Saham Tesla Milik Elon Musk Melejit 44 Persen

Ilustrasi pabrik Tesla. (The Verge)

Harga saham Tesla tampaknya tengah berada di jalur yang tepat pada Januari 2023. Setelah mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir, saham Tesla dilaporkan naik lebih dari 44% ke level US$177,90 pada penutupan pekan ini.

Menutip Insider Selasa, 30 Januari 2023, reli saham Tesla diprediksi firma Revinitiv bakal berlangsung selama dua hari.

Sebelumnya diketahui, Saham Tesla Anjlok 64% sepanjang 2022 lantaran meningkatnya suku bunga serta aksi akuisisi Twitter yang tergolong kacau.

Namun memasuki 2023, saham produsen mobil listrik ini terpantau naik lantaran peningkatan sentimen investor yang luas dan laporan pendapatan kuartal keempat yang lebih baik dari perkiraan dari produsen mobil tersebut.

Tambahan informasi, rebound Tesla bertepatan dengan reli untuk indeks benchmark dengan S&P 500 naik 6% dan Nasdaq Composite yang padat teknologi naik 11% tahun ini.

Hal itu terjadi setelah  investor mulai mengantisipasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga di beberapa titik di tahun 2023.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, bank sentral menaikkan biaya pinjaman dari hampir nol menjadi 4,5% selama setahun terakhir dalam upaya untuk melawan inflasi. Inilah yang kemudian membebani saham dengan menurunkan arus kas masa depan yang merupakan bagian dari valuasi mereka.

Saat ini, pada trader berharap The Fed mulai memangkas bunga pada akhir tahun sehingga bisa mendukung saham dan menghentikan ekonomi AS tergelincir ke dalam resesi.

Laporan Kuartal Akhir Positif

Selain penurunan suku bunga, naiknya saham Tesla turut didukung oleh laporan pendapatan kuartal keempat yang kuat.

Pada laporan kuartalan, pabrikan EV mencatat laba per saham US$1,19 untuk tiga bulan yang berakhir 31 Desember.

Pendapatan Tesla juga tumbuh 37% tahun-ke-tahun menjadi US$24,3 miliar atau kisaran Rp364 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS). Angka ini mengalahkan target analis US$24,1 miliar atau sekitar Rp361 triliun. 

Ini sekaligus menunjukkan kepada pemegang saham bahwa pemotongan harga yang agresif baru-baru ini telah membantu menghidupkan kembali permintaan yang goyah.

Tahhun ini, Tesla juga mendapat manfaat dari China yang mencabut kebijakan penguncian nol-COVID yang keras. Artinya, saat ini Tesla dapat meningkatkan kembali produksi di pabrik China. (TrenAsia.com)

Editor: Egi Caniago
Bagikan

Related Stories