untuk membuktikan likuiditas Bitcoin sebagai alternatif untuk menyimpan uang tunai di neraca.
Pada kuartal III-2022, Tesla tidak melakukan penjualan Bitcoin lagi walaupun sejak pertengahan tahun 2022, aset-aset kripto terus dihantam hingga akhir tahun.
Sementara itu, di tengah penyusutan nilai Bitcoin, Tesla membukukan laba senilai US$20,8 juta (Rp311,56 miliar) dengan pendapatan US$81,4 miliar (Rp1,22 triliun) sepanjang tahun 2022. (TrenAsia.com)