BINDA Sumbar: Mengenal Minangkabau dalam Kegiatan Vaksinasi di Istano Silinduang Bulan

Kepala BINDA Sumbar Hendra (tengah) meninjau pelaksanaan vaksinasi di Istano Silinduang Bulan, Nagari Pagaruyuang, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Kamis (16/12/2021) (istimewa)

Badan Intelijen Negara Daerah (BINDA) Sumatera Barat kembali melaksanakan program vaksinasi massal untuk mengejar target capaian vaksinasi 70 persen hingga akhir tahun ini.

Berbeda dengan lokasi vaksinasi sebelumnya, kali ini BINDA Sumatera Barat bekerjasama dengan penerus kerajaan Pagaruyung Darul Qoror membuka gerai vaksinasi di Istano Silinduang Bulan yang berada di Nagari Pagaruyuang, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar.

Menurut Kepala BINDA Sumatra Barat Hendra, program vaksinasi berbasis wisata sejarah di Istano Silinduang Bulan hari ini, adalah sebagai penegasan jika masyarakat Minangkabau tidak menolak Vaksin dan didukung Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai dan Bundo Kanduang.

“Pesan yang ingin kita sampaikan kepada publik bahwa, Minangkabau tidak menolak vaksin Covid-19. Bahkan sekarang, Istana Raja Pagaruyung Darul Qoror, mendukung dan terlibat mensukseskan program vaksinasi di Sumbar. Ini kita harapkan dapat menjadi motivasi bagi yang lainnya agar bisa bekerja sama untuk mensukseskan vaksinasi di Sumbar,”kata Hendra, Kamis 16 Desember 2021.

Selain itu ujar Hendra, dijadikannya Istano Silinduang Bulan sebagai lokasi gerai vaksinasi, tentu saja akan memberikan warna baru dalam program ini. Seluruh peserta, diberikan ruang untuk belajar sejarah dan mengenal lebih dekat Istano Silinduang bulan.

“Konsep yang kita usung hari ini, vaksinasi berbasis wisata sejarah. Ya, sambil ikut vaksin juga dapat bonus wisata sejarah. Bisa bertanya kepada pengelola Istano Silinduang Bulan, atau melihat indahnya ukiran-ukiran yang terdapat pada arsitektur Instano Silinduang Bulan ini,”kata Hendra lagi.

Hendra menambahkan, bagi masyarakat Kabupaten Tanah Datar, Istano Silinduang bulan ini sudah tidak asing lagi. Bahkan, memang sudah menjadi salah satu dari objek wisata sejarah. Namun demikian, mengenalkan sejarah terutama kepada generasi penerus harus terus menerus dilakukan.

“Pengenalan sejarah kepada generasi masa kini dan penerus, harus terus dilakukan. Nah, melalui program vaksinasi massal ini, kita juga mencoba mengambil momentum edukasi sejarah kepada masyarakat. Bagi wisatawan yang belum divaksin, apabila sesuai dengan prosedur, juga bisa ikut program vaksinasi di Istano Silinduang Bulan ini,”ujar Hendra.

Lebih lanjut Hendra mengatakan, sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo, target vaksinasi untuk seluruh Provinsi di Indonesia, harus berada di angka 70 persen. Untuk itu, pihaknya akan berusaha keras target tersebut tercapai hingga akhir tahun ini.

Bahkan, pada Selasa kemarin, BINDA Sumbar juga sudah mulai memberikan suntikan perdana bagi kelompok penerima di usia 6 hingga 11 tahun. Puluhan pelajar Sekolah Dasar Negeri 19 Santur Sawahlunto, sudah menerima suntikan dosis pertama.

“Selasa kemarin, kota Sawahlunto, menjadi lokasi kickoff perdana pemberian suntikan vaksinasi jenis Sinovac untuk kelompok penerima usia 6 hingga 11 tahun. Kita adakan di SDN 19 Santur,”tambah Hendra.

Hendra bilang, merujuk rilis data Kementrian Kesehatan saat ini persentase capaian vaksinasi untuk dosis pertama terus bergerak naik. Sudah mencapai 60,65 persen dengan total jumlah penerima vaksin pertama ini sebanyak 2,673,836. Sedangkan untuk dosis kedua baru mencapai 35.06 persen dengan total jumlah penerima 1,545,714.

“Angka capaian vaksinasi kita di Sumbar terus naik. Kita optimis capaian 70 persen dapat tercapai hingga akhir bulan ini. Kita ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan ikut serta mensukseskan program vaksinasi massal ini. Dan tak terkecuali apresiasi tinggi kita berikan kepada masyarakat yang sudah mau di vaksin,”ujar Hendra.

Capaian vaksinasi saat ini yang sudah 60.65 persen ujar Hendra, membuktikan jika masyarakat di Sumatra Barat antusias untuk divaksin. Sampai saat ini, tidak ada kasus serius yang terjadi dampak dari vaksin.

“Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ada, tapi tidak banyak dan juga tidak sampai berakibat fatal. Itu tandanya vaksin ini aman. Maka dari itu, jangan takut untuk divaksin. Hindari disinformasi tentang vaksin ini. Bantu pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya klaster baru Covid-19. Vaksin ini mengurangi tingkat resiko kita apabila terinfeksi. Kita ingin segera bebas dari pandemi ini. Sekali lagi, ayo segera vaksin bagi yang belum,”tutup Hendra. (rilis)

Editor: Sutan Kampai

Related Stories