Nasional
Sering Cemas Soal Uang? Bisa Jadi Anda Mengalami Financial Paralysis
JAKARTA - Pernahkah atau seringkah Anda merasa cemas bahkan tidak bisa bergerak maju saat memikirkan soal uang? Jika iya, Anda sebetulnya tidak sendirian.
Banyak orang yang merasa terjebak saat harus mengambil keputusan soal keuangan. Perasaan ini dikenal sebagai financial paralysis atau kelumpuhan finansial. Berikut penjelasannya.
- 10 Negara dengan Cadangan Emas Tertinggi 2025, Amerika Serikat Paling Banyak!
- Begini Cara Menilai Harga Wajar Saham agar Tak Rugi, Hati-hati!
- BRI Rayakan Hari Tani Nasional dengan Perkuat Dukungan untuk Sektor Pertanian
Apa Itu Financial Paralysis atau Kelumpuhan Finansial?
Seperti yang dilansir dari Investopedia, financial paralysis atau kelumpuhan finansial adalah suatu perasaan terjebak atau tidak berdaya dalam mengelola keuangan. Perasaan yang muncul bisa jadi seperti rasa takut, cemas, atau dorongan untuk menghindar yang begitu kuat. Hal itu sebetulnya bisa menghalangi kita untuk membuat keputusan yang bijak tentang uang, bahkan ketika kita tahu apa yang harus dilakukan.
Dampak financial paralysis bisa memengaruhi banyak hal, seperti menghindari membayar tagihan. Jika hal ini dibiarkan, maka akan muncul masalah yang semakin besar, seperti tidak siap menghadapi keadaan darurat, utang jadi bertumpuk, bahkan merusak hubungan pribadi hingga merembet ke relasi dengan teman, keluarga, bahkan rekan kerja.
Dalam kasus yang lebih serius, kelumpuhan finansial atau financial paralysis bisa memicu perilaku impulsif, seperti belanja berlebihan, berjudi, bahkan menimbun barang.
Alasan Terjadinya Financial Paralysis atau Kelumpuhan Finansial
Kelumpuhan finansial atau financial paralysis bisa dialami oleh siapa saja, tanpa peduli seberapa banyak uang yang dimiliki atau seberapa paham orang tersebut tentang literasi keuangan.
Financial paralysis sebetulnya lebih terkait dengan sisi emosional akan uang, bukan sekadar kurangnya keterampilan atau pengetahuan finansial. Perasaan ini bisa karena trauma keuangan, misalnya dulu pernah tumbuh dalam kondisi serba kekurangan, mengalami konflik keluarga karena uang, sempat bangkrut, atau kehilangan pekerjaan.
Financial paralysis bisa muncul ketika seseorang merasa kewalahan oleh banyaknya informasi keuangan atau banyaknya keputusan finansial yang harus dibuat.
Cara Mengatasi Financial Paralysis atau Kelumpuhan Finansial
Ubah Pola Pikir
Hentikan kebiasaan Anda yang sering mengkritik diri sendiri. Cobalah untuk mengulik masalah keuangan Anda dengan rasa ingin tahu dan untuk menyayangi diri sendiri.
Mulai dari Masalah Terbesar
Coba fokus ke masalah keuangan yang paling membuat Anda cemas, contohnya seperti mengatasi tagihan, membuat anggaran, atau merencanakan tabungan pensiun.
Meski begitu, tetaplah untuk menangani masalah tersebut satu per satu, jangan semuanya sekaligus.
Gunakan Strategi yang Lebih Sederhana
Coba sistem baru, contohnya dengan membayar tagihan atau menabung secara otomatis. Anda juga bisa menghapus hal-hal yang memicu pemborosan, seperti unsubscribe promo, atau hapus aplikasi e-commerce.
Praktikkan di Kehidupan Sehari-hari
Bayar kebutuhan pokok Anda segera setelah gajian. Atur cicilan tagihan jika tagihan Anda tidak bisa langsung lunas. Anda juga bisa menyisihkan tabungan Anda secara otomatis.
- Pemerintah Percayakan Rp55 Triliun ke BRI untuk Dorong UMKM dan Program Strategis
- Menguak Solidaritas Anak Muda Dukung Pekerja SPBU Swasta yang Terancam PHK
- Kenali Fenomena Job Hugging: Ketika Pekerja Muda Pilih Bertahan Meski Tak Betah
Itu tadi penjelasan mengenai financial paralysis dan cara mengatasinya.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh pada 25 Sep 2025