Ini 5 Aset Kripto yang Diprediksi Akan Bearish di Minggu Keempat Mei 2022

Ilustrasi pasar kripto bearish / Pixabay

Setelah mengalami tren bearish selama beberapa hari seiring dengan tragedi Terra (LUNA) dan Terra USD (UST), pergerakan harga kripto mulai lebih fluktuatif. Di tengah kondisi pasar yang dinilai sedang mengalami konsolidasi, ada lima aset kripto yang diprediksi akan memasuki atau melanjutkan tren bearish di minggu keempat Mei 2022.

Pada pantauan Coin Market Cap, Rabu, 18 Mei 2022 pukul 07.40 WIB, Bitcoin (BTC) sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar sempat memasuki zona hijau dan menyentuh level harga US$30.596 atau setara dengan Rp448,2 juta dalam asumsi kurs Rp14.651 perdolar Amerika Serikat (AS).

Akan tetapi, pada pukul 21.15 WIB, BTC kembali menurun dengan persentase 1,99% dan menempati posisi harga US$29.392 (Rp430,6 juta). Mayoritas aset-aset kripto di jajaran 100 besar pun menunjukkan tren menurun di jam yang sama meskipun pergerakannya terbilang tipis.

Menurut trader Tokocrypto Afid Sugiono, pelaku pasar saat ini tampaknya sudah mulai lebih percaya diri untuk kembali meramaikan pasar aset berisiko seperti kripto karena adanya pergerakan yang positif di pasar saham.

Nasdaq, pasar saham teknologi yang trennya kerap kali beriringan dengan pergerakan harga di pasar kripto, memang sedang menunjukkan pergerakan harga yang cukup positif. Pada 17 Mei 2022 pukul 16.00 WIB, index Nasdaq ditutup dengan kenaikan 2,76% atau penambahan 321,73 poin ke level 11.662,79.

Meski demikian, Afid mengatakan bahwa secara keseluruhan, pasar kripto di minggu ini kemungkinan tidak akan mengalami pergerakan harga yang signifikan.

"Mungkin tidak ada pergerakan signifikan alias masih stagnan atau konsolidasi, tapi beberapa punya potensi buat mengalami kenaikan," ujar Afid melalui keterangan tertulis, Rabu, 18 Mei 2022.

Dikatakan oleh Afid, saat ini pasar kripto sedang mengalami konsolidasi, yakni ketiga harga tengah meraba-raba pergerakan tren selanjutnya.

Di masa-masa konsolidasi ini, ada beberapa pelaku pasar yang memanfaatkan momentum dengan melakukan price action untuk mengangkat nilai-nilai aset kripto yang anjlok sejak awal Mei.

Sementara itu, ada sentimen positif yang dimunculkan dari kabar mengenai Terra yang hendak memulihkan nilai LUNA. Salah satu upaya yang dilakukan Terra adalah melakukan hard fork tanpa mengikutsertakan UST. Untuk diketahui, hard fork adalah kondisi ketika satuan kripto terbagi menjadi dua dan menghasilkan kode baru yang tidak kompatibel dengan kode yang lama.

Di tengah kondisi pasar yang sedang mengalami konsolidasi, Afid memprediksi ada beberapa aset kripto yang akan memasuki fase bearish pada minggu keempat Mei 2022. Berikut rinciannya:

1. Beta Finance (BETA)

Beta Finance adalah platform pinjam-meminjam aset kripto dan decentralized finance (DeFi). Meskipun Beta Finance dikenal sebagai platform dengan kripto yang cukup menjanjikan, namun trader Afid menilai bahwa BETA kemungkinan besar akan memasuki tren bearish.

"Walaupun dari analisis teknikal terlihat saat ini BETA tengah reli, tapi kemungkinan akan bearish. Penurunan harga akan terjadi secara bertahap dari harga puncak saat ini US$0,13 (Rp1.904) ke US$0,12 (Rp1.758) dan bisa anjlok ke US$0,07 (Rp1.025) atau sekitar 35% selama beberapa hari ke depan," papar Afid.

Saat ini, BETA berada di peringkat ke-425 dengan kapitalisasi pasar US$46,01 juta (Rp674,09 miliar) dan berada di posisi harga US$0,1145 (Rp1.677).

2. JasmyCoin (JASMY)

JASMY adalah token kripto dari jaringan Jasmy, sebuah platform Internet of Things (IoT) yang dirancang untuk mengembangkan infrastruktur untuk penggunaan data secara aman bagi siapapun. Token digunakan untuk membayar penyimpanan data dan jenis layanan serupa lainnya.

"JASMY bisa terus turun hingga harga US$0,011 (Rp161) dari US$0,015 (Rp219,7) atau turun 22% dalam beberapa hari ke depan. Walaupun sempat rebound, JASMY belum mendapatkan sentimen positif yang membuatnya naik," ungkap Afid.

JASMY saat ini berada di peringkat ke-367 dengan kapitalisasi pasar US$59,35 juta (Rp869,53 miliar) dan menempati posisi harga US$0,0125 (Rp183,13).

3. Cortex (CTXC)

Cortex adalah infrastruktur blockchain yang bisa digunakan untuk pembuatan decentralized app (DApp) dengan dukungan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Dilihat dari kacamata analisis teknikal, CTXC diprediksi Afid tengah mengalami overbought setelah mengalami kenaikan harga selama beberapa hari terakhir.

"CTXC dari analisis teknikalnya sudah overbought. Kemungkinan besar akan alami penurunan 16% dari level support-nya saat ini US$0,13 (Rp1.904) ke US$0,11 (Rp1.611)," papar Afid.

Saat ini, CTXC menempati peringkat ke-565 dengan kapitalisasi pasar US$26,01 juta (Rp381,07 miliar) dan menduduki posisi harga US$0,13 (Rp1.904).

4. Frontier (FRONT)

Frontier adalah platform agregasi decentralized finance (DeFi) rantai-agnostik. Pengguna bisa berpartisipasi dalam pelacakan dan manajemen protokol, staking, token swap, penyediaan likuiditas, dan sebagainya dengan menggunakan kripto FRONT sebagai mediumnya.

"Dari analisis teknikal, terlihat saat ini FRONT kemungkinan akan bearish. Penurunan harga akan terjadi dari harga saat ini US$0,27 (Rp3.955) ke US$0,21 (Rp3.076) atau sekitar 21% selama beberapa hari ke depan," papar Afid.

Saat ini, FRONT menempati peringkat ke-584 dengan kapitalisasi pasar US$23,6 juta (Rp345,76 miliar) dan menduduki posisi harga US$0,2618 (Rp3.835).

5. IDEX (IDEX)

IDEX diperikenalkan sebagai decentralized exchange (DEX) likuiditas hibdrida pertama yang menggabungkan model buku pesanan dengan pembuat pasar otomatis.

"IDEX sudah overbought dengan kenaikan harga yang sangat signifikan dalam waktu yang cepat. Alhasil, harganya akan alami koreksi. Penurunan bisa terjadi sekitar 29% dari harga puncaknya US$0,112 (Rp1.640) ke US$0,08 (Rp1.172)," kata Afid.

Saat ini, IDEX berada di peringkat ke-333 dengan kapitalisasi pasar US$67,76 juta (Rp992,75 miliar) dan menduduki posisi harga US$0,1041 (Rp1.525).  (TrenAsia.com)

Editor: Redaksi
Bagikan

Related Stories