Benarkah Kebahagiaan Terkait dengan Pendapatan? Ini Penjelasannya

Benarkah Uang Membuat Bahagia? Studi Ini Mungkin Akan Mengejutkan Anda (Freepik.com/Jcomp)

JAKARTA - Anda tentu kerap mendengar pepatah yang mengatakan bahwa uang tidak membeli kebahagiaan. Pepatah tersebut mungkin telah berkembang dalam beberapa dekade terakhir, tapi penelitian justru menunjukkan sebaliknya.

Penelitian Mengenai Uang yang Membuat Kita Bahagia

Seperti yang dilansir dari laman US News pada 23 November 2023, berdasarkan penelitian dari Princeton pada tahun 2010 menyebutkan bahwa kesejahteraan emosional seseorang akan meningkat hingga batas pendapatan tertentu. Dalam studi tersebut, Daniel Kahneman dan Angus Deaton meninjau lebih dari 450.000 tanggapan terhadap survei kesejahteraan harian terhadap 1.000 penduduk Amerika Serikat dan menemukan bahwa kesejahteraan emosional akan meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan hingga angka US$75.000.

Namun, pada tahun 2021, sebuah laporan dari Wharton School di University of Pennsylvania justru mengungkapkan bahwa tidak ada keadaan stabil seperti itu, sehingga bisa jadi perubahan persepsi pada masyarakat akan tetap terjadi.

Penelitian yang dipimpin oleh Senior Fellow Wharton School, Matthew Killingsworth telah mengumpulkan 1,7 juta gambaran emosi selama beberapa hari terhadap lebih dari 33.000 peserta dan menemukan bahwa semua bentuk kesejahteraan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan, berapapun jumlahnya.

Killingsworth menyebutkan bahwa tidak ada tingkat pendapatan kritis yang benar-benar mengubah hubungan tersebut. Meski kebahagiaan berkorelasi dengan faktor kehidupan lainnya, seperti pendidikan dan status perkawinan, temuannya menunjukkan hubungan antara pendapatan dan kebahagiaan justru lebih kuat.

Karena dua laporan yang bertentangan tersebut dihasilkan dari penelitian serupa, Killingsworth dan Kahneman akhirnya bekerja sama dengan fasilitator Barbara Mallers untuk menganalisis ulang data pengambilan sampel secara bersama-sama. Akhirnya hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa orang-orang yang relatif bahagia adalah mayoritas (80%) dan cenderung mengalami peningkatan kebahagiaan seiring dengan meningkatnya pendapatan mereka, tanpa batas pendapatan.

Sedangkan pada kelompok minoritas yang tidak bahagia, mereka hanya mengalami peningkatan kebahagiaan secara signifikan dengan meningkatnya pendapatan hingga jumlah tertentu, yaitu US$100.000 disesuaikan dengan inflasi. Setelah pendapatan mencapai angka US$100.000, kebahagiaan mereka tidak akan berubah.

Mengapa Uang Membawa Kebahagiaan?

Stydi lain yang sempat dirilis pada Januari 2022 dan dipimpin oleh Jon M. Jachimowicz, asisten profesor di Harvard Business School mengeksplorasi bahwa ada banyak cara menggunakan uang sebagai alat pemecahan masalah yang dapat menghasilkan lebih banyak kebahagiaan secara keseluruhan.

Itu tadi penjelasan mengenai studi tentang uang yang disebut membawa kebahagiaan. Apakah Anda setuju?

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Justina Nur Landhiani pada 23 Nov 2023  

Editor: Redaksi Daerah
Redaksi Daerah

Redaksi Daerah

Lihat semua artikel

Related Stories