Alamak! DBS Setop Pendanaan Proyek Batu Bara Adaro

Hengkang dari Proyek Adaro, DBS Setop Pendanaan (trenasia.com)

Bbank asal Singapura DBS menyetop pendanaan kepada PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akibat masalah perubahan iklim. Melansir dari Strait Times, juru bicara DBS mengatakan, pihaknya tidak berniat memperbarui pendanaan jika bisnis perseroan masih didominasi batu bara termal.

“Eksposur kami di anak perusahaan Adaro yang terlibat di sektor batu bara termal akan berkurang secara signifikan di akhir tahun 2022. Kami tidak ada niat untuk memperbarui pendanaan jika entitas bisnis tersebut masih didominasi batu bara termal.” kata juru bicara DBS dalam keterangan resmi dikutip pada Rabu 7 September 2022.

DBS berkomitmen untuk mengurangi eksposur batu bara sampai dengan nol pada 2039. Menurut DBS, sektor batu bara merupakan industri yang akan hilang di masa depan (sunset). Hal inilah yang mendorong investor perlahan meninggalkan batu bara.

Salah satu Peneliti di Trend Asia, Andri Prasetiyo mengatakan keputusan institusi keuangan global tersebut menjadi pertanda buruk bagi industri batu bara yang saat ini tengah menikmati durian runtuh dari lonjakan harga emas hitam.

"Padahal Adaro menjadi salah satu perusahaan batu bara terbesar yang mendapatkan laba jumbo dari masa windfall batu bara. Namun, tetap saja hal ini tidak mampu mengurungkan niat lembaga finansial untuk segera menarik diri dan pergi.” lanjut Adri.

Dari hengkangnya DBS dan Standard Chartered seharusnya menjadi pelajaran penting bagi industri batu bara.

Analisis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan International Energy Agency memproyeksikan, untuk mencapai net-zero emission tahun 2060, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan teknologi lama di Indonesia dapat diberhentikan (phase-out) pada tahun 2050-an.

Apalagi Indonesia mengekspor 85% batu baranya ke negara yang memiliki target net-zero. Hal ini semakin memunculkan keraguan atas prospek permintaan batu bara jangka panjang.  

“Keputusan DBS dan bank-bank besar lainnya untuk meninggalkan Adaro merupakan sinyal kuat agar seluruh pelaku bisnis batu-bara transisi keluar dari batu-bara sekarang," ujar  Nabilla Gunawan, Indonesia Campaigner di Market Forces. (TrenAsia.com)

Editor: Redaksi
Bagikan

Related Stories