GAYA HIDUP
Ini Penjelasan soal Penyebab Deja Vu
Pernahkah Anda berjalan di suatu tempat dan merasa sangat familiar dengan tempat dan perasaan yang Anda rasakan, padahal Anda yakin tidak pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya. Inilah yang disebut deja vu. Ketika mengalami deja vu Anda mungkin saja merasa tidak nyaman dan ketakutan.
Dilansir dari laman website scientific american, ilmuwan berpendapat bahwa deja vu terjadi ketika sistem memori otak bekerja dengan sedikit tidak teratur. Akira Robert O'Connor, seorang psikolog kognitif di Universitas St. Andrews di Skotlandia, yang meneliti tentang deja vu mengungkapkan bahwa deja vu terjadi ketika bagian otak yang berfungsi untuk mengenali situasi yang familiar diaktifkan secara tidak tepat.
Lalu bagian otak Anda yang lain akan mengecek perasaan familiar ini dengan pengalaman di masa lalu. Ketika tidak ada kecocokan yang ditemukan, Anda akan merasa tidak nyaman karena Anda yakin belum pernah mengalami situasinya tetapi Anda merasa begitu familiar.
Perasaan tidak nyaman ini adalah wujud Anda yang mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Yaitu ketika Anda mengetahui bahwa pengalaman yang Anda rasakan tidak cocok dengan pengalaman apapun di masa lalu Anda.
- Mendag Zulhas Minta Bulog Gencar Operasi Pasar
- Padang Bergoro III: Semen Padang Betonisasi Jalan Gaduik Ketek Limau Manis Selatan
- Ini Analisis Saham Bank Mandiri (BMRI) Usai Klaim Cetak Laba Rp41,2 Triliun
Hal ini berbeda dengan beberapa orang yang menderita demensia. Mereka tidak merasakan hal-hal diatas adalah sebuah kesalahan dan mereka begitu yakin dengan memori dan perasaan mereka. Dalam kasus ini, kita dapat menemukan orang dengan gangguan demensia yang mengeluh karena merasa setiap acara di televisi adalah tayangan ulang dan menolak mengunjungi dokter karena merasa telah melakukannya sebelumnya.
Seorang filsuf Perancis bernama Emile Boirac juga mengungkapkan pendapatnya tentang deja vu, menurutnya deja vu mungkin terjadi karena residu dari persepsi akan kejadian yang telah lama terjadi. Residu inilah yang memunculkan perasaan familiar.
Penelitian yang dilakukan oleh Anne Cleary, seorang psikolog kognitif dari Universitas Colorado menghasilkan bahwa melihat pemandangan yang mirip menyebabkan perasaan deja vu. Namun, dalam kasus deja vu spontan lobus temporalis yang berfungsi pada ingatan kejadian familiar bisa juga memainkan peran tanpa alasan tertentu sehingga Anda akan merasakan deja vu. (TrenAsia.com)