Hingga 2022, Tercatat 60 Persen UMKM Indonesia Masuk Ekosistem Digital

Aktivitas pekerja pembuatan sandal khusus hotel industri rumahan di Merak, Banten. Dalam satu hari industri rumah terebut mampu membuat tujuh ratus pasang sandal khusus hotel untuk memenuhi permintaan sejumlah hotel di Jakarta, Tangerang, Serang, Cilegon dan Bogor. (TrenAsia/Panji Asmoro)

Menurut studi Center of Economic and Law Studies (CELIOS), 60% Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia telah masuk ke ekosistem digital.

Dalam menyusun "Studi B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook 2023", CELIOS didukung oleh PT Gudang Ada Globalindo (GudangAda), perusahaan pengelola aplikasi business-to-business (B2B) e-commerce yang menghubungkan grosir dan eceran di seluruh Indonesia.

Melalui studi tersebut, diketahui bahwa digitalisasi telah mempermudah UMKM untuk mencari penyedia pasokan (supplier) dan memperluas jangkauan pelanggan.

Selain berkaitan dengan persentase segmen UMKM yang sudah masuk ekosistem digital, studi ini pun menemukan beberapa temuan lainnya, yakni sebagai berikut.

1. Tantangan Terbesar UMKM Pascapandemi

Dari studi CELIOS, ditemukan adanya beberapa tantangan bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha pascapandemi.

Adapun tantangan-tantangan tersebut di antaranya kompetisi dengan toko modern (36%), konsumen yang gagal membayar utang (31%), dan lokasi usaha yang tida menguntungkan (27%).

2. Peluang Eskalasi B2B FMCG

Dari studi CELIOS, diketahui bahwa peluang eskalasi volume B2B FMCG di Indonesia pada 2023 masih besar karena potensi bisnis UMKM dalam negeri yang masih menjanjikan, pengguna internet yang masih bertumbuh, serta genjotan dari pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan.

3. Platform B2B Digital Akan Menjadi Tren

Platform B2B digital sebagai penghubung dari produsen, penjual, hingga konsumen akan menjadi tren di berbagai industri, termasuk untuk para pelaku UMKM yang menjalankan bisnis FMCG.

4. Tantangan bagi Perkembangan Industri B2B

Tantangan yang menghambat perkembangan industri B2B, menurut studi ini, di antaranya rendahnya literasi keuangan dan kesenjangan akses digital.

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, saat ini pasar Indonesia sedang berada di masa transasi dari Fase 2 (customer process portal) menuju Fase 3 (multichannel infrastructure), dan kehadiran platform B2B digital dapat mengakselerasi proses tersebut.

"Saat ini pasar Indonesia sedang berada di masa transasi dari Fase 2 menuju Fase 3, kehadiran platform B2B digital seperti GudangAda dapat berperan efektif dalam mengakselerasi transisi tersebut," kata Bhima melalui keterangan yang diterima TrenAsia, dikutip Jumat, 20 Januari 2023.

Editor: Egi Caniago

Related Stories