PESONA SUMBAR
Air Terjun Bayang Sani Memang Mempesona, Noni Belanda Saja Mandinya Disana
KabarMinang.id - Di Nagari Kota Baru, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, ada terdapat sebuah air terjun yang ternyata tidak hanya sekedar indah, tapi ada cerita menarik yang tersimpan.
Air terjun itu dikenal dengan Air Terjun Bayang Sani. Kabarnya, dulu air terjun itu dulunya juga sudah populer, bahkan pada zaman penjajahan, para noni Belanda sering mandi di sana.
Hal yang membuat para noni Belanda memilih mandi di Air Terjung Bayang Sani itu, tentu mempuyai alasan tersendiri. Keindahan dan pesonanyalah yang membuat air terjun tersebut, jadi pilihan para selera orang-orang Eropa kali itu.
Baca Juga: Hoyak Tabuik Piaman 2020 Urung Diselenggarakan Akibat Corona
Nah, sampai saa ini pun Air Terjun Bayang Sani masih jadi idola banyak orang, dan tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat lokal, tapi juga sering dikunjungi oleh wisatawan nusantara.
Untuk mengunjungi tempat wisata Air Terjun Bayang Sani ini, ditempuh melalui Jalan Raya Padang-Painan sejauh 60 km dari Kota Padang atau dari Painan sekitar 20 km.
Informasi yang terihimpun di laman resmi Pemkab Pesisir Selatan tersebut, Air terjun ini terletak sekitar 6 km dari Puncak Bukit Bendera atau 3 km sebelum Jembatan Akar. Air Terjun Bayang Sani tepatnya berada di Nagari Kota Baru, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan.
Selama perjalanan hamparan sawah dan perbukitan menjadi pemandangan yang akan ditemui. Tidak mengisyaratkan kawasan pesisir. Semakin ke dalam maka semakin hijau daerahnya. Untuk sampai ke air terjun ini akan ditemui tandanya dari papan namanya.
Bisa juga cari Masjid Jihad Koto Baru kemudian belok ke kanan dan ikut jalanannya hingga menemukan gapura begonjong yang tingginya lebih dari 3 m. Dari jalan hingga sampai ke lokasi sekitar 250 m.
Umumnya, pengunjung hanya datang ke air terjun tingkat pertama sebab tidak membutuhkan waktu yang lama. Kabarnya air terjun tingkat kedua terletak kira-kira 400 m di atas air terjun tingkat pertama dan memilik ketinggian sekitar 25 m. Sedangkan untuk tingkatan berikutnya belum ada datanya.
Ternyata air terjun tingkat pertama ini memiliki sejarah yang menarik juga. Dulu pada masa penjajahan Belanda, air terjun ini kerap menjadi tempat mandi noni-noni dan mener-mener Belanda. Kawasan ini dulunya diberi nama Wellcome, karena disambut oleh keindahan alam yang menakjubkan dan merasa nyaman ketika mandi di sana.
Masyarakat sekitar kemudian menyebut nama air terjun ini dari kata tersebut yang melesap dengan tutur lisan sehari-hari menjadi Walikum. Ada juga yang menyebut air terjun ini hingga tahun 1980-an sebagai Sarasah Ikua Kudo atau Air Terjun Ekor Kuda karena bentuknya yang mirip ekor kuda.
Kemudian tahun 1980-an nama air terjun ini berubah seiring perubahan nama daerah-daerah di Sumatra Barat, termasuk Sarasah Ikua Kudo. Air terjun ini pun diberi nama Air Terjun Bayang Sani sesuai nama kawasannya.
Setibanya di air terjun tingkat pertama ini, ingin rasanya melapaskan pakaian dan bermain air sebab aliran airnya begitu jernih dan deras sekali. Kami turun ke bawah dan melintasi aliran sungai dan bebatuan untuk menuju air terjunya agar lebih dekat lagi, butiran-butiran air yang melayang-layang di udara begitu terasa. Segar dan menyenangkan!
Tepat di bawah air terjun terdapat lubuak (kolam) yang dimanfaatkan para pengunjung untuk bermain air, berenang dan mandi-mandi. Bagi yang tidak bisa berenang, pengunjung juga bisa sewa ban yang telah disediakan oleh masyarakat sekitar.
Tidak disarankan untuk loncat ke dalam lubuak karena banyak bebatuan besar. Tetap jaga keselamatan dan jangan rusuh jika mandi. Jika dilihat air terjun tingat pertama ini memang lebar kira-kira 50 m dan cukup tinggi sekitar 80 m.
Tidak salah bila Air Terjun Bayang Sani termasuk katagori air terjun terbesar di Sumatra Barat. Sayangnya karena keterbatasanan waktu, saya hanya menikmati suasana dan berfoto-foto. Itu hal yang wajib bila sampai di suatu destinasi wisata.
Puas menikmati keindahan goyangan aliran air di Air Terjun Bayang Sani, kami singgah ke satu pondok yang menjual makanan dan minuman di tepi air terjun ini. Ialah Ernalis pemiliknya, sempat saya berbincang dengannya.
“Air terjun ini sudah dari zaman Belanda. Pondasi-pondasinya itu sudah ada sejak dulu. Tidak hanya wisatawan lokal saja, namun sesekali dalam satu bulan ada wisatawan mancanegara yang bermain ke sini. Jika hari bisa tidak banyak pengunjung, namun saat akhir pekan akan ramai,” jelasnya Ernalis pedagang di objek wisata Air Terjun Bayang Sani itu.
Soal sarana prasaranan sudah lengkap, namun perlu dilakukan peremajaan dan pembenahan saja. Terdapat toilet dan ruang ganti ada di dekat lokasi air terjun. Tempat ibadah juga ada. Begitu juga bila perut lapar, pengunjung tidak perlu panik karena sudah ada kedai yang menjual makanan dan minuman ringan, salah satunya itu Ernalis.
Kawasan Air Terjun Bayang Sani ini masih asri dan rimbun oleh pepohonan. Masih banyak berkeliaran kupu-kupu di sekitar air terjun dan sesekali ada monyet-monyet singgah.
Kesegaran air terjun mampu memikat pengunjung dan ingin berlama-lama bermain air. Pokoknya, tunggu apalagi. Tentukan jadwal dan saatnya liburan dengan menikmati pesona Air Terjun Bayang Sani yang memiliki cerita yang berbeda.